🌵30. Tamu

1.2K 153 7
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...

"Luka terdalam adalah luka yang tidak bisa dilihat oleh mata, dan kesedihan terdalam adalah kesedihan yang tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata."

"Assalamualaikum." Ucap Riko memberi salam.

Malam ini mereka datang ke rumah Rafan karena kemarin sudah mengundangnya. Sekarang Riko,Sam,Ben,Nada dan Hellene menunggu sang empunya rumah membukakan pintu rumahnya.

"PAKETTTTTTT" Teriak Ben dengan kurang ajarnya. Ia tak sabar karena Rafan tak kunjung membukakan pintu.

Nada menggeplak kepala Ben. "Goblok lo ini bukan di hutan!"

"Udah gue bilang jangan ajak dia," Ujar Sam frustasi dengan kelakuan kembarannya itu.

"Gila ini rumah luarnya aja gede, gimana dalemnya." Ben terpesona, Rumah Kiana dan Rafan memang sangat besar.

Clekk.

Pintu besar itu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang tersenyum melihat mereka.

"Kalian temennya Den Rafan ya?" Tanya Bik Dina.

"Iya kita temennya Rafan, Rafannya ada?" Tanya Nada sopan.

Belum menjawab tiba-tiba Rafan sudah muncul dari balik pintu.

"Kalian udah dateng? masuk aja." Ajak Rafan.

"Bibik balik kebelakang dulu ya Den, kalo ada yang butuh apa-apa panggil bibi aja ya."

"Iya Bik, makasih ya." Ucap Rafan lalu ia mengajak temannya itu masuk.

"Gila GEDE banget rumah lo." Ben memekik. Lalu ia menunduk seakan mencari sesuatu.
"Karpet Red nya mana nih?"

Rafan Terkekeh. "Rumah gue bukan istana kali."

"Tetep aja ni rumah gedenya kayak istana!" Ben masih saja heboh. Rafan hanya terkekeh menanggapinya.

"Bisa diam nggak," Ancam Sam menatapnya sinis.

"Si Nathan kemana?" Tanya Rafan.

"Nyusul." Jawab Riko. Nathan bilang anak itu akan membawa pacarnya dengan alesan dia tidak mau menjadi nyamuk karena Sam dan Hellene yang selalu bermesraan.

"Rafan ini teman-teman kamu sudah dateng?" Fani antusias.

"Iya mah baru aja,"

"Wahhh nyokap lo ternyata masih muda banget ya Fan." Ujar Nada.

"Kamu bisa aja." Fani tersenyum.

"Tante cantik lo.." Puji Nada.

Fani terkekeh. "Kamu juga cantik, siapa nama kamu?"

"Nada." Nada tersenyum sambil memperkenalkan diri.

"Oh iya selamat ulang tahun ya Tan, Maaf aku cuma bawa ini buat Tante. hehehe..."

Fani memeluk Nada ala perempuan. "Makasih ya Nada, kamu harusnya nggak perlu bawa apa-apa nanti ngerepotin lagi. Kalian dateng aja tante udah seneng."

"Sama-sama Tante, lagian aku nggak repot kok " Ujar Nada tersenyum.

Rafan berdeham menyadarkan kedua orang itu karena semenjak mereka mengobrol, ia merasa menjadi nyamuk.

"Oh iya kalian duduk sambil ngobrol aja dulu ya, Tante mau kebelakang dulu siapin makanan." Ucapnya.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang