35

38.3K 1.5K 17
                                    

Pak Aligator 🐊 :
Saya sudah di parkiran

Mataku membaca pesan yang di kirim Pak Revan. Kalimat singkat itu sudah membuatku mengerti kalau Pak Revan sedang di parkiran dan sekarang menunggu untuk menjemputku.

Aku segera mengancingkan kemeja yang tadi ku hentikan sejenak karena melihat sebuah pesan masuk.

Setelah selesai, aku memasukkan pakaian olahraga ke dalam tas, karena tadi di jam terakhir kami ada pelajaran olahraga.

Memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal, aku menyampirkan tas di punggung.

Me:
Iya pak

"Tania, gue pulang duluan!" pamitku.

Ia hanya mengangguk menoleh sekilas ke arahku. Lalu fokusnya kembali pada mendengarkan berita gosip yang diceritakan Lala yang katanya hot itu.

Aku melangkah keluar dari toilet, lalu berjalan cepat menuju parkiran karena tidak enak hati membuat Pak Revan menunggu terlalu lama.

Di parkiran, aku mengedarkan pandangan, mencari dimana letak mobil milik pak Revan.

Mataku tertuju pada mobil yang terasa familiar berada di paling ujung. Aku sedikit berlari mengahampiri mobil yang terletak jauh di ujung dan sepi. Aku heran, padahal tempat di depan masih kosong kenapa harus parkir disana?

Setelah berada di samping mobil, aku segera membuka pintu dan masuk ke dalam. Udara sejuk langsung menerpa kulit membuatku rileks dan nyaman. Olahraga dan berjalan ke parkiran tadi membuatku gerah.

"Panas banget ya sampai mukanya merah dan keringetan?"

Aku tersentak kaget kala jemari Pak Revan mengelus pelipis turun ke leherku yang mengalir keringat.

Tak menjawab, aku bergeser menjauh. Entah apa yang aku takutkan?

"Ayo Pak!" ucapku menghalau rasa gugupku.

"Mau minum?" Tanya Pak Revan mengedikkan dagu menunjuk botol minuman di dashboard seraya ia melajukan mobil yang kami tumpangi keluar pekarangan sekolah.

Karena memang benar-benar haus, tanpa pikir panjang aku meraih botol itu, membuka tutupnya dan meneguk air yang berada di dalam botol.

"Itu bekas saya!"

"Uhuk uhuk! Ha?" langsung saja aku tersedak ketika mendengar ucapan singkat Pak Revan yang dia ucapkan dengan wajah santai seolah tak merasa bersalah membuatku terkejut bahkan tersedak.

"Kenapa kaget? Padahal itu bukan pertama kalinya buatmu merasakan air liur saya!" jawabnya, ia tersenyum tipis melirik ke arahku.

"Jangan katakan itu lagi!" ujarku lalu meletakkan botol itu di tempat semula.

"Barangkali kamu lupa rasa air liur saya. Saya bisa mengembalikan ingatanmu?" tuturnya seraya menyeringai.

"Pak, nggak usah di bahas. Mending Bapak diam agar kita sampai ke tempat tujuan dengan selamat!"

Ia tertawa pelan dan suara tawanya terdengar merdu di telingaku.

"Kamu memang selalu menggemaskan!" ucapnya setelah tawanya berhenti.

Menggemaskan? Apakah setiap responku yang galak terlihat menggemaskan di matanya? Dia benar-benar aneh bukan?

"Saya nggak keberatan mengembalikan ingatanmu!" sahutnya.

Aku memelototinya, jengkel ia terus-terusan membahas hal yang seharusnya tidak perlu di bahas.

Melihat reaksiku ia malah menahan tawa membuatku semakin jengkel. "Iya iya iya! Jangan marah!" ucapnya tanpa menyembunyikan raut geli di wajahnya.

Mr.Teacher Pervert [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang