Pasti yang nungguin Ara dan Pak Revan udah pada lumutan, karatan, dan berkerak.
Pasti kesel juga sama Author karena menghilang seperti kang ghosting 😂
🌺Happy reading🌺
Aku keluar dari kamar mandi, tampak pakaian kerjaku sudah tertata rapi di atas tempat tidur. Aku meraih pakaian itu dan mulai memakainya.
Di saat aku sedang mengancing kemeja, pintu terbuka memperlihatkan istriku yang sedang berdiri di sana. Ia terlihat kaget, mataku dapat menangkap pergerakan tangannya yang sedang menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.
"Sayang, apa yang kamu sembunyikan?" aku bertanya.
Ia terlihat kikuk, dengan perlahan ia menunjukkannya padaku. Di tangannya ada sesuatu yang dibungkus dengan kertas packing.
"Tania ngirim ini, aku gak tau isinya apa," ia nyengir lebar.
"Terus, kenapa disembunyiin?"
Ia cemberut, "nggak! Aku nggak sembunyiin!" elaknya.
Ara melihat tanganku yang sedang memegang dasi, dengan langkah lebar kini ia berada di hadapanku, merebut dasi di tanganku. "Biar aku aja yang pakein!"
Ia melempar kotak di tangannya di atas tempat tidur, kakinya berjinjit lalu mengalungkan dasi di leherku mulai membuat simpul.
Aku menatapnya yang terlihat fokus mengikat dasi. Bulu matanya yang lentik dan wajahnya yang tampak serius terlihat cantik. Apapun ekspresi yang ditunjukkan Ara tetaplah cantik di mataku.
"Udah," ujarnya menepuk dadaku seraya tersenyum manis.
Aku menunduk mencium pipinya. Aku memiringkan kepala hendak mendaratkan bibirku di permukaan bibirnya, tapi Ara menahanku.
"Mas, sarapan dulu! Katanya harus berangkat pagi-pagi!"
Aku mendesah kecewa, teringat kalau aku ada meeting penting.
"Mas nggak sempat sarapan. Mas harus berangkat sekarang," ujarku.
"Aku anterin sampe depan!" ia bergelayut manja di lenganku seraya tertawa kecil.
"Ayok turun!" ajakku merangkul pinggangnya menuju teras.
Tepat di depan pintu, Ara berhenti. "Mas, aku nanti jalan sama Tania boleh?" ia menatapku dengan matanya yang sayu. "Bosen di rumah terus!" rengeknya.
"Cuma sama Tania?" tanyaku menaikkan sebelah alis. Jangan sampai aku mendengar dari mulut istriku kalau si tikus selokan Arga juga akan ikut.
"Huum, cuma sama Tania kok! Girl time!" ungkapnya penuh semangat. "Boleh yah?"
Aku menangguk mengizinkan, ia langsung menghambur memelukku. "Yeeeyyyy! Sayang Mas pokoknya!"
Aku terkekeh mendengar ucapannya.
Aku mengambil dompet dan mengeluarkan black card lalu memberikan padanya.
Ia menatap black card di tanganku dengan bingung.
"Kamu ambil ini, bisa kamu pake sepuasnya" terangku tetapi dahinya semakin mengkerut.
"Uang yang Mas transfer kemarin belum aku pake sedikitpun," jelasnya.
Aku menarik tangannya meletakkan black card di atas telapak tangannya, "pake aja!"
"Mas pergi dulu," pamitku mengecup bibirnya.
"Ati-ati!" ucapnya ketika aku sudah masuk ke dalam mobil.
Aku menginjak pedal gas. Dari kaca spion aku dapat melihat Ara yang melambai hingga mobil melewati pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Teacher Pervert [Completed]
Novela JuvenilArabella Pramudhita yang sudah kelas dua belas yang dimana tahun depan dia akan lulus dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi malah berurusan dengan guru matematika baru disekolahnya. Kehidupan nyaman Arabella harus berakhir setelah...