🌵34. Di dalam Kegelapan

1.2K 159 1
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...

Riko Refleks bangun dari tidurnya. Ia menatap ponselnya, disana tertera bahwa Kiana men tag nama Instagram miliknya.
Senyumnya terbit ketika ada fotonya di Instagram. Dengan cepat Ia meng call nomor Kiana.

"Kenapa?" Tanya suara Kiana dari seberang sana.

"Lo bilang sama gue nggak punya sosial media?" Tanya Riko penasaran.

"Baru," Jawabnya singkat.

"Lagi dimana?" Tanya Riko.

"Coffe Shop,"

Riko melirik jam. "Nanti malam bisa ke manssion?" tanyanya.

"Kenapa?"

"Gue mau tarung bebas, ini pertama kalinya gue turun. Lo datang ya dukung gue."

🌵🌵🌵

"Bibi lagi apa?" Tanya Kiana Yang melihat Bi Dina sedang sibuk dengan lilin di tangannya. Kebetulan ia sedang ke dapur mengambil minum.

"Ini non bibi lagi siapin lilin buat nanti malem, katanya mau ada pemadaman listrik bergilir." beritahu bi Dina.

Kening Kiana mengkerut. "Bukannya di rumah ini ada genset bi?"

"Iya non, tapi mesin nya nggak tau kenapa rusak."

Kiana hanya mengangguk, untung nanti malam ia tidak ada di rumah. Karena traumanya masih belum hilang jika berhubungan dengan yang gelap

"Aku nggak mau Rafan tau tentang penyakit aku mas." Ucap Fani pada ganendra.

Kiana yang tak sengaja mendengar saat melewat kamar papahnya, ia menghentikan langkahnya.

"Tapi Rafan harus tau, dia pasti akan marah kalau kita rahasiakan ini." Ujar Ganendra.

"Aku nggak mau bikin Rafan sedih mas, apalagi penyakitku semakin parah." Fani terisak pelan. "Aku takut..."

Makin parah? batin Kiana.

"Kamu tidak perlu khawatir, kita bisa cari dokter terbaik." Kata Ganendra.

"Ana. Gue mau bicara sama lo." Panggil Rafan membuat Kiana terperanjat.

Kiana langsung menarik Rafan pergi dari sana. Hingga akhirnya mereka berdua ada taman belakang.

"Kenapa lo bawa gue kesini?" Tanya Rafan bingung

"Ngomong," Suruh Kiana dingin.

"Gue minta maaf soal mama–" Ucapan Rafan terpotong.

"Nggak perlu," potong Kiana.
"Gue bosen denger maaf dari lo." Ketus Kiana. Ia langsung pergi meninggalkan Rafan sendiri.

Rafan menatap Kiana sendu. Ia berfikir kapan mereka bisa menjadi saudara yang akur layaknya saudara pada umumnya.

Berbeda dengan Kiana yang selalu memikirkan cara agar Rafan menjauhinya. Ia fikir dengan perkataannya yang menyakitkan bisa membuat Rafan membecinya. Tetapi hal itu tidak berpengaruh sama sekali.

Kiana tidak bisa memaafkan Rafan, bukan karena ia membencinya. Kiana hanya belum bisa menerima masa lalunya.

Kiana bersiap untuk pergi ke manssion. Ia sudah memiliki janji untuk datang melihat Riko tarung bebas. Saat Ingin pergi tiba-tiba sebuah suara menginterupsinya.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang