21. BERSAMANYA

167 6 0
                                    

"I love you more than anything, aletta."

Gara menyudahi pelukan mereka, ia menatap aletta yang masih diam membisu.

"kenapa?" tanyanya pelan.

Aletta mengerjapkan matanya, ia menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.

"enggak papa," jawabnya seraya tersenyum manis pada gara.

Lelaki itu menaikkan alisnya, "beneran?"

"iya, bener!"

Ia menganggukan kepalanya pelan, lalu merangkul bahu aletta dari samping. "pulang yuk?"

"sekarang jam berapa?" tanya aletta sedikit mendongak menatap wajah gara.

Gara menunduk, memperhatikan jam tangan keluaran terbaru dari brand internasional itu.

"jam 11 lewat."

Aletta mengangguk lalu mengambil apron yang tergeletak di atas meja tadi, gara masih saja terus merangkulnya.

"ngantuk ya?"

Gadis itu mengangguk lalu tersenyum samar. Tentu aletta sudah mengantuk, ini sudah larut malam walaupun terkadang ia tak pernah tidur di jam-jam seperti ini melainkan tidur di atas jam 12.

"aku tau kamu tidur di atas jam 12 ya, al." sungut gara, raut wajahnya tampak tidak suka saat mengetahui fakta itu.

Bagaimana gara tahu? Gara sering melihat status online pada whatsapp gadis itu saat tengah malam. Bahkan waktu gara terbangun di jam 2 pagi gadis itu masih online, padahal mereka bertukar pesan hingga jam 12 malam waktu itu.

"mau gimana lagi? Jam tidur aku selalu gitu, gar." Balas aletta sambil melepas rangkulan gara pada bahunya.

Gara menghirup udara malam hari sambil terus memperhatikan aletta yang sedang berkemas.

"ngapain ngeliatin? Bukannya bantuin!" sindir aletta yang di balas oleh gara dengan tawaan cool-nya.

"gak usah ketawa!"

Gara menyatukan alis tebalnya bingung, "kenapa?"

"nanti ada yang ikutan ketawa," jawab ngawur aletta, sebenarnya aletta hanya tak ingin mendengar tawa gara yang membuatnya malah tersipu dengan sendirinya.

"mau denger ketawa aku lagi gak?" godanya.

Sedetik gara berucap itu tawa gelagar khas gara terdengar dengan kencangnya di lapak tempat aletta berjualan.

Sedangkan aletta sudah melotot di tempat, gara ini kalau ketawa gak liat kondisi banget, mana udah malem lagi.

"kamu jangan ketawa! Nanti di kira kesurupan,"

Tawanya makin besar, aletta berjalan mendekat ke arahnya lalu menutup mulut gara dengan tangannya.

"berisik, gara!" geram aletta.

"ketawa gak tau tempat banget." Lanjut aletta lagi.

"aku gak tanggung jawab kalau nanti tengah malem ada yang ngetawain kamu di depan balkon kamar, ya?"

Gantian, sekarang bola mata gara melotot tajam menatap aletta.

Ia melepaskan tangan aletta yang masih bertengger menutup mulutnya, "jangan ngomong gitu, al!"

"aku gak mau pulang nih!" gara mengancam, ia sangat takut jika ada orang yang berbicara seperti aletta tadi.

"cih, penakut!" cibir aletta.

"ayo pulang!" rengek gara padanya, ia menghentakkan kakinya sebal.

"kaya cewek banget!" cibir aletta saat melihat tingkah laku gara tadi.

"aku LAKIK ya al!"

"iya LAKIK!" balas aletta pasrah pada akhirnya.

Keduanya pulang di atas jam 11 malam, sepi di jalanan membuat mereka leluasa untuk bercerita juga tertawa tanpa takut ada yang menegurnya.

"berarti kamu waktu kecil takut sama boneka monyet?"

"iya! Sawan kayaknya." Jawab gara sambil tertawa pelan.

"besok kamu ada acara gak?" tanya gara, membuka pembicaraan baru keduanya.

Aletta menggelengkan kepalanya, "enggak, emang kenapa?"

"aku mau bikin list tempat-tempat yang mau kamu kunjungin, mau gak?"

Aletta menimang tawaran gara, "enggak ngerepotin?"

"enggak lah, kan aku yang ajakin,"

"sekalian mau quality time sama kamu." Lanjutnya lagi.

Aletta tertawa, "quality time?" masih dengan tawanya aletta bertanya.

"iya, kali-kali kan."

"nanti aku yang bikin list nya, terus tambahin sama tempat yang mau aku kunjungin juga."

"aku jemput kamu jam 8 pagi, ya?"

Mengernyitkan dahinya lantas aletta berkata, "enggak kepagian?"

"biar lama aja waktunya kalau berangkat pagi." Kata gara.

Aletta hanya mengangguk setelahnya hening melanda keduanya. Jarak dari tempat aletta berjualan dengan rumahnya memang cukup lama untuk ditempuh.

Tiba-tiba satu tangan merayap mengenai pergelangan tangan aletta yang menganggur,

"pegangan, sekalian peluk kalau dingin."

Dingin, seketika telapak tangan aletta beserta pipinya merasakan hawa yang berbeda. Jantungnya berdegup kala gara menarik kedua pergelangan tangan aletta ke arah pinggangnya.

"nah gini kek, jadi gak dingin lagi kan?"

Aletta masih membeku di tempat, tubuhnya seolah menerima sentuhan dari gara. Parahnya, tanpa aletta sadari tubuhnya sudah memeluk pinggang gara dengan posisi nyamannya, juga kepalanya ia senderkan begitu saja tanpa tahu bahwa gara diam-diam tersenyum manis.

Mata aletta terpejam kala sapuan hangat dari tangan gara menyentuh pergelangan tangan aletta yang terus memeluknya.

"kalau ngantuk tidur aja, nanti aku bangunin."

Perjalanan jadi terasa lebih lama karena gara diam-diam menjalankan motornya dengan laju lambat. Sengaja, gara sengaja melakukan itu karena ia ingin terus aletta bersandar di pundaknya, seperti ini. ya, pada akhirnya acara modusnya terlaksanakan.

"ngantuk," adu aletta yang teredam suaranya karena memeluk gara.

"sok tidur, kan aku bilang kalau ngantuk tidur aja."

Samar-samar gara merasakan pergerakan di punggungnya, aletta mengangguk pelan.

"tidur ya,"

"good night, aletta." Bisik gara walaupun agaknya tidak terdengar jelas di telinga aletta.

***

ALGARA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang