🌵15. Berhenti Atau Lanjut?

1.7K 192 6
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...

"Oke kalau menurut lo gue berisik. Gue bakal tunjukin ke lo sekeren apa gue buat hidup lo dipenuhi oleh musik tentang Jericho Rossler. " ~Jericho Rossler
____________________________________


Riko tersenyum lebar menatap wanita didepannya. Sekarang dia sedang diperpustakan, tentu saja bukan untuk membaca buku melainkan ia hanya mengganggu Kiana. Geriknya tidak pernah berhenti untuk mengikuti Kiana. Dari Kiana duduk dia pun ikut duduk, Kiana berdiri dia ikut berdiri, bahkan sampai Kiana menelusuri rak buku dia terus saja mengekori.

Kiana yang sedang membaca buku novel sudah menyadari sejak tadi ditatap oleh Riko tapi dia berpura-pura tidak menyadari. Lalu dia menghela nafas dan menutup buku yang sedang ia baca.

"Gak ada kerjaan selain ngeliatin gue?" Ucapnya datar lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri rak buku.

Riko masih saja mengekorinya dengan senyuman lebar.
"Sejak kapan lo suka diperpustakaan?" Tanya Riko yang berdiri disampingnya.

"Sejak lo ganggu hidup gue,"

Bukannya merasa tersindir Riko malah terkekeh. "Gue akan membuat lo terbiasa dengan kehadiran gue." Ucap Riko sambil mengacak rambut Kiana yang langsung ditepis oleh sang empunya.

"Kia, lo suka sama gue ya?" Cetuk Riko tiba-tiba.

Kiana melotot mendengar ucapan yang keluar dari mulut Riko, langsung menutup buku dan menaruhnya di rak dengan gerakan kasar.

"Gue nggak suka sama cowok brisik kayak lo." Tekan Kiana.

"Bukan nggak akan tapi belum." Ujar Riko.

Riko tersenyum sinis.
oke kalau menurut lo gue berisik. Gue bakal tunjukin ke lo sekeren apa gue buat hidup lo dipenuhi oleh musik tentang Jericho Rossler. Bantinnya.

Riko dan Kiana beralih menatap seorang murid laki-laki yang berjalan menghampiri mereka.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Riko tajam,senyum diwajahnya langsung menghilangkan.

"Gue cuma nganterin titipan Gio." Ujar laki-laki itu memberikan sebuah surat. Dia adalah Zidan—Anggota geng anglaster.

Riko menarik surat itu dengan kasar, lalu merobeknya menjadi beberapa bagian dan melemparnya pada Zidan.

"Lo bilang sama ketua geng lo itu kalau gue nggak akan pernah tertarik dengan tawaran dia." Tunjuk Riko dengan wajah serius.

Kiana yang sejak tadi berada disana hanya diam sambil melipat tangan didepan dadanya memperhatikan dua orang itu.

"Calm down bro, gue cuma ditugasin buat nyampain ini sama dia. Gue bakal sampein balik pesan lo ke dia." Ujar Zidan yang menyadari perubahan Riko.

Riko mengangguk. "Bagus kalau gitu. Ngapain lo masih disini?" Usir Riko tidak langsung.

"Lo Kiana kan? nih buat lo, titipan dari Gio." Ucap Zidan memberikan coklat lalu langsung pergi dari situ.

Kiana hanya diam menatap coklat ditangannya. Bukankah lelaki itu tau bahwa dia tidak suka coklat atau bunga semacamnya, tapi dia masih saja memberikannya.

Riko masih sibuk dengan fikirannya. Gio memang tidak akan berhenti mengincarnya. Anak itu selalu menawarkan Riko untuk bergabung di gengnya. Riko tahu bahwa tujuan Gio mengajaknya bergabung hanyalah menjadikannya senjata untuk melumpuhkan lawannya yang selalu menyerang sekolah Alaska. Walaupun tujuannya baik untuk melindungi Alaska tetap saja dia tidak terima dirinya hanya dimanfaatkan. Tidak perlu menjadi anggota geng Anglaster Riko pun akan melindungi sekolahnya. Bahkan setiap ada penyerangan Riko selalu ikut turun untuk membantu teman-teman melindungi Alaska.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang