27. KELAKUAN BOCAH SD

145 5 0
                                    

“nggak usah banyak bacot lo, kalau mau ribut ayo sini!”

Gara memandang seseorang itu dari atas sampai bawah, memandang remeh pada lawannya.

“tinggal pilih rumah sakit aja, sama kamarnya. Mau vip apa ruang rawat biasa?” gara menggulung lengan seragam pendeknya, menampilkan karya ototnya yang membuat semua gadis disana menjerit tertahan.

“banyak omong!” lawannya langsung menghajar gara cepat.

Bugh!

Gara lebih dulu menangkisnya, setelahnya laki-laki yang diketahui bernama rizky itu tersungkur jauh di hadapannya.

“ck, buruan cabut. Nanti nanges...”

Rizky menyeka tangannya yang terkena aspal lapangan. Ia kemudian berdiri bangkit ingin kembali menerjang tubuh gara.

“eitss, enggak kena!” ledek lelaki itu tertawa.

“anjing!” maki rizky karena ini kedua kalinya ia kalah dari gara.

“sini gue tonjok dulu deh, biar jadi kenang-kenangan.” Gara maju kedepan dengan tangan yang sudah terkepal kuat menahan emosi.

Bugh!

Dua pukulan yang rizky dapatkan di kedua pipinya yang tegas. “makan tuh tonjokan!”

“shit, awas aja lo!”

Gara mengacungkan jari tengahnya pada rizky.

“udah lose masih aja banyak bacot!”
teriak gara menggema keras di koridor sekolah.

Kejadian itu dilihat oleh kekasihnya, gara yang terkejut dengan kehadirannya di tengah kerumunan anak-anak segera mengejar aletta.

“mau kemana?” cegah gara.

Aletta menatap tanpa ekspresi padanya, gara sampai dibuat kalut dengan tatapannya.

“mau ke kelas,” jawab aletta dengan nada datar yang bukan khasnya.

Tubuh lelaki itu menegang karena nada bicara gadis itu berbeda dari biasanya.

Tanpa sadar di cengkeramnya tangan aletta dengan kuat sampai membuat gadis itu meringis tertahan.

“sakit,” lirih aletta melihat tangan kanannya yang di cengkram kuat oleh gara.

Gara menatap wajah pacarnya yang meringis, dilihatnya ke bawah tepat di pergelangan tangan aletta yang ia genggam sejak tadi.

“maaf..” segera gara melepasnya, ia ingin membuka suaranya kembali tapi gadis itu sudah pergi lebih dulu meninggalkannya.

Mengacak rambutnya frustasi sontak gara mengambil langkah untuk pergi ke kelasnya, aletta menjadi urusan terakhir saja, karena ia tahu jika gadis itu sedang marah tidak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk gara.

***

“ada masalah apaan sih sebenernya?” bagas bertanya setelah kejadian gempar pagi tadi pada gara.

Yang di tanya hanya mengangkat bahunya malas, “tau tuh, tiba-tiba ngajak gelut.”

“terus, lo tanggepin?” tanya devan.

Gara mengangguk spontan.

“bego!” maki fadhil langsung.

“apaan sih lo? Tiba-tiba bilang bego!” sewot gara, emosi lelaki itu tidak terkontrol sejak masuk kelas hingga di warjok saat ini.

“si rizky lo lawan, demen ngadu ke kepsek dia.” Jawab fadhil memberitahu.

Sebenarnya gara tidak ingin meladeninya, tapi lama kelamaan ia jadi kesal sendiri dengan perbuatan songong rizky padanya.

ALGARA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang