"Gar, kamu kenapa bengong gitu!" gertak Aletta pada Gara yang bermalas-malasan di tempatnya.
Gara memusatkan pandangannya pada aletta, "capek Al, gue balik duluan ya?" keluhnya.
Aletta menggelengkan kepalanya keras,
"enggak! gak boleh pokoknya!" tolaknya tegas.
Gara menghembuskan nafasnya kasar,
"baru tau gue, jualan nasi goreng malem-malem ternyata banyak orang yang beli.""ini juga lagi, orang yang beli gimana sih! Gak sepi-sepi!" masih dengan raut sebalnya bisa-bisanya Gara asal berucap!
Perkataan Gara membuat Aletta menginjak kaki lelaki itu kencang.
"aw!!" rintihnya kesakitan.
"apaan sih?!"
"kamu tuh! Bukannya bersyukur dagangan saya rame malah berdo'a supaya dagangan saya sepi!" marah Aletta.
"siapa yang ngedo'ain sih? Fitnah lo!" tuduh Gara.
"tadi kamu bilang apa, hah? Sama aja itu ngedo'ain namanya!"
"mana ada sih, gue kan cuman bilang—"
"WOY GARA!"
Aletta dan Gara sontak menoleh kompak pada sumber suara.
"Fadhil?" beo Gara.
Fadhil berjalan menghampiri gara, "ngapain lo disini?" tanyanya kebingungan.
Gara memutar bola matanya malas sambil sibuk membantu Aletta,
"sia teu nempo aing keur naon?"
(lo nggak liat gue lagi ngapain?)
Fadhil tertawa pelan, "santai we atuh, kalem."
"Al, nasi goreng yang nggak pedes 2 ya. Kayak biasa!" Ucap Fadhil pada Aletta.
Aletta mengangguk antusias, Fadhil ini salah satu pelanggan setianya.
Aletta mengacungkan kedua jempolnya, "siap bang!"
"lah? lo kenal Aletta?"
Fadhil memutar pandangannya ke arah Gara, "iya, langganan disini udah lama." Jawabnya.
Gara hanya membulatkan mulutnya saja, setelah itu pandangannya terhenti pada Aletta dimana gadis itu sedang sibuk membungkus pesanan fadhil.
"manis," ucapnya tanpa sadar. Sialnya perkataan Gara tadi di dengar jelas oleh Fadhil.
"gebet atuh, keburu nanti udah taken." Ucap Fadhil seraya tertawa.
Gara tersadar dari lamunannya,
"eh?"
"Nggak sadar tadi elah!" elak Gara ia mengusap kasar wajahnya.
Kenapa jadi mikirin si Aletta gini?
***
"GARA!!"
Teriakan terdengar bersautan di koridor sekolah dimana pak kumis atau yang di sebut pak mamat meneriaki nama gara kencang.
"AYO VAN BURUAN!"
"CELANA GUE MELOROT!" disana, devan sama paniknya dengan Gara, Dikira nggak panik di kejar si kumis ini.
"DEVAN!!"
Beda dengan gara justru devan mendapat teriakan dadakan dari Pak Sumar guru ips 3.
"modar aing!"
(mati gue!)
"SINI KAMU!"
Terpaksa Devan kembali ke ruang guru, ini nyari mati namanya!
"apa pak?"
"APA APA! IKUT SAYA SINI!" pak sumar menarik kuping devan membuat sang empu memekik kesakitan.
Tadi selepas acara pengumuman di lapangan, Gara beserta antek-anteknya kabur melalui barisan paling belakang, alhasil setelah acara selesai mereka di uber-uber dengan guru killer di sekolah.
Gara masih melirik dimana Devan yang di jewer oleh pak sumar, guru berbadan botak dan juga sedikit besar.
"bingung gue, orang tua kalo udah tua kenapa makin jelek!" Gara menggelengkan kepalanya heran, ia mengusap wajahnya sebentar masih mengawasi tempat persembunyiannya dibalik pilar besi.
"KAMU?!"
Teriakan dari arah belakangnya membuat tubuh Gara melonjak kaget, buset ngagetin aje!
"NYINGSIEUNAN WAE MANEH!"
(nakutin aja lo!)Tubuh gadis di belakangnya sama kagetnya karna teriakan dadakan milik gara.
"kamu ngapain disini?!" ia setengah berteriak membuat siswa/siswi yang dekat di sekitarnya menoleh bersamaan.
"sttt!" tubuh Aletta, Gara sembunyikan di balik pilar sebelahnya, mulutnya komat-kamit bersiap untuk memaki gadis di hadapannya ini.
"cicing naha sih?! Berisik. gue lagi di uber-uber zombie sekolah nih!" ucap Gara setengah berbisik pada Aletta.
(diam kenapa sih?!)
"kamu teh ngapain atuh disini?"
Gara menepuk pelan jidatnya, stress dadakan inimah!
"gue lagi nyumpet dari si kumis," ucap Gara setengah greget.
"kumis siapa?"
"PAK MAMAT!" Gara bukan orang yang bisa menahan sabar, kadang-kadang anaknya juga emosian.
"HAH? IH KAMU DOSA SEBUT PAK MAMAT KUMIS GAR! NANTI DI AKHIRAT DI SIKSA LOH! GAK SOPAN ITU NAMANYA!"
Teriakan membahana dari Aletta membuat Gara jingkrak-jingkrak, bukannya malah senang ia menahan emosi yang bergejolak.
"haduh Aletta, kenapa lo teriak sih?!" pekik Gara tertahan.
Setelahnya Aletta membungkam mulutnya dengan satu tangannya, ia keceplosan!
"GARA, ALETTA!"
Ruang Bimbingan Konseling (BK)
"bapak mah udah angkat tangan sekarang!" Pak Mamat mengangkat kedua tangannya di atas kepala, menyerah dengan kelakuan ajaib murid-murid yang mempesonanya ini.
"kita nggak lagi main polisi maling pak!" cetus Gara.
Pak mamat menyalurkan kekesalannya dengan menjabak rambut cepaknya.
"kamu?! Aduh, capek saya sama tingkah kamu, Gar. pindah sekolah aja deh ya?" tawar pak mamat.
"enak aja! Bentar lagi lulus gini di suruh pindah sekolah, lagian nih ya pak. Jarang-jarang ada murid modelan saya. anaknya baik, suka bayar infak 10 ribu, mana mah pinter lagi!"
"PINTER BOLOS!"
Terakhir Gara menyengir lalu menjentikkan jarinya, "100 persen buat anda semua!"
"kamu lagi Aletta! Murid beasiswa kok bolos-bolos gini sih!" ujar Pak Mamat berkacak pinggang.
Aletta mendongak takut-takut melihat wajah pak mamat.
"Gara-gara dia pak!" Ucapnya pelan.
Gara melotot di tempat mendengarnya, oh cewek ini memang modelan anak Cepu sepertinya.
"Astagfirullah Al, gak boleh bohong lo! masa gue mulu sih di salahin!" Gara menatap tak percaya ke arah Aletta,
Akting nih akting!
"yang bohong itu kamu!" balas Aletta tak takut sekalipun pada pelototan yang di berikan oleh Gara tadi saat dirinya hendak membuka suara.
"Gara, Aletta?!"
"hadir!" Gara mengangkat lima jarinya saat pak mamat memanggil namanya.
"ikut saya kalian!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Teen FictionDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...