30. TIDAK MENGERTI

127 6 0
                                    

“jadi lo punya masalah apa sebenernya?” tanya satu temannya.

“gue nggak tau, sama sekali nggak nyadar malahan gue punya masalah apa sama dia.”

“tapi makin hari dia makin suka ngejauhin lo?”

Gara mengangguk atas pertanyaan yang diajukan oleh temannya.

“aneh, gue selalu nggak ngerti permasalahan cewek.” Devan menerawang dalam fikirannya.

“apalagi gue,” keluh gara.

Bagas menggaruk rambutnya yang tak gatal, ikut memikirkan apa yang menjadi masalah gara malam ini.

“atau nggak, dia punya masalah sendiri kali,” sahut bagas.

Gara mengedikkan bahunya tanda tidak tahu, rasanya meminta saran kepada teman-temannya tidak kunjung menemukan solusi.

“lost kontak berapa hari sih?” tanya fadhil seraya menghisap kuat rokok di genggamannya.

“1 minggu kalau di itung sekarang.” Jawab gara.

“namanya juga cewek, aletta butuh waktu sendiri kali,” ujar devan.

Lelaki itu tidak mengerti dengan sikap kekasihnya yang kadang berubah-ubah, kadang ilang, kadang muncul lagi. Gara menghela nafasnya pelan, mungkin benar apa yang dibilang devan bahwa aletta butuh waktu sendiri. Setidaknya untuk beberapa saat saja hubungan mereka seperti ini.

“eh savira..”

Bagas menyambut teman-teman yang baru saja datang di cafe milik fadhil.

“apaan lo?!” savira menatap tajam bagas, kadang savira tidak suka dengan cara bagas menyambutnya yang di tatap dengan gerlingan menggoda dari kawan-kawan lelaki itu.

“mata lo gas, gue tabok ancur muka lo!” celetuk jian tajam yang berada di samping gadis itu selalu.

“elah, makannya itu tutupin. Emang modelnya begitu apa?” bagas heran dengan gaya fashion anak muda sekarang, kadang pula ia suka berkomentar tentang teman-teman ceweknya yang suka memakai baju yang kepalang ribet di nilainya, apalagi yang kurang bahan.

“lo-nya aja yang kudet, gue cuman pake pake jeans sama tanktop doang juga.” Jawab savira santai.

“makannya kata aku pake jaket yang ada di mobil aja.” Gerutu jian pada gadisnya.
Sedang mereka yang tidak ikut kedalam obrolan pasangan itu hanya diam memperhatikan saja.

“gerah, jaket varsity-nya juga bukan punya kamu ah,”

“kenapa emang kalau bukan punya aku?” tanya jian heran, ia suka lupa terkadang dengan kebiasaan savira yang anti dengan barang-barang pinjaman. Kecuali jika barang itu miliknya baru gadis itu bersedia memakainya.

“ish, pikun! Aku nggak mau pake punya orang..” gerutu savira pada jian.

“iya enggak, lagian itu jaketnya punya si gara ini.”

Sedetik kemudian mata savira berotasi 45°, menatap orang yang menjadi pembicaraan pacarnya tadi.

Dan benar saja, gara menatap savira dengan tatapan yang tak biasa.

Ia dirundung keresahan jadinya, takut jika gara memberitahu kejadian tempo hari lalu karena kesalahpahaman.

***

“dia masih belum ngehubungin lo?” tanya fadhil pada gara yang sibuk melihat ponsel, tepatnya sibuk membaca room chat antara dirinya dan juga aletta.

“lo gabut banget anjir,” bagas tertawa saat melihat tingkah gara yang menurutnya aneh.

“bola, yuk!” ajak fadhil pada ketiganya.

ALGARA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang