Happy reading...
•
•
•
Rafan dan Kiana memutuskan untuk langsung pulang karena proses pemakaman Fani akan di segerakan.
Setelah sampai rumah keadaan rumah mereka sudah sangat ramai. Rafan melangkahkan kakinya memasuki rumah, ia langsung berlari memeluk mamanya yang berbaring tanpa nafas.
Ganendra yang ada disana berusaha menangkan Rafan yang menangis. Bahkan ia tidak mau melepaskan pelukannya.
Kiana tidak bisa melihat keadaan Rafan seperti itu, entah mengapa hatinya ikut sakit. Ia lebih memutuskan untuk menunggu di luar bersama Gio yang sedang menghubungi teman-teman mereka.
Tadi waktu di sekolah, tante Farah lah yang memberitahu Rafan bahwa Fani telah meninggal. Kata dokter penyakit Fani sudah sangat parah, tubuh Fani juga sudah digerogoti oleh kanker.
Tak lupa juga Kiana menghubungi mamanya tentang kabar duka ini.
🌵🌵🌵
Setelah pemakaman selesai, teman-teman Rafan memutuskan untuk menginap di rumah Rafan. Tentu saja mereka ingin menemani sahabatnya yang sedang berduka.
Keadaan Rafan sudah lebih baik, lelaku itu bahkan tidak menangis lagi. Ia justru malah asik bermain Ps bersama teman-temannya.
Sedangkan yang perempuan sedang membuat makanan dan minuman untuk mereka semua. Disana ada Kiana, Sarah, Nada dan Hellene. Bella juga ikut tetapi gadis itu sedang menempel pada Riko.
"Rafan.. baik-baik aja?" Ucap Nada heran. mereka sama sekali tidak melihat Rafan menangis.
Kiana hanya diam, ia menatap Rafan yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Lelaki itu berusaha menutupi kesedihannya.
Mereka memang tidak melihat Rafan menangis. Hanya Kiana dan Gio yang melihatnya saat di sekolah tadi dan waktu Rafan pulang ke rumah. Setelahnya ia tidak menangis sama sekali.
"Nggak ada orang yang baik-baik aja ketika mereka di tinggal orang yang mereka sayang." Tutur Sarah.
"Mungkin Rafan sedang berusaha ikhlas." Ucap Hellene.
Nada menatap Kiana yang hanya diam sejak tadi. Gadis itu mendekat pada Kiana.
"Ana, gue minta maaf." Ujarnya pada Kiana.
Kiana menatap Nada. "Gue salah udah nuduh lo kemarin-kemarin. Gue juga yang udah buat hubungan lo sama Riko renggang." Ujar Nada.
Kiana tersenyum tipis. "Gapapa." Jawabnya.
Kemudian Kiana langsung pergi ke ruang keluarga mengantar minuman untuk teman-temannya.
Nada berpikir apa Kiana marah padanya?
Sedangkan di ruang tamu tinggal menyisihkan beberapa keluarga mereka. Disana juga ada Stella mamanya Kiana dan juga Ganendra.
"Terimakasih karena kamu dan Kiana sudah mau datang. Saya minta maaf jika Fani memiliki salah sama kalian terutama pada Kiana." Ujar Ganendra pada Stella.
"Saya juga ingin meminta maaf pada Kiana tapi dia selalu menghindari saya." Ganendra merasa bersalah.
Ya Kiana memang selalu menghindar jika berpapasan dengan Ganendra. Sejujurnya ia tidak ingin menginap di rumah ini jika bukan karena Rafan.
"Tolong sampaikan maaf saya kepada dia karena telah mengusirnya." Mohon Ganendra.
"Kamu ngusir Kiana mas?" Stella kaget. Pasalnya ia tidak tahu apa, Kiana pun juga tidak memberitahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kianara Ganendra, Gadis dingin dengan sejuta rahasia yang di milikinya. Ia memiliki trauma pada masa lalunya yang membuatnya meninggalkan tempat tinggalnya di Indonesia dan menetap di Hawaii. Namun satu hal yang harus m...