lupa vote&komen
Selamat membaca...
•
•
•
"seperti bulan dimalam hari yang setia menemani bumi dengan cahaya yang begitu terang."
Kiana melangkahkan kakinya memasuki manssion tempat Arkan tinggal. Malam ini dia datang sebagai Kiana bukan the lucifer. Karena dia tidak akan bisa melawan musuhnya saat ini mengingat tubuhnya yang masih sakit akibat luka-luka.
Kiana memakai pakaian panjang untuk menutupi lukanya. Sweater hitam juga memakai masker untuk menutup luka di wajahnya. Ia berjalan menuju tempat ramai dimana dua orang sedang bertanding dalam ring. Tujuannya kesini memang hanya ingin menonton.
Kiana menurunkan maskernya karena merasa pengap apalagi orang-orang semakin ramai berdatangan ketika menjelang malam. Kiana refleks menoleh ketika ada seseorang menepuk punggungnya. Matanya terbelalak melihat sosok Riko dihadapannya.
"Kia?" Riko memastikan, matanya langsung melotot terkejut melihat luka yang ada di wajah Kiana. Tetapi gadis itu dengan cepat langsung menutup wajahnya kembali dengan masker.
"Lo disini?" Tanya Kiana kaget.
Riko langsung menarik Kiana keluar dari kerumunan, ia mengajaknya ke ruang latihan yang tempatnya lebih sepi.
"Apa yang terjadi sama lo Kia?" Tanya Riko khawatir. Ia menatap pelipis Kiana yang ditutup oleh plester.
"Gue gapapa." Jawab Kiana.
Riko geregetan menghentak lengan Kiana dengan pelan. "Jawab gue Kia!"
"Akhh." Kiana meringis ketika Riko menyentuh lengannya yang luka membuat Riko refleks langsung melepasnya.
Riko tersentak, padahal dia hanya menyentuhnya dengan pelan. "Maaf Ki, gue ngga sengaja."
"Gue gapapa." Ucap Kiana membuat Riko gemas. Riko langsung membuka masker Kiana dengan paksa hingga wajahnya terlihat jelas.
"Siapa yang ngelukain lo?" Tanya Riko. Rahangnya mengeras. Kiana langsung membuang muka.
Riko menangkup wajah Kiana agar menatapnya. "Kia." panggil Riko lembut. "Bilang sama gue siapa yang bikin lo kayak gini."
"Kenapa?" Kiana menatap Riko.
"Gue bakal habisin orang yang udah nyakitin lo."
Kiana menepis tangan Riko di wajahnya. "Papah gue." Jawab Kiana akhirnya.
Riko terpaku. Bagaimana bisa seorang ayah setega itu pada anak perempuannya. Riko ingin bertanya tapi dia takut membuat Kiana sedih.
Riko meraih tangan Kiana. "Gue antar pulang ya?"
"Gue susah-susah keluar rumah, lo malah mau anter gue pulang." Cetuk Kiana.
"Jadi lo kesini diam-diam?" Kiana tidak menjawab.
"Mau ikut gue ke suatu tempat?" Ajak Riko.
Kiana mengangguk. "Asal jangan pulang, gue mau ikut." Riko tersenyum lalu menggenggam tangan Kiana.
Riko membawa Kiana ke sebuah bukit. Tempatnya memang agak gelap dan menakutkan. Tetapi pemandangan yang dia lihat dari sini sangat indah.
Riko mengajak Kiana duduk di tepi bukit, ia juga mengajak Kiana duduk disampingnya. Tangannya membuka bungkus obat untuk luka Kiana.
"Kenapa nggak di obatin, hm?" Tanya Riko tangannya mengarahkan kapas yang sudah diberikan obat pada luka wajah Kiana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kianara Ganendra, Gadis dingin dengan sejuta rahasia yang di milikinya. Ia memiliki trauma pada masa lalunya yang membuatnya meninggalkan tempat tinggalnya di Indonesia dan menetap di Hawaii. Namun satu hal yang harus m...