17. CINTA YA?

167 7 0
                                    

Aletta merenung di dalam kamarnya seorang diri, kejadian sore tadi membuatnya kembali memikirkan arti..

Cinta.

Cinta ya? Aletta tak pernah ingin tau arti semua itu. Dunianya yang sudah nyaman malah dipertemukan dengan seorang lelaki yang sangat annoying menurutnya.

“aletta kamu udah kenal cinta ya?” ucapnya pada dirinya sendiri, ia kembali menatap pantulan dirinya di depan kaca, mulai melampiaskan semua kata-kata yang ia ingin sampaikan pada semua orang, tetapi memilih untuk memendamnya sendiri.

“tapi kenapa setiap aku ada di deket dia jadi kayak seneng gitu ya?”

Aletta segera menyangkalnya bahwa ia sempat berfikiran itu salah satu awalnya jatuh cinta, apa iya awalnya seperti itu?

Setahu aletta dulu, saat ia tak sengaja membaca artikel tentang cinta di google, arti cinta itu katanya seperti menyayangi seseorang dengan sepenuhnya, rasa suka, dan rasa ingin melindungi lebih. Apa iya benar? Tapi aletta rasa ia mulai merasakan rasa suka saja. Lagipula rasa suka kan normal, itupun pasti timbul di diri semua orang.

Banyak orang juga yang bingung dengan arti kata satu itu karena ya memang cinta sungguh membingungkan katanya dan juga rumit, itulah yang akhirnya aletta simpulkan sendiri mengenai cinta.

Kadang pula aletta berfikir kenapa harus ada rasa suka, lalu sayang, dan ingin memiliki sepenuhnya? Memang ya yang namanya cinta pasti artinya sangat luas, ia memilih untuk tidak memikirkan arti yang sebenarnya.

Dering ponsel menyentakkan aletta dari lamunannya.

Gara.

Nama itu yang tertera di notifikasi utama ponsel milik aletta.

Udah tidur?

Belum

Kenapa?

Kenapa apanya?

Kenapa belum tidur

Udah mau jam 11 malam

Biasa juga tidur di atas jam 12

Sekarang jangan dibiasakan gitu aletta

Gak baik

Di usahakan

Harus

Gak janji

Aletta..

Ya?

Sorry

Untuk apa?

Udah nekat mencintai lo

Jangan ragu sama gue ya

Gue bakal tanggung jawab seandainya lo juga punya perasaan yang sama kaya gue

Percakapan yang sensitive, dan aletta memilih tak membalasnya.

Rasa ragu mulai menghampirinya, ia takut. Takut merasakan bagaimana senang dan sakitnya jatuh cinta.

Dan siapkah ia menerima gara untuk menjadi cinta pertamanya?

Cukup aneh menurut pemikiran aletta, mengapa laki-laki sangat mudah untuk jatuh cinta? Lebih jelasnya mengapa mereka sangat terburu-buru untuk membeberkan fakta bahwa meraka sedang jatuh cinta. Mungkin saja ada perempuan yang lebih dulu merasakan jatuh cinta, tapi berdasarkan pengalaman di sekelilingnya yang dimana di penuhi oleh laki-laki yang lebih dulu menyatakan perasaanya aletta rasa itu sudah cukup benar jika lelaki lebih dulu menyukai lawan jenisnya di bandingkan dengan perempuan.

Kembali dengan nada dering di ponselnya yang berisikan panggilan telfon dari seseorang.

Ya, siapa lagi jika bukan gara?

“halo?”

Kenapa gak bales pesannya?

“gak papa,”

Gue gak bisa tidur

“sama.”

Mau sleep call sama gue gak?

“temenin kamu tidur lewat telfon maksudnya?”

Iya, keberatan gak?

“gak, kenapa mau sleep call sama aku?”

Ya emang sama siapa lagi, kan lo pacar gue

“pura-pura.”

Hm, maksudnya pacar pura-pura

Gak mungkin juga gue minta umi buat kelonin gue supaya cepet tidur kan?

“ya, siapa tau kan?”

Ngomong sama lo gak ada abis-abisnya ya

“yaudah, cepet tidur!”

Masih mau denger suara lo

“setiap hari juga denger,”

Beda cerita kalau malam

Topik pembahasan keduanya selalu ada saja, dimana gara selalu menyebut aletta dengan sebutan ‘pacar’ membuat aletta tersenyum, antara senang dan juga cringe di saat bersamaan.

Aletta juga merutuki fikirannya yang selalu memuji gara romantis saat ini, oh apakah laki-laki jika malam hari berubah romantis ya? Gila, aletta kembali merutuki pemikiran asalnya.

“eh, udah tidur?”

Suara deru nafas teratur di sebrang sana menjadi suara yang ingin aletta dengar setiap harinya, ia melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari, pantas saja.

Bahkan aletta tak menghitung berapa lamanya mereka bertukar cerita sampai-sampai tak menyadari waktu yang sudah lewat.

Sebelum sambungan telfon berakhir aletta menyempatkan mengucapkan selamat malam pada gara.

“good night, gara.”

Sayup-sayup disana gara bermimpi bahwa aletta mengucapkan selamat malam kepadanya, dalam tidurnya gara tersenyum manis mengingat hal itu.

Good night too, aletta.

***

ALGARA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang