48

43.4K 1.6K 59
                                    

Aku dan Pak Revan berjalan bersamaan menuju aula. Hari sudah malam, tentu saja kami terlambat menghadiri acara pernikahan Alex dan Celcilia.

Segera acara makan malam, terlihat beberapa orang menghadiri tapi pasti tidak seramai siang tadi.

Makan malam belum dimulai. Terlihat Alex bersama Celcilia sedang berbicara dengan seseorang. Kami menghampiri mereka. Ketika Alex melihat kami mendekat, ia segera menunjukkan wajah masam.

"Kenapa pengantin pria terlihat tidak enak dipandang?" Pak Revan bertanya menggoda Alex yang merajuk.

"Lo kenapa baru datang? Dari tadi gue cariin! Parah lo gak datang ke acara pernikahan sahabat sendiri!" serunya menggebu-gebu.

"Sayang, jangan ngomong sama mereka. Mereka tega benget!" lanjut Alex menunjukkan wajah sok imut menghasut Celcilia.

"Kamu jangan gitu ah! Ngambek kayak anak kecil!" ucap Celcilia.

"Revan kok telat?" Celcilia balik bertanya.

"Ada kendala tadi di butik," Pak Revan menjawab santai.

Aku menyikut perut Pak Revan, ketika ia menoleh langsung saja aku menunjukkan wajah berang.
"Maaf, aku tadi kesusahan memilih dress," cengirku.

Celcilia tersenyum seraya menjawab, "nggak papa, yuk kita makan malam dulu!" ajaknya menuntunku menuju meja makan yang terlihat sangat besar.

Pak Revan dan Alex menyusul di belakang sembari mereka berbincang.

"Pokoknya lo harus nyiapin kado spesial buat gue sama Celcilia!" ujar Alex masih dapat kami dengar dari depan.

"Lo tenag aja!" Balas Pak Revan tersenyum bangga.

"Apatuh? Gue penasaran," tanya Alex menaik turunkan alis.

Aku dan Celcilia sama-sama menoleh karena penasaran. Bukannya mengatakannya, Pak Revan malah mendekat ke Alex dan berbisik sehingga kami tak tahu apa yang sedang Pak Revan rencanakan.

"Wiiiihhh gila! Yang bener?" Alex heboh usai mendengar bisikan Pak Revan.

Pak Revan tidak menjawab hanya mengangkat kedua bahu acuh. Ia menarik kursi untuk kududuki selanjutnya ia ikut duduk di sampingku.

Pasangan itu pun duduk di hadapan kami, dengan semua anggota keluarga dan tamu yang di undang untuk makan malam juga ikut melakukan hal yang sama.

Satu persatu para pelayan bermunculan dan menyajikan bernagai macam menu masakan yang terlihat begitu menggiurkan.

"Gue juga undang Miranda. Tadi dia datang nanyain lo mulu!" seru Alex tiba-tiba.

"Dia kapan balik dari Amerika sih? Dua hari yang lalu kami nggak sengaja ketemuan, langsung aja gue kasih kartu undangan buat dia," jelasnya.

"Miranda udah balik?" Celcilia bertanya tak percaya. Ia pun menoleh ke arah Pak Revan,"seriusan nih? Lo nggak papa kan? Dia dari dulu terobsesi banget sama lo! Emang nyebelin orangnya!"

Aku melirik Pak Revan yang hanya diam dengan wajah datar.

"Gue salut sama Miranda, dari SMA dia ngincar lo! Tapi nggak pernah berhasil, hahahaha!" Alex menyahuti.

Usai mengatakan itu, Miranda muncul mengucapkan salam ramah kepada semua orang seraya tersenyum lebar.

"Noh orangnya sudah dateng!" celutuk Alex.

Miranda dengan anggun dan percaya diri melangkah menghampiri kami. Ia tentu saja mendekati Pak Revan dengan duduk di sebelahnya, dan tepat sekali kursi di samping kiri Pak Revan kosong.

Mr.Teacher Pervert [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang