47. ASING

124 4 0
                                    

Aletta sebenarnya tidak ingin meninggalkan lelaki itu dalam hidupnya, apalagi… melepasnya. Perempuan itu sudah pernah ditinggalkan oleh ibunya, jadi ia tau bagaimana rasanya. Salah satu alasannya memang karena cita-citanya, tapi selain itu aletta memiliki alasan lain lagi.

“kamu pernah di tinggalin nggak sih?”

“pernah,” aletta menjawab sambil menatap wajahnya yang terkena terpaan angin.

“sama siapa?”

“ibu.”

Gara memilih tidak menjawabnya, ia juga sama seperti aletta, sama-sama pernah ditinggal orang tersayang dalam hidupnya.

“papaku dulu pilot,” laki-laki itu memilih bercerita daripada menanyakan lebih lanjut.

“papa meninggal waktu aku mau masuk SMA.”

kecelakaan pesawat.” Tanpa aletta bertanya gara akan memberi tahunya lebih dulu.

“aku.. pernah sampai depresi berat di tinggalin papa, saat itu aku bener-bener nggak nyangka kalau papa udah… nggak ada.”

“al,” pandangan gara berbalik menyamping dari yang tadinya menatap kosong ke depan menjadi menatap wajah aletta dari samping.

“apa ditinggalkan sama orang yang kita sayang, semenyakitkan itu?”

“kenapa harus papa ya, al?” gara membiarkan lukanya kembali terbuka, berbagi cerita pribadinya bersama aletta adalah keputusan yang tepat.

Dan aletta mengerti, gara hanya perlu di dengar ceritanya tanpa harus memberikan solusi pada lelaki itu. Ya, gara hanya perlu di dengar.

“waktu aku ketemu kamu, rasanya aneh. Bahkan, aku selalu nyangkal dalam hati kalau aku nggak bakal suka sama kamu, apalagi buka hati untuk perempuan lagi. Kamu tau, kamu satu-satunya perempuan yang paling lama bertahannya. Dan kamu juga tau, kalau aku beneran serius sama hubungan ini.”

“jangan buat aku ngerasain yang namanya ditinggalkan, al.”

“kamu jelas tau rasanya ‘kan?”

Aletta mengingkari janji 4 tahun yang lalu bersama gara saat mereka tengah berada di rooftop sekolah.

Ternyata aletta banyak berjanji ya pada lelaki itu?

Sudah berapa kali ia mengingkari janjinya?

Walau begitu aletta berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan melepaskan gara sekalipun. Tapi saat kejadian 2 bulan lalu di restoran itu, aletta kembali memikirkan soal keputusannya.

Asing, mereka sudah asing.

Mereka sama-sama grow up, tetapi tidak bersama. Yah, takdir mana bisa di tebak. Aletta sudah jauh-jauh hari waspada tentang hari dimana mereka berpisah, dalam keadaan apapun itu aletta hanya ingin dirinya dan gara baik-baik saja. Tapi, salah satu di antara mereka tidak baik-baik saja, aletta merasa takdir tidak berpihak kepadanya.

“lusa hari pernikahan gue.”

Aletta mengalihkan pandangnya ke arah Erika yang baru saja menaruh surat undangan yang berlapis box persegi.

“khusus buat lo itu, kata fadhil jangan malu-maluin kalau ngasih undangan ke majikan.”

“apaan sih, Er.” Aletta tertawa, lalu membuka box itu dengan pelan.

Aletta & partner.

Di tempat.

Memangnya aletta memiliki partner yang bersedia di ajak ke undangan bersama?

“kenapa undangan aku harus ada partnernya?”

“lah? Kirain gue, lo sama geo udah..” Erika membelakkan matanya, ia kira aletta dan geo memiliki hubungan spesial. Lagipula geo sudah termasuk ke dalam type lelaki aletta di masa depan.

“geo cuman partner bisnis.” Balas aletta datar. Ia tidak berniat juga untuk berpacaran dengan geo. Geo terlalu sempurna rasanya.

“iya sih, geo termasuk kedalam jajaran cowok mapan, tampan, tajir, sebelas dua belas sama cowok-cowok dubai yang hot nggak sih?”

Aletta menggelengkan kepalanya heran, Erika sudah ingin menikah tapi perempuan itu masih sering menstalking cowok-cowok tampan di dunia.

“tapi ya al, yang sempurna kayak gitu biasanya suka nyakitin.” Erika mengingatkan.

Aletta percaya soal itu, perhitungannya sih hanya 65 % tapi ya.. mereka—orang yang di matanya sempurna terkadang suka.. seenaknya.

“gue nggak setuju kalau lo sama geo. Geo emang sering traktir kita belanja di tempat-tempat branded. Tapi menurut gue, lo lebih cocok sama mantan lo deh.” Perempuan itu menggerlingkan matanya pada aletta.

“mantan?” beo aletta, dahinya mengernyit penuh tanya.

“gara.”

Ah, dia lagi.

Memangnya.. mereka sudah menjadi mantan ya?

***

Hari itu adalah hari pernikahan Erika dan fadhil. Aletta datang bersama.. geo akhirnya. Geo sendiri yang mengajaknya untuk berangkat bersama, berhubung dia juga tidak ada partner untuk ke pesta pernikahan aletta, jadinya lelaki itu mengajak aletta karena Erika sempat memberi tahunya bahwa aletta juga ternyata berangkat seorang diri.

“aletta,” geo membuka suaranya setelah lamanya mereka hening. Aletta sibuk dengan ponselnya sedangkan geo sibuk menatap ratusan orang yang berada di dalam gedung dengan pandangan lelahnya.

“mau pulang nggak?” akhirnya geo menyerah juga, pemuda itu tidak betah dengan keramaian, begitu pun dengan aletta.

Aletta mendongak, melepaskan tatapannya dari ponsel yang tadi berada di genggamannya kepada geo.

“ayo.” Segera aletta mengiyakan ajakan geo.

Nasib sial menimpah aletta. Tubuh gadis itu oleng karena dua orang anak kecil yang sibuk berlarian mengejar satu sama lain itu menabrak pinggangnya.

“rai sama rei jangan lari-larian! Itu kasihan tantenya ketabrak.”

Cantik. Aletta memujinya dalam hati.

“maaf ya mbak, si kembar nggak sengaja nabrak mbak tadi.” Perempuan yang ditaksir seumuran dengan aletta itu meminta maaf.

“ah, iya. Nggak apa-apa mbak.” Aletta menjawab.

“bener nggak apa-apa?” disampingnya, geo memegang pinggang aletta erat, berusaha memastikan aletta tidak berjalan oleng lagi. Ia tahu bahwa aletta memaksakan datang ke acara pernikahan Erika, perempuan itu sedang tidak enak badan hari ini.

“I’m okay, geo.”

“biar aku yang jagain kamu.” ujar geo sembari menatap tubuh bawah aletta yang bergerak gelisah di tempatnya.

Tiba-tiba sebuah suara tak terduga menyentakkan pergerakan aletta.

“lin, rai sama rei mana?” tubuh tegapnya membelakangi aletta. Dan ia yakin bahwa itu adalah suara seseorang di masa lalunya..

Saat tubuhnya berbalik, mata tajamnya bertatapan dengan bola mata coklat milik aletta beberapa saat.

Hanya ada pancaran kerinduan di sana.

Dan dalam pertemuan mereka, masing-masing membawa pasangannya.
Begitupun juga dia, yang sudah mulai kehidupan barunya dengan seseorang.

***

ALGARA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang