"Keputusanku adalah mencintaimu. entah nanti kamu patahkan hatiku, itu adalah pilihan dan urusanmu."—Kianara Ganendra
🌵🌵🌵Kiana memasuki rumah Ganendra dengan membuka pintu rumah itu secara kasar. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ruang makan dimana terdapat sekumpulan orang. Rahang Kiana mengeras ketika melihat mereka.
Kiana menghampiri mamanya yang sedang duduk di samping Ganendra. Disana juga ada Rafan dan Vano yang saling diam.
"Ma, kita pulang." Ajak Kiana. Ia menyentuh tangan mamanya.
"Ara? Ara udah makan?" Tanya Stella lembut.
"Kiana ayo kita makan bersama." Ajak Ganendra.
Kiana menatapnya jijik. "Dimana rasa malu anda?" Ucap Kiana tajam.
"Setelah semua yang anda lakukan pada saya dan mama saya, bahkan anda bisa bersikap sesantai itu?" Sindir Kiana.
"Apa anda lupa bahwa anda pernah membuang anak dan istri anda hanya karena lebih memilih anak tiri anda yang pembunuh itu?" Ucap Kiana menohok, ia menatap Vano.
"Sekarang setelah istri anda sudah tidak ada, anda meminta mama saya kembali pada anda? pemikiran bodoh macam apa itu!" Teriak Kiana, memojokkan Ganendra.
Ia tahu tentang Ganendra yang mengajak mamanya untuk kembali dengannya. Stella yang menceritakannya sendiri saat Kiana sudah tinggal bersamanya di apartemen Stella.
Lalu saat ia keluar apartemen untuk pergi sebentar, ia melihat mamanya tidak ada.
"Ara, tenang ya..." Bujuk Stella lembut.
Kiana menatap Ganendra tajam. "Jangan ganggu keluarga saya." Tukasnya.
Kemudian Kiana membawa mamanya kembali ke apartemen.
Rafan melirik Vano tajam. "Puaskan lo? liat keluarga gue hancur."
🌵🌵🌵
Hari ini SMA Atlas mengadakan kemah di daerah puncak. Hutan di daerah pegunungan itu sangat asri lokasinya juga tidak jauh dari kebun teh.
Acara ini diadakan untuk merayakan kelulusan kelas dua belas. Tapi semua murid di perbolehkan ikut. Sekarang mereka semua sedang sibuk membangun tendanya masing-masing.
"Na! Pokoknya kita satu tenda! gue gak mau tau titik gak pake koma." Cerocos Nada.
"Apaan sih, gue duluan kali yang ngajak Kiana." Sela Sarah.
"Dih Kiana maunya sama gue kali!" Nada menarik tangan Kiana.
"Gue duluan!" Sarah juga menarik lengan Kiana.
"Gue!"
"Gue!"
"Stop!" Hellene berteriak menghentikan mereka.
"Kalian tuh kayak anak kecil deh, kesian tau Ana di tarik-tarik." Ucap Hellene lucu.
"Sarah—"
BRUKK
"Ashhh."
Nada meringis ketika ketika seseorang menabrak. Orang itu juga menumpahkan kopi panas di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CACTUS [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kianara Ganendra, Gadis dingin dengan sejuta rahasia yang di milikinya. Ia memiliki trauma pada masa lalunya yang membuatnya meninggalkan tempat tinggalnya di Indonesia dan menetap di Hawaii. Namun satu hal yang harus m...