12. SELINGKUH?

210 8 0
                                    

Raut wajah gara tampak lain, lihat saja matanya berubah tajam saat ini.

“jawab gue, lo selingkuh?” tanya ulang gara.

“selingkuh?” beo galang yang berada di sebelah aletta.

“eh sepatu galang! Lo ngapain berdua-an sama cewek gue!”

“cewek lo?”

Gigi gara bergemelutuk geram, “ini nih manusia-manusia telmi yang harus di musnahkan!”

Galang menatap gara dengan raut wajah herannya, lalu pandangannya jatuh pada aletta yang masih menatap lurus kedepan sana seolah tak terganggu dengan perkataan gara.

“letta, dia cowok kamu?” tanya galang langsung.

Aletta menjawab dengan gelengan sedetik kemudian kepalanya kembali mengangguk karena di tatap marah oleh gara.

Sedangkan gara mendengus tak suka karna galang menyebut aletta dengan sebutan aku-kamu, apa-apaan ini! Dia yang pacarnya aja tak pernah menyebutnya seperti itu.

“lah? Yang bener gara pacar kamu apa bukan?”

“buk—iya!”

Galang mengacak rambutnya frustasi, jadi yang bener yang mana?!

“dia cewek gue! Udah sana balik aja ke habitat lo!”

Galang menatap tajam gara di hadapannya. “gue gak percaya sebelum aletta ngomong iya kalau lo beneran pacarnya!”

Gara menghembuskan nafasnya kasar, emang ya ni anak satu keras kepala!

“aletta jawab!”

“gak penting juga kan buat kakak? Kalau aku pacarnya gara atau bukan?”

Detik itu juga galang memasang wajah yang tersakiti, sedangkan gara menutup mulut agar tawanya meredam.

“bukan gitu al, kan aku cuman mau tau aja kalau kamu beneran pacar si gorong-gorong ini apa bukan?”

“heh! Gak ada akhlak amat nyebut gue gorong-gorong!”

“terserah gue lah, mulut-mulut gue!” sewot galang.

“tapi mulut lo kaya gak nggak di-—”

“udah gara!” lerai aletta saat itu juga, ia sungguh ingin mengacak-acak raut wajah gara yang tengil itu apalagi tingkahnya yang seperti anak kecil. Ck, gak mau ngalah!

“dia duluan al!”

“kakak duluan aja ya? Aku ada perlu sama gara sebentar.”

Setelahnya galang melenggang pergi menuju gerbang sekolah berada, sedangkan aletta di bawa gara menuju warjok mang agus.

“gara! Disini cowok semua saya gak mau!” bisik aletta pada gara yang tak menghiraukan perkataannya.

Gara membawa aletta ke meja paling pojok yang nampak kosong, beda dengan meja depan yang terisi penuh dengan anak-anak angkatan lain.

“sekarang gue mau tanya!”

Memutar bola matanya jengah aletta dengan ogah-ogahan menjawab, “nanya apa?”

“lo ngapain tadi jalan berduaan sama si galang?”

“galang tadi di suruh guru piket buat ke fotokopi bentar, kebetulan saya juga ada di sana.”

“lo ngapain ke fotokopi?” kepo gara.

“penting emang?”

Gara menggelengkan kepalanya, ya enggak terlalu penting sih. Tapi kan dia wajib tau?!

“yaudah,” putus aletta, ia kemudian menatap ke arah sepatu nya. Menunduk, menghindari tatapan lelaki di sana yang secara terang-terangan menatapnya.

Gara menyadari itu, aletta pasti tak nyaman dengan tatapan lelaki di sini yang sibuk memperhatikan dirinya dan juga aletta.

“ikut gue yuk?”

Pandangan aletta kembali beralih menatap gara. “kemana?”

“rahasia lah!” ucap gara, ia bangkit dari tempat duduknya lalu menggenggam hangat jari jemari aletta.

“kenapa di genggam?” tanya aletta setelah keluar dari kawasan warjok.

“mau aja,”

“emang gak boleh? Genggam tangan pacar sendiri.” Lanjut gara membuat aletta tiba-tiba menunduk, menyembunyikan rona merah yang ada di pipinya.

“enggak usah malu, gitu doang baper!” cibir gara namun terselip nada bercandaannya di sana.

Aletta segera menatap tajam gara.
“ampun nyonya!”

Secret place 14.00

Tempatnya jauh dari pekarangan sekolah, bahkan aletta tak sadar jika gara mengajaknya ke tempat yang lumayan jauh dari bandung.

Sampai di tempat tujuan gara segera menoleh pada aletta, untung gak tidur.

“udah sampe?” aletta hampir menguap saat ada satu tangan mendarat di depan mulutnya.

“kebiasaan! Kata umi gue kalau orang nguap harus di tutup mulutnya,”

“saya juga tau!”

“ya terus kenapa tadi mau nguap gak di tutup mulutnya pake tangan?”

“saya mau nutup, tapi kamunya aja yang tiba-tiba main nutup mulut saya.” Aletta berceloteh dengan ria.

Gara memperhatikan aletta tanpa kedip, nyeloteh aja cakep.

Degup jantung gara juga tiba-tiba maraton saat pandangan aletta jatuh pada gara yang ternyata memperhatikannya sejak tadi.

2 menit bertatapan tiba-tiba gara menyunggingkan senyum tipisnya pada aletta.

“lo melet gue pake apasih al? jantung gue jadi gak karuan gini.” ucap gara tanpa sadar.

Aletta menatap gara dengan raut wajah bingungnya, apa tadi katanya? Melet? Aletta melet gara? Oh tidak mungkin!

Tanpa sadar aletta pun sama dengan gara, jantungnya berdetak 2x lipatnya saat berada di samping gara.

Hanya gara seorang.

***

ALGARA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang