🌵9. Mereka Saudara?

2K 236 2
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...

Sudah beberapa hari ini Kiana mulai dekat dengan Nada dan Hellen, ralat bukan dekat tetapi hanya berteman. Karena Kiana sendiri yang tidak mau memiliki hubungan dekat dengan mereka, kenapa? entahlah biarlah hanya Kiana yang tahu.

Dia juga berteman dengan teman-temannya Rafan. Kiana selalu mau diajak berkumpul dengan mereka semua ketika jam istirahat. Seperti sekarang dia sedang duduk bersama mereka. Kalau bukan Nada si tukang paksa yang mengajak Kiana mungkin dia tidak akan mau.

Sebenarnya Kiana mau bergabung dengan mereka agar dia bisa mendapatkan informasi yang dia cari, hanya saja dia sangat malas karena ada Rafan yang selalu membuatnya muak.

"Gue duluan!" Ucap Nada sambil memegangi botol saus yang berusaha direbut oleh Nathan.

"Gue duluan yang ambil!" Balas Nathan.

"Nggak! pokoknya gue duluan!" Kekeuh Nada.

"Kok gitu sih Nad, yaudah suit aja kita." Ucap Nathan.

"Nggak! ladies firs!" Ucap Nada.

"Apaan sih lo berdua kaya bocah tau nggak." Ucap Riko jengah.

"Udah Nat ngalah sama cewek." Tegur Rafan.

Lalu Nathan langsung melepaskan tangannya dari botol saus memberikannya pada Nada. Nada tersenyum senang penuh kemenangan, ia menjulurkan lidahnya pada Nathan. Nathan yang melihat langsung kesal.

"Jelek lo!" Cetus Nathan pada Nada.

Nada menaruh botol saus dihadapannya. Lalu melotot pada Nathan dengan sengit.

"Arkkhhh!" Nathan menjerit ketika Nara menendang tepat tulang keringnya dibawah meja. Sedangkan Nada kembali asik dengan baksonya.

"Anjing tulang kering gue!" Teriak Nathan yang lain hanya menggeleng heran. Bagi mereka semua pertengkaran Nathan dan Nada itu sudah menjadi makanan sehari-hari untuk mereka.

"Kalian nggak bisa ya sehari aja akur gitu?" Tanya Hellen heran.

"Nggak!" Jawab keduanya berbarengan.

"Cieee barengan." Ledek Riko. Nathan dan Nada hanya mendelik. "Gue kawinin juga nih lo berdua lama." tambah Riko.

"Kawin! Kawin! kawin!" Seru Benua sambil bertepuk tangan yang dikuti oleh Riko.

"Nikah goblok!" Koreksi Nathan sambil menoer kepala Ben. Yang lain hanya meliriknya sambil tersenyum.

"Sebut namamu binti ayahmu..." Nyanyi Nathan.

"Dan semua wali kan berkata sah.." Timpal Ben.

"SAHHH!" Sahut Ben.

"Busyettt kuacinya mental semua!" Ucap Nathan saat ada Kuaci mental dari mulut Ben.

"Autis." Cetuk Sam. Ia heran mengapa bisa berteman dengan orang seperti mereka, untungnya masih ada Rafan yang dibilang masih waras.

"Dimakan Ana." Ujar Rafan kepada Ana sambil merangkul bahu Ana. Rafan mulai menjalankan perannya.

"Kalian bisa nggak sih kalo uwu-uwu nggak usah pada didepan gue!" Ucap Nathan Dramatis. Samudra dan Irenne menoleh merasa tersindir.

"Makanya cari cewek." Cetuk Riko.

"Ngaca bos." Sahut Nathan. "Siapa ya cewek yang belum gue pacarin." Tanya Nathan pada dirinya sendiri. Dasar player cap badak!

"Daripada lo gegana gitu mending sini bantuin gua ngupas kuaci." Ajak Ben membuat Nathan menoleh.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang