🌵63. Menghilang

1.4K 180 7
                                    

"Kiana!"

"Ana!"

Rafan langsung berlari mengejar Kiana. Ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu. Sedang Gio menggertakkan rahangnya menatap Riko dengan emosi. Tangannya mengepal kuat.

Brukk

Gio menerjang Riko.

Mereka berdua jatuh diatas rumput dengan posisi Gio di atas Riko.

BUGH

"BAJINGAN LO RIKO!!"

"Brengsek!! lo gak mikirin perasaan dia sama sekali hah?! Dia itu tulus sama lo, sedangkan lo apa? lo malah nyakitin dia anjing!" Gio menarik kerah baju Riko, sesekali ia juga memberi bogeman pada lelaki itu.

BUGH

BUGH

BUGH

"Gio udah anjing! anak orang babak belur woy!!" Teriak Nathan mencoba memisahkan.

"Gak usah pisahin gue!! Ini orang emang harus di tampolin dulu biar otaknya bener!!"

Sedangkan Riko hanya diam saja di serang berkali-kali membuat dirinya semakin babak belur.

Bella mencoba menarik Gio dari tubuh Riko. Tapi tubuhnya malah terhempas dan terjatuh karena Gio mendorongnya sangat kencang.

"Riko jangan diem aja njing!!" Ucap Nathan.

"WOY WOY WOY PANGGIL GURU!!!" Teriak Ben. Sedangkan kembarannya, Sam hanya menatap datar ke arah Riko dan Gio.

"Akhh!" Riko meringis. Bukan, bukan karena pukulan yang diberikan oleh Gio. Tapi sakit itu berasal dari kepalanya yang terus berdenyut di kepalanya. Hingga tiba-tiba beberapa memori berputar di otaknya.

"Bulannya cantik." Ujar Kiana.
"Cantikan lo." Ucap Riko.

Kiana menatap Riko dalam. "Gue percaya sama lo. Gue harap lo nggak ngerusak kepercayaan gue." Riko tersenyum lalu mengangguk.

"Kalau sama orang lain jangan senyum kaya gini ya?" Pinta Riko.
"Kenapa?" Kiana menautkan alisnya.
"Gue nggak mau nanti mereka suka sama lo."

"I love you." Bisik Riko memeluk Kiana.
"I love you more." Balas Kiana.

"Lebih suka sama yang ngasih," Jawabnya tetap dengan wajah datar, tapi mampu membuat Riko terkekeh.
"Jaga baik-baik ya, dia nggak perlu lo rawat setiap hari. Tanaman kaktus cuma butuh kasih sayang yang secukupnya."

Riko mencolek bahu Kiana dengan jari telunjuknya. "Eh nama lo siapa?"
"Nggak usah pegang-pegang." Ucapnya ketus.
"Idih galak." Lalu Riko melirik buku tulis Kiana. "Kiana..oh nama lo Kiana."
"Halo Kia,gue manggil lo Kia gapapa kan?"

"Kia..."

Gio yang ingin kembali memukul Riko refleks menahan tangannya di udara. Ia tertegun ketika Riko menyebut nama Kiana dengan panggilan khas lelaki itu.

"Bangsat! udh sadar lo?" Gio menarik kerah jaket Riko sehingga lelaki itu sedikit terangkat.

Riko mengangguk lemah. "Gue udah inget." Ujarnya dengan nada menyesal.

BUGH

Gio memukul Riko lagi. Kemudian ia memaksa Riko berdiri dengan menariknya kasar.

"Gue nyakitin Kia lagi.. gue selalu buat dia nangis." Lirih Riko lemah, bahkan suaranya nyaris tidak terdengar.

"GAK ADA GUNANYA LO NYESEL ANJING!"

Brukk

Riko kembali tersungkur karena Gio mendorongnya. Orang-orang yang menontonnya meringis karena keadaan Riko yang babak belur.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang