Apa yang sebenarnya mereka harapkan dari masa lalu?
Rasanya banyak, banyak hal yang mereka harapkan dari masa lalu.
Gara sendiri merasa masa lalu itu terlalu banyak kenangan yang sulit untuk di lupakannya hingga sampai saat ini. Tapi untunglah itu hanya sekedar masa lalu, karena jika itu adalah masa depan akan sulit untuk di rubahnya kembali. Sama seperti saat ini, kejadian masa lalu bersama pacarnya— aletta prameswari hanyalah sebuah kenangan nyata saat mereka masih menginjak masa putih abu-abu.
Dan masa depan, tidak ada yang tahu. Harapan yang mereka harapkan itu ada di kehidupan lama, karena sekarang mereka— gara dan juga aletta sudah memiliki kehidupan masing-masing.
Dan, semoga dari mereka hidupnya ada yang merasa bahagia.
Kalau gara mengingat masa lalu…mereka berdua, apa tak apa? Maksudnya, tidak apa kan membuka masa lalu yang isinya hanya kenangan manis saja di dalamnya?
Gara hanya ingin mengenang putaran masa lalu mereka, itu saja.
***
Aletta lupa entah keberapa kalinya ia ikut membolos bersama gara di belakang warjok dekat sekolah. Gara tau aletta adalah siswi cerdas di sekolahnya, sangat beruntung rasanya saat gara mendapatkan aletta yang nyatanya adalah siswi berkelas di sekolahnya.
Pertemanan gadis itu langka, ya langka. Aletta bergaul bersama teman-teman yang memiliki otak yang sama dengannya, gadis itu pandai memilih partner dan support system di hidupnya. Tapi, kenapa harus gara yang menjadi pacar seorang siswi kebanggaan sekolah itu?
Gara kurang percaya diri, ia adalah siswa nakal di sekolahnya, aletta tentu tau itu. Beruntung gara bertemu dengan gadis seperti aletta yang tidak memandang image buruknya di sekolah.
“di sekolah itu bukan aku, al.”
Aletta semakin percaya, bahwa semua orang sama-sama memiliki dua kepribadian langka di hidupnya.
Gara si murid nakal incaran sekolah akan berubah 180 jika sudah bersama aletta.
Laki-laki itu akan sangat manja dan juga perhatian padanya, mereka jarang terlibat konflik dalam hubungannya.
Itu karena aletta maupun gara tidak ingin ada keributan besar ataupun kecil yang nantinya akan menghancurkan hubungan mereka.Aletta dan gara sama-sama memiliki keraguan satu sama lain awalnya, namun ragu itulah yang membuat keduanya terus menguatkan hubungan yang baru-baru ini di jalani oleh mereka.
Salah satunya memang harus mengalah, aletta maupun gara pernah ada di masa mereka harus mengatakan perasaan yang mengganjal di hati masing-masing.
Dan saat itu aletta yang memulainya. Dan mereka berusaha mencari solusi bagaimana cara menjalin hubungan yang terbuka dan jujur satu sama lain.
Aletta manusia sejuta gengsi, gara merasakan itu semua dalam diri pacarnya.
“gar, kalau kamu mau tau. Gengsi itu berdampak baik untuk aku.” Ucap aletta semasa itu.
“baik darimana?! Ujung-ujungnya yang kamu repotin siapa? ya aku!”
“udahlah al, aku tau kita belum jalan satu minggu hubungannya. Tapi apa salahnya terbuka satu sama lain? Kita coba dulu pacaran versi kita ya?”
“buat versi?” aletta terkikik di hadapannya.
“iya, yang tadinya kamu buat versi pacarannya ala kamu sendiri, dan akupun juga begitu. Lebih baik sekarang kita gabungin versi itu sama-sama. Jadi pacaran versi kita.”
“aku, kamu, kita?”
“iya!”
Aletta terkikik melihat wajah antusias gara di hadapannya.
“percaya nggak kalau aku belum pernah ngerasain yang namanya pacaran?”
Gara membenarkan tempat duduknya sebentar, matanya berotasi berusaha menebak apakah di zaman sekarang masih ada orang yang belum pernah merasakan yang namanya ‘pacaran’.
Agaknya mustahil untuk percaya dengan mudah perkataan yang terlontar dari mulut pacar barunya itu.
“cukup sulit di percaya ya..” lelaki itu mengusap bagian dagunya dengan gerakan pelan.
