46

40.1K 1.6K 59
                                    

🔞🔞🔞
Author sudah bertobat. Dan tidak lagi buat adegan dewasa tanpa peringatan.

Yang masih kecil baca aja gak masalah. Asal jangan ditiru. Author juga yakin kok, walaupun di kasih warning tetep di abaikan.

Cuuuuuussss baca...

🍌 🍌 🍌

Mataku terbuka perlahan, hal pertama yang kulihat adalah plafon karena aku berbaring telentang dan juga terdengar suara tv yang menyala. Aku ingat kalau tadi aku sedang menonton tv hingga akhirnya tertidur di sofa.

Lantaran masih mengantuk, aku merubah posisi jadi miring menghadap tv mencari posisi ternyaman untuk kembali tidur. Tapi seseorang di hadapanku membuatku terkejut tak jadi memejamkan mata. Aku langsung terduduk menatapnya heran.

'Mana wajahnya deket banget!'

"Bapak sejak kapan di sini?" tanyaku. Pak Revan berdiri dari posisi yang sebelumnya jongkok di depan sofa yang kutempati lalu duduk di sofa single sebelahku.

"Udah puas tidurnya?"

"Bapak ngapain datang ke rumah saya? Ini hari minggu Pak, jadi izinkan saya tenang untuk sehari saja!" seruku menggebu-gebu.

"Ara udah bangun?" Mama tiba-tiba saja muncul membawa nampan berisi satu gelas kopi.

Mama meletakkan gelas itu di atas meja tepat di hadapan Pak Revan. "Di minum Nak Revan!" ucap Mama lembut.

Mama kini berdiri mengadapku.
"Ya ampun Ara! Kamu ini lusuh banget sih kayak gembel!" celanya.

Aku melihat penampilanku sama sekali tidak seperti gembel, Mama saja yang terlalu berlebihan.

Yang kukenakan adalah piyama yang aku pakai semalam. Tadi pagi aku hanya gosok gigi dan cuci muka tak sempat mandi.

"Cepat mandi! Nak Revan udah nungguin kamu dari tadi! malah molor!" Mama menarik tanganku agar segera berdiri.

"Mama kenapa sih?" sebalku tetapi tetap menurut untuk berdiri. Aku terus merengek karena tak suka di paksa padahal aku masih pengen tidur.

"Nak Revan tadi bilang kalau hari ini kalian di undang ke pesta pernikahan siapa tadi namanya? Mama lupa!" jelas Mama.

Aku seketika terdiam, aku menoleh cepat ke arah Pak Revan, wajahku shock.

"Pak aku lupa!" pekikku. "Gimana Pak aku tidak menyiapkan apapun!" panikku mondar-mandir di hadapan mereka.

"Ma gimana dong?"

"Tidak perlu khawatir Ara! Saya yang akan menyiapkan semuanya!" ujar Pak Revan.

"Astaga nggak usah panik gitu! Denger Nak Revan katanya yang bakalan siapkan gaun buat kamu! Jadi tenang aja!" sahut Mama bangga. Heran, kayaknya Mama lebih sayang Pak Revan daripada aku.

"Sekarang pergi siap-siap! Kalian mau ke butik dulu! Jadi cepatlah! " titah Mama mendorong punggungku.

Dengan sedikit berlari aku menuju kamar. Segera membersihkan tubuh di kamar mandi. Kemudian memakai pakaian dan dandan sedikit. Semua ku lakukan dengan gerak cepat.

Setelah puas membenahi penampilanku di depan cermin. Aku lantas memakai sepatu dan meraih sling bag milikku lalu segera turun menemui Pak Revan.

"Pak udah siap! Kita berangkat sekarang?" tanyaku saat melihat Pak Revan dan Mama masih mengobrol di ruang keluarga.

Pak Revan berdiri dan aku mengampiri Mama dan menyalim tangannya. "Ma Ara pergi dulu!" ucapku dan Pak Revan juga melakukan hal yang sama.

Kami berjalan beriringan keluar dan masuk ke dalam mobil Pak Revan. Setelah memakai sealtbelt dan semua sudah dirasa tidak ada lagi yang kurang Pak Revan menginjak pedal gas melajukan mobilnya.

Mr.Teacher Pervert [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang