"laper, nggak?" gara bertanya.
Aletta kemudian menjawab, "sedikit, bentar lagi juga pulang."
Mata tajam itu menoleh pada aletta yang sibuk dengan notes miliknya.
"enggak boleh pulang."
Gadis itu menghela nafasnya pelan, setelah kejadian tadi gara merengek pada aletta untuk terus berada di kamarnya. Ia hanya takut jika aletta meninggalkannya. Ingin tidurpun susah karena terus terbayang semua perkataan gadis itu padanya.
"kamu siap-siap aja deh, kita makan diluar." Ucap gara bangkit dari tempatnya duduk.
"kemana?" aletta memegang ujung baju lelaki itu saat ingin beranjak.
"makan, terus anter kamu pulang."
"sekarang jam berapa?" aletta malah bertanya perihal jam berapa sekarang.
"setengah enam, kenapa?" jawab gara yang langsung membuka ponselnya sebentar, lalu menatap pada aletta.
"yaudah, pulang aja deh." Putus aletta pada akhirnya.
"loh? Kan mau makan sama aku?" dahi lelaki itu mengernyit dengan jawaban yang aletta berikan.
Gadis itu menggeleng, menolak tawaran gara.
"anter aku pulang aja, udah mau magrib."
Gara tak menjawab, ia mengambil satu buah hoddie berwarna white cream pada aletta.
"buat apa?" tanya aletta saat disuruh menerima hoddie yang di sodorkan gara padanya.
"pake aja." Jawab gara singkat sampai aletta dibuat bingung.
"tunggu di bawah, pamitan dulu sama umi. Aku cari kunci mobil dulu."
Aletta mengiyakan ucapan gara, setelah itu keluar dari kamar gara dengan menenteng sepatu sekolahnya.
"eh, udah mau pulang? Kenapa nggak nginep aja atuh neng?" annake menyambut kedatangan aletta yang baru saja turun ke bawah.
"udah mau magrib, umi. Mau siap-siap jualan juga." Jawab gadis itu dengan lembut.
Wanita paruh baya itu segera mengubah raut wajahnya dengan keterkejutan.
"loh, kamu emang jualan apa?"
"nasi goreng, yang ada di sebrang sekolah."
Annake berhenti berbicara sebentar, ia tengah berfikir di dalam otaknya karena merasa familiar dengan tempat itu.
"kamu kenal ibu farah enggak?" tanyanya tiba-tiba.
"dia juga dulu jualan di situ, kita satu sekolah malahan. Tiap malam umi suka bantuin dia jualan nasi goreng disana. Eh, neng kok diem?" annake terlihat bingung dengan raut wajah aletta yang langsung murung.
Aletta menelan salivanya nya dengan kaku, tangannya langsung dibuat gemetar dengan cerita annake tadi.
"ibu farah itu ibu saya, umi." Jawab aletta pada akhirnya.
"iya?! Terus sekarang kabarnya gimana? Sehat kan?" wanita paruh baya itu terlihat senang karena akhirnya bertemu dengan anak dari sahabatnya dulu.
Pertanyaan beruntun itu membuat gara yang baru saja turun untuk menghampiri gadisnya urung. Lelaki itu segera berjalan cepat menghampiri aletta yang tiba-tiba menunduk.
Setelah sampai di hadapannya tanpa aba-aba gara memeluk aletta erat.
"umi, beliau udah nggak ada.." gara berbisik sepelan mungkin pada uminya, berharap jangan membicarakan tentang persoalan ibu aletta pada gadis yang tengah di peluknya erat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Teen FictionDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...