“yaudah nggak usah percaya.”
“ihhhh iyaa.. percaya!”
Benar saja, ternyata gara adalah salah satu dari sekian banyak laki-laki yang dinyatakan lulus mendekati aletta. Sampai saat ini, mereka berpacaran pun gara masih sedikit terkejut karena dari semua laki-laki yang mendekati aletta, kenapa gadis itu malah memilihnya?
***
“kenapa harus dia, gar?”
Gara diam membatu saat aislinn kembali membahas persolan masa lalunya. Ini salah, lelaki itu seharusnya bahagia dengan pilihannya. Tapi ternyata selama ini tidak seperti itu. Gara tidak bahagia bersama pilihanya yaitu aislinn.
“maaf.” Ia menunduk, menatap lantai kamar apartmentnya seraya memejamkan matanya.
Sehabis acara itu, gara dibuat resah melihat wajah perempuan lamanya yang malah datang bersama kekasih barunya.
Oh, apa mereka sudah benar-benar putus? Dia sendiri yang meninggalkan gara tanpa kejelasan, kenapa sampai saat ini lelaki itu tidak bisa membenci perempuan masa lalunya?
Dia yang meninggalkan luka paling banyak, seharusnya dia tahu rasanya ditinggalkan bagaimana rasanya.Gara berusaha untuk melupakannya, ia juga berusaha untuk mencari kebahagiannya tanpa orang itu yang menjadi alasannya. Setelah benar-benar lupa ternyata perempuan itu datang lagi, lebih tepatnya bertemu lagi dengan gara dalam keadaan ‘tidak sengaja.’
“kenapa nggak dari dulu kamu cerita kalau akhirnya kamu nggak bahagia sama aku?” perempuan yang berdiri di hadapannya menatap kosong punggung bergetar gara.
“aislinn, maaf. Aku benar-benar minta maaf.” lirih gara menjawab.
“no problem, aku yang harusnya minta maaf karena udah lancang gantiin posisi dia dari hidup kamu.” senyumnya nampak getir. Namun, aislinn tahu bagaimana keadaan gara saat ini.
Lebih baik mereka mengakhirinya secara baik-baik daripada harus terus di tutupi dan berujung toxic.
Gara tidak bisa berkata-kata, matanya memerah dengan sendirinya. Aislinn orang baik, gara terlalu takut untuk mengecewakan hatinya.
“aislin..” panggil gara, kepalanya mendongak menatap bola coklat matanya.
“you deserve better, gara.” ujarnya pelan dengan senyuman tenang yang 'dulu' paling gara sukai.
“aku percaya sama kamu, sekarang kamu cari kebahagian kamu yang sebenarnya, ya.”
“maaf kalau aku suka nyusahin kamu ini itu, maaf juga kalau aku punya salah atau suka buat kamu kesal sama tingkahku, maaf juga belum kasih kebahagian terbaik dalam hidup kamu.” lanjut aislinn.
Gara bergerak cepat memeluk tubuh aislinn, kali ini sangat erat dari biasanya ia lakukan pada perempuan di hadapannya.
“kamu nggak perlu minta maaf, aku yang salah disini. Maaf kalau aku selalu nutupin ini semua dari kamu, maaf karena belum kasih yang terbaik buat kamu. Terimakasih, aislinn. Terimakasih karena kamu, hidup aku terus berjalan, terimakasih karena kamu, aku jadi tahu alasan untuk bangkit lagi.”
Keduanya menangis seraya memeluk tubuh mereka satu sama lain. Akhir mereka memang tidak bahagia. Namun bagi si perempuan— aislinn, gara pantas menemukan kebahagiannya walau bukan dirinya yang dia inginkan.
Dan bagi si laki-laki— gara. Aislinn adalah salah satu alasannya untuk terus hidup dalam kerasnya dunia, aislinn menjadi penyemangat utamanya dalam kehidupan gara. Aislinn orang paling baik yang singgah dalam kehidupan baru seorang gara.
Ada banyak alasan mengapa orang baik tidak bisa bersama dengan pria yang mereka inginkan. Dan, aislinn merasakan hal itu. Alasan lelaki itu boleh terima, lebih baik begini daripada harus merahasiakan kebohongan besar karena ternyata lelaki itu tidak bisa bahagia bersama dirinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Teen FictionDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...