Zi mengerjapkan matanya, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Kepalanya terasa pusing, badannya tak bisa digerakkan. Dan benar saja, dirinya terikat di kursi dengan mulutnya yang dilakban.
Sudah ditebak. Jika dia DICULIK!!!
Tapi Zi tetap tenang. Toh juga ada Allah yang melindunginya. Lagipula keluarganya juga pasti akan mencarinya dan khawatir, apalagi suami tercintanya.
Ah, rasanya Zi ingin memeluk Fatih sekarang, walaupun keadaan sekarang tak memungkinkan.
Zi kembali memejamkan matanya, berpura-pura pingsan saat mendengar suara langkah kaki segerombolan orang yang datang.
Benar tebakannya. Pintu di dobrak dengan dengan keras sampai Zi menjerit dalam hati.
"Kampret emang tuh orang. Awas aja lu pada!!"
"Siram dia."
Mendengar itu, Zi membuka matanya perlahan-lahan seperti orang yang bangun dari pingsannya. Jika dia tidak membuka mata, pasti dia akan di siram. No, no. Dia tidak mau itu.
"Akh!" Jeritnya saat lakban di mulutnya ditarik begitu saja. SAKIT WOY!!
Zi kembali meringis. Dagunya di cengkram begitu kuat sampai dagunya berdarah. Rasanya Zi ingin menangis sekarang juga di pelukan Fatih.
"Tante siapa?"
Tia menyeringai. "Aku, malaikat maut mu."
Alis Zi bertaut. "Sejak kapan malaikat Izrail punya asisten kek Tante?" Tanyanya heran.
Tia menggeram marah. Ternyata perempuan didepannya ini tidak takut sama sekali.
"Terserah kalian ingin apakan dia."
Setelah itu, Tia pergi entah kemana. Wanita itu tak memperdulikan lagi jika Zi masih hidup atau tidak setelah berada di tangan bawahannya.
Sedangkan di sisi lain
"Gimana bisa Chyra sampe diculi?!"
Semua diam. Tidak ada yang berani menjawab karena raut wajah Chiko yang sangat menyeramkan.
Hari ini ia berniat mengunjungi adiknya karena ingin memberitahu jika dirinya memenangkan Olimpiade, tapi saat sampai disini dia malah mendengar adiknya diculik.
Tatapannya beralih kepada Fatih.
Bugh
"Chiko!"
Mira menahan Chiko yang akan menonjok Fatih kembali.
"Kontrol emosi lo, Chiko." Bisik Mira.
Chiko tak mengidahkan bisikan Mira. Pemuda berusia 18 tahun itu menatap Fatih marah.
"Lo suaminya, kenapa gak becus jagain Chyra, ha?!!"
Bug
Chiko meringis saat kepalanya dipukul oleh Mira dengan tas Hermes milik gadis itu.
"Sakit, Siti." Ucapnya menatap Mira kesal.
"Ya elu, udah dibilangin kontrol emosi malah mukulin anak orang. Lagian ini bukan salah dia." Jawab Mira sengit.
Chiko sedikit memajukan wajahnya ke telinga Mira. "Biar kayak di pilem-pilem gitu, dramatis." Bisiknya yang hanya bisa di dengar Mira.
Mira yang mendengar itu ingin sekali membenturkan pelan kepala sepupunya yang tampan ini ke tembok.
"Sabar Mira, orang sabar jodohnya Zayn Malik." Batin Mira.
Tidak Zi tidak Chiko sama-sama membuatnya harus menyetok kesabaran ekstra.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD & SENGKLEK GUS (END)
Novela JuvenilKomedi - romance (Saran aja, baca GUS & NING dulu biar tahu alurnya) Seorang gadis kota harus masuk Pesantren di keluarga Fatih karena perintah orangtuanya. Baru saja menginjakkan kakinya disana, gadis itu bertemu dengan Fatih. Fatih yang tak senga...