Setelah perdebatan yang cukup panjang, keduanya memilih berdamai begitupun dengan aletta yang nampaknya ogah-ogahan.
Ingatkan aletta jika gara mengajaknya ke suatu tempat ia harus segera menolaknya langsung!
“berasa suami istri ya,” dengan santai gara berjalan menghampiri aletta yang tengah melakukan sesuatu di dapur.
Aletta tak ingin memutar badannya untuk melihat raut wajah gara yang pastinya sedang bahagia tiada tara karna membawa seorang gadis menginap satu malam di villanya.
Dan soal perkataan gara tadi aletta sungguh amat kesal mendengarnya, suami istri katanya tadi? Sungguh! Aletta bahkan tak pernah membayangkan hal-hal seperti itu.
Gara benar-benar membuat hidupnya berubah seketika! Ya, berubah menjadi buruk sialnya.
“gue lapar,” adu gara yang sekarang duduk di meja makan dapur.
“jangan duduk disitu, gara! Mau banyak utang emangnya?”
Gara berdecih, banyak utang katanya. Ingatkan gara bahwa ia tak memiliki utang sepeserpun pada seseorang.
Kecuali utang pada…
Aletta.
“fine, sekarang gue laper aletta mau makan…” rajuknya yang membuat aletta menatapnya ngeri.
“saya bukan pembantu kamu!” tolak aletta dengan cepat.
“siapa yang bilang lo pembantu gue?”
“orang lo masa depan gue.” Gumam gara pelan.
“apa?” aletta tak mendengarkan gumaman gara tadi.
“enggak! Gue bilang tadi laper banget sampe mau mati rasanya.”
“lebay!” jawab aletta namun tak di pungkiri ia segera mencari bahan-bahan di dalam kulkas guna membuat sesuatu yang bisa di makan.
Nasi goreng mungkin salah satu menu yang simple, fikir aletta saat itu juga. Masa bodoh dengan gara jika nanti ia tak menyukainya.
Tak sampai beberapa puluh menit lamanya, nasi goreng yang biasa aletta buat untuk berjualan jadi juga.
“nih,” aletta memberikan satu porsi nasi goreng secara cuma-cuma pada gara.
Gara tak melepaskan pandangannya saat melihat aletta yang sedang memasak untuknya, bahkan senyumnya tak pernah luntur.
“udah puas liatinnya?” tiru aletta pada ucapan gara siang tadi.
Dengan bersemangat, gara menyuapkan satu sendok penuh nasi goreng ke mulutnya, mencicipi rasanya yang pasti luar biasa enak.
Dugaan aletta salah jika gara nantinya tak menyukai masakan sederhananya, ternyata lihat? Si julukan gorong-gorong ini memakan masakannya dengan lahap.
Ah, aletta dibuat tak berkutik memandangnya.
Gara yang merasa di perhatikan langsung mendongak, menatap aletta yang memperhatikannya tanpa kedip.
Apakah sebegitu tampannya dia sampai membuat aletta mati kutu dibuatnya?
“aletta!” seru gara dengan suara yang lumayan kencang.
“hah? kenapa? Mau nambah lagi?”
Sialan, gara tak bisa menahan senyumnya kali ini.
“ngawur lo!” jawab gara sedikit mengeluarkan tawanya, walau tak dipungkiri ia ingin tertawa dan langsung ingin mendekap aletta dilanjut dengan adegan romantis keduanya.
Oh.. andai segampang itu!
“kenapa lo enggak makan?” tanya gara di sela makannya.
“kenyang,”
“makan apaan lo bisa kenyang?” gara heran dengan aletta yang memiliki badan kurus kerempeng tapi di tanya makan udah kenyang duluan, apa emang spesies cewek disini ada yang sama dengan aletta?
Detik berikutnya gara mengacungkan sendok yang digunakannya saat makan ke atas, tepat dikepalanya. “oh gue tau!”
“tau apa?” jawab aletta dengan nada juteknya.
“pasti tadi lo kenyang karna liatin gue kan? Ngaku deh lo! Sampe gue manggil gak di sautin!”
Aletta mengalihkan pandangnya lalu berucap, “dasar geer!” setelahnya ia melangkah jauh pergi meninggalkan gara di dapur.
Sedangkan gara tertawa keras di tempat, melihat wajah aletta yang memerah padam itu sungguh menggemaskan!
Balkon 19.30
Kamar aletta bersebelahan dengan kamar gara di villa itu, mereka memutuskan untuk memilih kamar atas. Bukan mereka, lebih tepatnya gara yang meminta aletta untuk menempati kamar di sebelahnya. Gara hanya takut jika ia berjauhan dengan kamar aletta akan terjadi apa-apa nantinya. Gara memang se-paranoid itu.
Disinilah mereka sekarang, di balkon villa yang menampilkan lampu-lampu malam yang indah, juga jalanan kota serta gedung-gedung pencakar langit yang terlihat tak kalah indahnya di depan sana.
Hening keduanya, setelah makan malam gara tadi ia segera mencari aletta yang pastinya tengah menyembunyikan wajah malunya dari gara.“lo ada keinginan buat punya pasangan?” topik utama yang sensitive bagi aletta jika sudah menyangkut persoalan ini, apalagi menyangkut perasaan yang akan dibicarakan nantinya.
“seratus buat lo, kalau sekarang lo lagi mikir yang namanya perasaan,” tebak gara yang sialnya seratus persen benar adanya.
“aletta,”
Panggilan itu, membuat candu aletta yang mendengarnya. Suara lembutnya serta tawa jahilnya berputar sepanjang hari ini di kepalanya.
Manik mata gara bertatapan dengan warna bola mata coklat terang aletta, walau samar-samar gara bisa melihatnya dari dekat.
“kalau gue suka sama lo gimana?”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Teen FictionDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...