Jam istirahat telah tiba, namun gara tak ikut dengan temannya ke kantin karena beralasan ada urusan mendadak. Lima belas menit lamanya gara mencari aletta ke seluruh tempat-tempat yang pernah gadis itu sering kunjungi. Bagaimana ia tahu? Hohoho jelas rahasia. Rahasia besar yang gara simpan hati-hati agar tak bocor nantinya.
"tuh cewek kemana sih?" kesal tentu saja, gara sudah belasan menit lamanya mencari keberadaan sosok aletta.
Tempat terakhir, yaitu ruang jurnalistik. Benar saja insting gara, aletta tengah sibuk dengan kertas-kertas yang gara tak mengerti apa itu isinya.
"aletta,"
Suara itu membuat aletta menoleh cepat pada daun pintu yang terbuka lebar menampilkan sosok laki-laki yang membuat hari-harinya menyebalkan sekaligus, menyenangkan.
"ngapain kamu disini?"
Gara tiba-tiba gugup seketika, wajah itu tak menampilkan raut polos seperti biasanya. Raut wajahnya tampak datar.
Ah, apakah aletta marah padanya karna malam itu ia memberikan aletta uang?
"aletta," panggil gara sekali lagi, dengan langkah pelan gara mendekati aletta yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Entah, gara menyebutnya dengan suatu pekerjaan.
Melempar asal penanya aletta segera menatap gara dengan tatapan dinginnya.
"kenapa?"
"lo marah sama gue?"
Alis aletta terangkat dua-duanya, "maksud kamu apasih?"
Gara duduk di hadapannya sekarang memandangi wajah aletta penuh..
Kerinduan,
Ea, kerinduan.
"lo gak marah kan soal yang malam tadi, karena gue ngasih lo uang?"
"katanya itu dari hamba allah. bukan kamu,"
Geram, itu yang gara rasakan sekarang. mengapa aletta ini menjadi sosok seseorang yang tidak peka arti dari ucapan gara. Hamba allah kan sama aja gara yang kasih! Aletta malah menyebutnya itu orang yang berbeda.
Meski begitu gara bersyukur dengan tingkah polosnya yang tak bisa hilang dari sikap dan wajahnya, itu yang membuat gara menyukai semua yang ada dalam diri aletta.
Eh, menyukai?
Ngomong-ngomong tentang menyukai, gara tak menyangkalnya bahwa ia telah jatuh dalam pesona aletta yang serba polos dan lugu itu.
Sejak kapan gara menyukai aletta? Biar nanti author yang jawab di part-part lainnya ya!
"ya udahlah, ngomong sama lo greget lama-lama!"
Wajah aletta murung seketika karna mendengar ucapan gara yang kelewat menyebalkan.
"bisa gak sih, satu hari aja kamu berhenti nyebelin?"
"enggak, kan sikap ini yang buat orang-orang tertarik sama gue!" ujar gara dengan percaya dirinya.
Aletta tampak mengalihkan pandangannya, "trus sekarang kamu mau apa kesini?"
Gara hampir lupa dengan tujuannya mencari aletta!
"gue mau nagih jawaban permintaan gue yang waktu itu!"
"waktu itu?" beo aletta, Jujur ia tak mengingat jika gara mengajukan sebuah permintaan padanya.
"saya lupa,"
Gara menghembuskan nafasnya kasar, sudah ia duga. Modelan aletta gini mana mau mengingat hal-hal yang tidak penting baginya.
"yang waktu kita naik motor itu loh.."
"naik motor? Setiap hari juga kan kita naik motor kalau kamu nganterin saya pulang jualan."
"bukan yang itu..." geram gara, bahkan wajahnya tanpa disadari sudah merengek lucu bagai bayi.
Aletta gemas melihat tingkah gara yang satu ini, apalagi dengan wajah yang merajuk seperti bayi. Ah menggemaskan!
"waktu lo mau ke pasar, trus kan kita sempat-"
"ah, iya inget-inget!" sela aletta yang di hadiahi hembusan nafas lega oleh gara.
"nah, jadi gimana?"
"gimana apanya?" beo aletta tak mengerti. Gara ini kok ngomong setengah-setengah mana paham dia?!
"lo masih telmi juga?" raut wajah gara sudah tak bisa di deskripsikan lagi. Marah, kesal, geram, frustasi semua tercampur sempurna.
"lagian kamu! Ngomong tuh yang jelas, saya mana inget kamu minta permintaan apa!"
"lagian wajar manusia pelupa,"
"yaudah-yaudah!" final gara yang kali ini mengalah, memang ya berdebat dengan aletta harus ada satu orang yang dengan sukarelanya mengalah.
"sekarang gue tagih jawabannya, lo mau kan jadi pacar satu hari gue?"
Sempat terkejut namun aletta kembali menetralkan raut wajahnya, "gak ada pilihan lain apa selain jadi pacar satu hari kamu?"
Gara menggeleng mantap, memangnya apa yang dia mau lainnya? Orang gara maunya aletta kok! Gak ada yang lain.
"lagian nih, satu sekolah juga tau kalau kita beneran pacaran." Ucap gara dengan santai.
Sedang aletta syok bukan kepalang, berita macam apa itu? Mengapa aletta tidak tahu!
Segera ia bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah pergi menuju ke arah pintu keluar ruangan jurnalistik.
Sebelum itu tangannya di cekal oleh gara, enak aja mau pergi tanpa pamit!
"jawab dulu! Mau apa enggak?"
"ya jelas enggak lah!" tolaknya saat itu juga.
fikirannya seolah nge-blank di tambah dengan gossip baru bahwa gara dan aletta resmi berpacaran hari ini juga, pasti mengundang cibiran anak kelas lain.
ayolah, aletta tak ingin menjadi sasaran empuk para penggemar gara nantinya!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [COMPLETED]
Teen FictionDipertemukan dengan cara yang unik, berawal dari Gara yang tak sengaja menabrak gerobak nasi goreng milik seorang gadis yang di ketahui bernama Aletta Prameswari. Gara di berikan hukuman selama 1 bulan penuh oleh Aletta untuk mengganti kesalahannya...