Kembali lagi pada malam berikutnya, gara kembali membantu aletta berjualan.
Kali ini doa gara terkabul oleh sang maha kuasa dimana dagangan aletta sepi dari satu jam yang lalu.
“yang sabar ya al!” gara menepuk bahu perempuan yang berada di sebelahnya dengan wajah yang di sedih-sedihkan.
“makasih ya, gar.” Jawab aletta polos.
gara bersorak dalam hati, emang dasarnya ni perempuan polos bener!
Sedetik kemudian gara termenung, ia mengedarkan pandang ke arah aletta.
Menatap sendu aletta, bisa-bisanya gara tadi menyumpahi dagangan aletta sepi dan lihat sekarang gara merasa dirinya seseorang yang jahat.
Bahkan di banding dirinya aletta lebih mandiri. ia berjualan demi menjadi tulang punggung keluarganya, dan gara kerjanya hanya tidur, makan, nongkrong, sekolah itupun kalau ingin-inginnya.
Huft, bolehkah ia insecure dengan aletta sekarang?
“gar,” panggil aletta kesekian kalinya tetapi gara masih terus saja melamun.
“gara!” panggil aletta kembali dengan suara yang lebih kencang.
gara tersentak, “kenapa?” raut wajah gara terlihat bingung.
“saya panggilin dari tadi, kamu malah bengong! Itu bantuin beresin barang. Saya mau pulang ajalah, sepi disini udah malam banget juga.” Ujar aletta seraya menengadah ke atas langit malam yang tampaknya sudah mendung.
“oh, yaudah.”
3 jam penuh gara menemani aletta berdagang, capek? Oh tentu!
“kamu pulang duluan aja.” Ujar aletta tanpa menoleh ke arah gara.
Gara menimang-nimangnya, kalau aletta pulang sendiri siapa yang beresin dagangannya? Trus nanti di jalan kalau aletta kenapa-napa gimana?
Berbagai pikiran negative menghantui gara, tak menyadari jika aletta sudah siap ingin pulang.
“ehm… al.” panggil gara.
Aletta menoleh pada gara dengan wajah manisnya.
Gara panas dingin sendiri, kenapa gue yang jedag-jedug eh?
“gar!”
“eh?” gara tersentak di tempat.
“kenapa manggil?” tanya aletta kembali.
“lo cantik juga ya al.” ucapan yang ingin gara ucapkan tertelan sudah dengan kalimat ngawur tadi, entah setan dari mana gara bisa mengucap kalimat tadi dengan lancarnya.
“kamu gila ya? Dari tadi bengong mulu, kata pak amin di daerah sini suka ada setan yang suka pengaruhin otak manusia loh,” jelas aletta menakut-nakuti gara.
“hah? Bercanda lo?” percayalah, gara sebenarnya takut tapi karna di depannya ini perempuan mana berani ia mengakuinya bahwa seorang gara takut dengan hantu.
“noh, noh!” aletta tiba-tiba menunjuk kea rah belakang gara, iseng.
“APAAAA?!!” spontan gara berteriak histeris, sedangkan aletta sudah tertawa kencang di tempat.
“LO JAILIN GUE?!” bentak gara pada aletta, aletta yang masih tertawa tersentak tiba-tiba karna suara bentakan gara begitu kencang di dengar.
“JAWAB!”
Aletta menunduk takut, seumur-umur aletta tak pernah di bentak oleh siapapun.
“maaf,” ucapnya pelan yang masih bisa di dengar suaranya oleh gara.
“maaf maaf… gak! Gak gue maafin lo.” Segera gara mengambil kunci motor vespanya di saku celana jeansnya dan bersiap meninggalkan aletta sendiri di sana.
“gara…”
Suara lirih itu, menyadarkan gara yang sudah bersiap menstater motornya.
Wajahnya berkaca-kaca serta suara ingus di tarik membuat gara gemas bukan kepalang.
Shit! Hidungnya merah serta wajahnya ikut memerah.
Karna tak tega, gara segera mematikan mesin motornya cepat dan menghampiri aletta yang sudah bersiap ingin menangis lagi.
“ayo, ikut gue. Dasar cengeng!” ejek gara yang di balas cubitan kecil dari aletta.
“shh, sakit al!” rintihnya.
“aduhh, maaf beneran. Sengaja kok tadi!”
“ohh, sengaja ya?” gara melipat bibirnya sambil terus menatap intens wajah aletta yang sibuk tertawa.
Manis, batinnya berucap.
Segera gara mengenyahkan pikiran itu, diliriknya kembali aletta yang sudah memakai helm milik gara dan juga sudah manis duduk di jok motor belakang.
“heh?!” seru gara pada aletta yang asik tersenyum-senyum sendiri.
“kayaknya setannya pindah ke elo deh, tadi gue yang senyam-senyum sekarang lo. Fix lo besok ganti lapak aja al jualannya, disini serem hawanya tuh, tuh! Kaya panas dingin.”
Aletta masih mendengar celotehan gara yang benar-benar mempercayai guyonannya tadi.
“kamu sinting! Udah buruan jalan, saya capek mau rebahan!”
“lo nyuruh gue? Wah bener-bener, bawa ni motornya ni! Jalanin sendiri!” gara melempar kunci motornya pada aletta kesal.
“hap, dapat!” aletta memamerkan kunci motor yang di pegangnya kemudian mulai mencoba menstarter motor milik gara.
“nyala gar! Saya pulang duluan ya? DADAH!”
Motor perlahan-lahan melesat jauh di depan sana meninggalkan gara yang masih diam di tempat.
Berikutnya gara tersadar dan langsung berteria.
“MOTOR GUEEEE!!!”
“WOY ALETTA MOTOR GUEEE!!”
“sial, kira gue dia gak tau cara nyalain motor! orangnya kudet gitu, atm aja waktu itu dia nggak tau.”
“Sialan gue balik gimanaaa inii!!” gara mencak-mencak di tempat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Fiksi RemajaDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...