🌵50. Pelindung

1.2K 158 3
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...



Rafan mengepalkan tanganya. Nafasnya memburu kemudian ia menghampiri Vano. Ia langsung memberikannya sebuah tinjuan.

"Kenapa lo bunuh kak Chelsa?! KENAPA?!" Teriak Rafan sambil menghajarnya.

Namun Vano tak hanya diam, ternyata ia juga membalas serangan Rafan. Sedangkan semuanya masih diam menyaksikan keduanya, mereka tidak berniat ikut campur.

BUGH

Vano langsung memberikan Rafan satu tendangan hingga membuat Rafan mundur beberapa langkah.

Vano terkekeh. "Lo mau tau kenapa?" Tanyanya. "Karena dia udah buat gue sakit hati!!" Teriak Vano di depan wajah Rafan.

"Chelsa sama sahabat lo, Riko." Vano menunjuk Riko membuat lelaki itu menjadi pusat perhatian.
"dia selingkuh! mereka ngehianatin gue!!"

Semuanya menatap Riko terkejut, kecuali Kiana dan Sarah yang sudah mengetahui semuanya.

"Tapi lo nggak pantes ngerenggut nyawa orang cuma karena masalah itu Van!!" Bentak Rafan.

Vano menggeleng. "Nggak cuma itu!" Sela Vano.

Vano menunjuk Kiana dengan Tajam. "Bokap dia juga selingkuh sama nyokap gue! Gara-gara bokap dia keluarga gue hancur!!" Ungkap Vano. Sedangkan Rafan mendadak diam karena perasaannya mendadak tidak enak.

Vano mengcengkram kerah Rafan. "Dan lo tau kenapa nyokap gue lebih milih Ganendra dari pada papah gue?"

"Karena lo anjing! Lo hadir ngerusak semuanya!!" Teriak Vano.

Rafan terpaku, nafasnya merasa tercekat. Ia menatap Vano tidak percaya. "Maksud lo apa Van?"

"Bacot anjing!"

BUGH

Vano berhasil menendang Rafan hingga lelaki itu tersungkur, kemudian ia menduduki tubuh Rafan sambil menghajarnya.

"Sejak kecil mamah udah ninggalin gue dan lebih milih lo, bahkan sampai sekarang gue pun harus tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu." Vano tersenyum miris.

"LO ITU SUMBER LUKA BUAT SEMUA ORANG!!" Teriak Vano pada Rafan.

Rafan sangat sesak mendengarnya. Ia menatap Kiana yang sedang menahan sakit. Yang dikatakan Vano benar, ternyata dirinya memang hanya sumber luka. Ia sangat merasa bersalah telah membuat orang-orang disekitarnya menderita, dan itu semua karenanya.

"Maaf Na.." Ucap Rafan sambil menatap Kiana. Tanpa ia sadari air matanya sudah menetes.

BUGH

Vano meninju wajah Rafan dengan kasar. Namun kali ini Rafan hanya diam saja tanpa melawan, sehingga sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah.

"Gue nggak peduli kalau pun harus ngehabisin saudara gue sendiri!" Teriak Vano.

"Vano stop! Jangan Rafan, gue mohon.." Ucap Kiana. Gadis itu mencoba berdiri untuk memisahkan keduanya. Kiana tidak akan membiarkan mereka saling membunuh. Walaupun mereka saudara tiri, tetap saja keduanya terlahir dari satu rahim yang sama.

Yang lain ingin mencoba menolong Rafan. Namun mereka kembali dihadang oleh orang-orang suruhan Vano.

"Bunuh gue Van, kalau itu bisa buat lo puas." Ucap Rafan terlihat putus asa. Ia dan Vano berhadapan dengan jarak beberapa meter.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang