🌵54. Koridor Rumah Sakit

1.2K 147 2
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...

Dokter sudah memberitahu bahwa keadaan Riko semakin parah. Hal itu tentu saja membuat Kiana semakin di hantui rasa bersalah. Gadis itu masih menunggu Riko di depan ruangan lelaki itu, dokter belum mengizinkan masuk kecuali keluarga pasien.

"Bunda," Sapa Kiana setelah bunda sudah datang, barusan gadis itu mengabari orang tuanya Riko.

"Kia, gimana keadaannya Riko?" Tanya bunda cemas.

"Riko kritis bunda.."

Bunda langsung lemas, untung saja Gio dan Kiana langsung menahan tubuh bunda agar tidak jatuh ke lantai dan mengajaknya duduk.

"Maaf.. bunda maaf.. semuanya salah Kia..." Mohon Kiana sambil berlutut di hadapan bunda.

"Riko kaya gini karena nyelamatin Kia, maaf..."

Kiana tak berhenti mengucapkan kata maaf sambil terisak.

Bunda menggeleng berusaha menenangkan Kia. Ia mengajak Kiana duduk disampingnya. Sedangkan Gio hanya diam menyimak keduanya.

"Kia nggak salah." Ujar bunda.

"Justru bunda yang mau minta maaf sama Kia karena perbuatan Riko ke Kia."

"Maksud bunda apa?" Tanya Kiana.

"Bunda tau kalian sudah selesai dan itu semua karena perbuatan Riko kan? Riko sempet cerita sama bunda dan ngasih tau alasannya. Dan bunda kecewa sampai marahin Riko karena menurut bunda perbuatan Riko itu udah menyakiti perasaan Kia karena menjadikan kamu seperti barang taruhan."

Kiana terkejut mendengarnya, ia tak menyangka bunda mengetahui semuanya.

"Kia tau? Riko sayang banget sama Kia. Waktu Riko udah ngecewain Kia, dia sampai nge hukum dirinya sendiri. Bunda tau Riko sangat menyesali perbuatannya. Jadi Kia tolong maafin Riko ya?"

Kiana semakin terisak mendengar penjelasan bunda. Dia tidak pernah membenci Riko, justru ia membenci dirinya sendiri. Jika bukan karenanya Riko tidak akan terkena kesialan seperti ini. Hal itu membuatnya semakin yakin bahwa dirinya adalah pembawa sial.

"Riko nggak salah bunda, dan Kia nggak pernah benci Riko."

"Kia sayang sama Riko?" Tanya bunda tersenyum.

Kiana mengangguk cepat sebagai jawaban.

Sedangkan Gio membuang nafas kasar, dirinya dibakar api cemburu.

"Bunda masuk ke dalam dulu ya? mau ngecek keadaan Riko." Pamitnya pada Kiana.

"Iya bun,"

🌵🌵🌵

Stella menyambut Kiana dengan senyuman lembut. Hari ini Kiana menjemputnya untuk pulang karena Stella sudah benar-benar sembuh. Seharusnya tadi siang tapi Kiana baru menjemputnya malam hari karena insiden Riko.

"Ayo kita pulang ma," Ajak Kiana, gadis itu langsung meraih bawaan milik mamanya.

Namun Stella menatap Kiana khawatir karena beberapa luka lebam pada wajah gadis itu.
"Sayang, kenapa wajah kamu penuh lebam?" Tanya Stella.

"Kita pulang dulu ya?" Jawab Kiana. Stella akhirnya pun menggangguk.

Kiana tidak membawa mamanya kembali ke rumah Ganendra. Dan tentu saya Stella mengerti, justru Stella yang meminta agar Kiana mengantar ke apartemen miliknya.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang