"rapot gue pasti banyak catetan dari si kumis nih!" gerutu gara saat ia sedang menjalankan hukumannya.
"makannya jadi orang jangan bandel!" cetus seseorang yang berada di sebelahnya.
gara sontak menoleh ke arah samping, ia menunjuk aletta dengan sapu lidi di genggamannya.
"heh! Ini semua gara-gara elo ya! Kalau lo diem gue gak akan berakhir nyapu halaman segede GBK gini!" sewot gara.
Aletta mendelik tak suka pada gara, "cih, berlebihan."
"lagian, jadi cowok kok cerewet banget! Mana ada yang mau sama kamu kalau gitu." Seru aletta santai, ia kembali menyapu halaman sekolah tanpa melihat gara yang sudah melotot di tempat.
"awas aja lo, lo bakal klepek-klepek ntar sama gue!" ujar gara pada aletta.
Aletta mengibaskan rambut setengah bahunya kebelakang, "cih, kalau saya suka sama kamu, saya berani cium muka bang fadhil selama 2 jam!" ucapnya.
gara terkejut di tempat, apa katanya?
Cium fadhil? Si muka datar gitu emang mau di cium sama ni cewek?
Gila, si aletta udah gila!
"hahah, cium?! Yang ada si fadhil kabur duluan gara-gara liat lo baru monyong!" gara masih tertawa di tempatnya, memegang perutnya yang sakit akibat perkataan polos aletta tadi.
"lagian nih ya, masih cakepan gue kemana-mana di banding fadhil mah!"
"pake mau cium 2 jam lagi, apa gak kebas ntar mulut lo pas monyong-monyong?!" gara kembali meledek aletta.
Aletta menatap sebal lelaki yang berstatus abang kelasnya ini, "kamu sebenernya cewek apa cowok sih? Ngeselin banget."
Aletta sangat kesal dengan sikap gara di hadapannya ini. ia tak suka dengan lelaki cerewet.
"dih, make ngatain gue segala lagi lo! Emang bener-bener ya ni cewek satu-"
Aletta maju selangkah, menggulung seragam pendeknya seraya menatap nyalang cowok songong di hadapannya.
"APA?!"
gara kaget mendengar teriakan cempreng milik aletta, ia kira aletta awalnya gadis polos yang berasal dari kampung. ternyata dia tak boleh di ragukan juga. berani-beraninya neriakin cowok keren di sekolah ini!
"LO-"
"kenapa?!"
"GARA ALETTA!!"
Keduanya menoleh kompak ke sumber suara dimana pak mamat sedang membawa toa khusus meneriaki nama mereka berdua.
"PAK MAMAT!"
"KUMIS?!"
Warjok 11.50
"sial sial, hari gue bener-bener sial!" gara nyerocos sepanjang waktu membuat atensi semua temannya mengarah pada gara seorang.
"naon sih? Gandeng wae titadi!" seru bagas.
(apa sih? Berisik mulu dari tadi!)
gara menjatuhkan kepalanya pada bahu milik bagas, "gue kesel!" rajuknya.
Bagas mendorong wajah gara yang berani-beraninya nempel di bahunya, "geli anjing, dikira homo gera!" ucap bagas bergidik ngeri.
gara menatap horror bagas, "geblek, homo juga gue milih-milih!"
Setelahnya ia bangkit dari tempat duduk semula ke tempat duduk fadhil dkk duduki.
"heh, kupret!"
Fadhil mendelik kesal pada gara, "naon sih?!"
"santai atuh, boss!" gara tertawa seraya menyesap kopi milik fadhil.
Fadhil menepis tangan gara yang hendak mengambil kopinya lagi.
"udah gembel lo? Minum kopi aja mesti bekasan orang?"
Wah, si fadhil nantangin nih!
gara cepat-cepat mengeluarkan dompet di balik saku celana seragamnya. Ia mengeluarkan satu kartu dimana semua teman-temannya menyorakinya tiba-tiba.
"blackcard aku padamu sayanggg!"
bahkan safira yang kekasih jian saja dengan semangatnya langsung mendekati gara, melupakan status mereka sebagai musuh abadi.
"EH, cewek gue!" jian berlari mengejar savira yang sudah mengambil ancang-ancang mendekati gara.
"sayang! Jangan kesitu, disana banyak setan berwujud manusia!"
gara terbahak, "padahal blackcard boongan!"
Cetusan gara membuat semua temannya geram, bisa-bisanya kena tipu!
Savira yang sudah ingin mendekati gara melotot tajam padanya, "gila! Gue kira beneran." Ia langsung berbalik kembali menghampiri meja sang kekasih berada.
Jian berdecak dibuatnya, kan sudah ia peringatkan bahwa manusia disana berwujud jadi-jadian.
"kan udah aku bilang, kalau di sana manusianya berwujud setan semua!"
Savira tak mendengar ucapan sang pacar, ia kembali meneruskan jalannya menuju pagar belakang sekolah untuk kembali ke kelas.
"TAU AH GUE MARAH!" seru savira dari jauh membuat jian ketar-ketir di buatnya, Masalahnya buat kembaliin mood savira balik lagi tuh susah banget.
"elo sih gar! Cewek gue marah lagi kan."
"emang dasar sinting!" sambung jian berlari mengejar sang kekasih.
gara semakin mengencangkan tawanya membuat semua orang di sana ikut tertawa.
"gak salah gue nitip kartu-kartuan ke si unyil!"
sebetulnya gara hanya iseng saja untuk membeli kartu-kartuan yang berwujud blackcard kw itu. Ia penasaran dengan mainan yang di mainkan oleh si unyil pada minggu kemarin. Main bank-bank an katanya uangnya juga berupa bentuk uang kertas pura-pura.
"beli dimana tuh kartu gar?"
Celetukan dari temannya gara jawab, "nitip ke ponakan gue, dia beli di amang jepitan katanya."
"NITIP DONG GUE!"
Akhirnya, gara open PO kartu-kartuan pada siang hari ini.
untungnya akan ia gunakan untuk di bagi dua dengan si unyil. Anggap aja si unyil dapat komisi dadakan!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Ficção AdolescenteDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...