🌵43. Isi Diary

1.2K 142 1
                                    

sorry guys klo part ini agak gejelas:)

Jangan lupa pencet bintang

Happy reading...

Angin dingin berhembus kencang yang diiringi dengan rintik gerimis. Kiana, gadis itu hanya diam duduk di meja belajarnya sembari menatap ke luar jendela, melihat gelapnya malam ditemani rintik gerimis. Angin dingin menyentuh permukaan kulitnya, namun tak urung membuatnya menutup jendela kamarnya.

Kiana menatap Jar Kaktus diatas meja belajarnya. Ia tidak lupa siapa pemberinya, justru ia sangat mengingatnya.

Ia kemudian mengingat sesuatu. Hal itu langsung membuatnya membuka laci mejanya dan mengambil sebuah buku. Diary milik Chelsa. Ya, mungkin ini adalah kunci dari semuanya.

Kiana membuka Diary yang sudah sedikit kusam itu. Kertasnya juga sudah agak kaku. Ia membuka halaman pertama tetapi kosong, halaman kedua pun sama. Tapi akhirnya ia menemukan sebuah tulisan tangan Chelsa pada lembaran ketiga.

Dear diary..
Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka. Sarah dan Riko. Mereka yang selalu menemaniku di saat kesepian. Jika aku boleh meminta, aku ingin terus bersama mereka. Setelah adik ku pergi untuk menempuh pendidikannya disana, mereka lah yang selalu mengisi hariku yang sepi. hmm andai saja bocah ingusan itu tidak memilih pergi, pasti kami bisa selalu bersama.

-27 Desember 20**

Kiana tersenyum membacanya. Air matanya menetes begitu saja.
"Maaf... Gara-gara Ana kakak kesepian." Lirihnya.

"Andai Ana nggak pergi dan tetap nemenin kak Chelsa, pasti kak Chelsa masih ada disini... semuanya salah Ana.." Ucapnya parau.

Ia kemudian membuka lembar selanjutnya pada buku diary itu.

Aku harus bagaimana sekarang. Di saat aku sudah mulai nyaman dengan persahabatan ini, mengapa ia mengungkapkan perasaanya padaku. Padahal ia tau aku memiliki kekasih. Tetapi mengapa Riko harus bilang bahwa dia menyukai ku. Bagaimana jika Sarah tau, dia pasti akan sedih. Karena Sarah sudah menyukai Riko sejak lama.

-10 Januari 20**

Kiana terpaku. Jadi Riko pernah menyukai Chelsa dan Sarah pun sudah lama memiliki perasaan pada Riko. Kiana memijat kepalanya, ia bingung dengan semua ini.

Semakin lama Vano semakin sibuk dengan kegiatan organisasinya dan tidak penah memiliki waktu untuk ku. Aku mengerti bahwa ia adalah ketua osis, tapi aku hanya ingin ia memberi kabar padaku tapi tidak sama sekali. Sebenarnya aku satu organisasi dengannya, tapi aku tidak pernah melihatnya sedikitpun. Disaat dia tidak ada justru malah Riko yang selalu menemaniku. Ia bilang ia akan tetap jadi sahabatku jadi aku tidak perlu menghawatirkan perasaannya. Tapi bagaimana bisa aku tidak peduli pada sahabatku sendiri? tapi aku senang, ia tidak berubah sedikit pun. Ia tetap menjadi laki-laki yang baik.

-23 Januari 20**

Sekarang aku dan Riko semakin dekat. Sudah beberapa kali Riko menemaniku bahkan bisa dibilang ia menggantikan peran Vano untuk menjaga ku. Aku dan Vano memang masih berpacaran, tapi ia sepertinya sudah melupakan kekasihnya. Aku sampai merasa tidak enak karena terus merepotkan Riko. Aku selalu minta antar setiap pulang sekolah, menemaniku pergi ke toko buku. Tetapi lelaki itu selalu menerimanya dengan baik, ya dia memang lelaki baik sih. Sikap dan perlakuannya yang tulus padaku selalu membuatku nyaman bersamanya. Apakah aku salah jika aku mulai menyukainya...

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang