"MAAAA! Ara kok nggak di bangunin sih?" protesku menghampiri mereka di meja makan. Keluargaku yang tercinta sedang menikmati pagi dengan sarapan bersama termasuk Pak Revan yang seperti biasa numpang makan. Mentang-mentang bos-nya Papa seenaknya aja makan di rumah pegawainya.
"Ara pagi-pagi jangan teriak!"
Aku menggerutu dengan bibir yang cemberut. "Ara udah mau telat nih!" rengekku.
"Tadi udah Mama bangunin kok. Ya salah kamu sendiri kembali tidur pas Mama keluar kamar kamu!" jelas Mama.
"Kamu sarapan cepat! Jangan berdebat di meja makan!" Papa angkat bicara.
"Kelamaan!" ujarku lalu meraih segelas susu di depan Kak Naya.
"Woy! Itu susu rasa stroberry gue!" hardiknya kala melihatku meneguk habis susu miliknya.
"Nih!" aku meletakkan gelas kosong di hadapannya dengan wajah pongah.
"Nggak sarapan?" tanya Mama.
"Kelamaan! Nanti Ara telat!" jawabku lantas menarik tangan Pak Revan agar ia berdiri. "Yuk Pak!"
"Ara tunggu sebentar Nak Revan belum sempat minum!" cegah Mama.
"Kelamaaaaaaan!" rengekkanku membuat Mama melotot ke arahku.
Aku memerhatikan Pak Revan yang meraih gelas dan meminum air putih. Sedetik setelah ia menaruh gelas aku langsung menariknya paksa agar bergerak cepat.
"Aduuuuh itu anak nggak sopan!"
Aku masih mendengar Mama mencela perbuatanku. Tapi masa bodo, yang penting sekarang Pak Revan harus mengantarku sekolah.
Aku memasuki mobil lantas mengenakan sabuk pengaman.
"Bersihin dulu bibir kamu!"
"Ha?"
"Bibir kamu ada noda susu!" Pak Revan menjelaskan.
"Mana?" tanyaku sembari mencari tisu di dalam tas.
"Kelamaan!" kata Pak Revan meniruku. Lalu ia menarik daguku, meraup bibirku, lidahnya menjilati setiap sudut bibirku.
Ia menjauhkan wajahnya dariku dengan tenang sementara aku sudah berdebar pipiku memanas.
"Apa susahnya? tinggal dijilat beres!"
"Iiihhh! Bapak jangan nyosor gitu dong!" cercaku.
"Iiihhh! Bapak jangan nyosor gitu dong!" ulang Pak Revan menirukan suara cewek.
"Nyebelin!" dumelku
"Nyebelin!" ulangnya lagi mengejek.
"Plagiat!" pekikku lantas menyandarkan punggungku. "Kita berangkat sekarang!" titahku tak sungkan walaupun ia adalah bos Papa.
"Baik princess!" ucapnya kemudian mengecup pipiku lalu menginjak pedal gas melajukan mobilnya.
* * *
Sampai di sekolah, gerbang sudah tertutup. Aku melirik Pak Revan dengan raut wajah cemas.
"Yaaaaah udah ditutup!" ucapku lesu.
Pak Revan terdiam dengan wajah datar sembari tetap melajukan mobilnya.
Melihat mobil milik Pak Revan yang mendekat, Pak Parto satpam sekolah membukakan gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Teacher Pervert [Completed]
Teen FictionArabella Pramudhita yang sudah kelas dua belas yang dimana tahun depan dia akan lulus dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi malah berurusan dengan guru matematika baru disekolahnya. Kehidupan nyaman Arabella harus berakhir setelah...