🌵18. Ciuman Tidak Langsung

1.5K 184 5
                                    

Jangan lupa vote&komen

Happy reading...


"Sorry gue telat...hoshhh...hoshhh.." Ucap Riko yang baru saja datang dengan nafas terengah-engah, pada pelipisnya juga dibanjiri dengan keringat. Dia sepertinya baru saja berlari.

Kiana yang sedang menulis mengalihkan pandangannya pada orang yang baru datang.
"Lo telat satu jam." Ucap Kiana datar.

Hari ini jadwal mereka untuk bekerja kelompok di Coffee Shop Kiana. Seharusnya ini tugas mereka untuk mengerjakan tugasnya bersama, tapi karena Riko telat Kiana harus mengerjakan tugasnya sendiri.

Riko duduk menghepaskan tubuhnya ke kursi masih dengan nafas yang terengah-engah. "Gue kesiangan. Motor gue mogok." Beritahunya.

"Mending lo pulang. Tugasnya udah selesai." Ucap Kiana lalu beranjak dari tempat duduknya.

Riko menahan lengan Kiana. "Lo marah cuma karena gue telat?" Tanyanya.

"Cuma lo bilang?" Tanya Kiana tak habis pikir.

"Lo udah buat waktu gue ke buang sia-sia cuma buat nungguin lo. Seandainya lo lebih bisa menghargai waktu dan nggak datang telat, mungkin tugas kita udah selesai sekarang. Dan dengan enaknya lo bilang kesiangan." Ujar Kiana kesal.

Kalau tahu jadinya dia akan mengerjakan tugasnya sendiri lebih baik dia mengerjakannya di rumah. Bahkan dia sampai harus membatalkan rencananya untuk menjenguk mamanya hanya karena kerja kelompok ini.

"Gue nggak suka sama orang yang nggak disiplin waktu." Kiana pergi setelah mengucapkannya.

Riko mendengus. "Baru dateng dimarahin, ngajak berantem?" Dumelnya.

Tetapi entah mengapa dia merasa senang saat Kiana memarahinya, ia merasa Kiana peduli padanya. Dia terkekeh mengingat wajah Kiana saat memarahinya. Lalu ia mengambil tugas mereka yang baru Kiana kerjakan. Ternyata benar Kiana sudah menyelesaikannya. Dia jadi merasa tidak enak dengan Kiana. Dia meraih laptop milik Kiana yang masih ada disana. Dia langsung mengetik tugasnya yang baru Kiana selesaikan agar dia bisa segera mengeprintnya.

Kiana yang sedang membantu pegawainya memperhatikan Riko ternyata anak itu belum pulang tetapi dia seperti sedang melanjutkan mengerjakan tugasnya.

Setelah beberapa menit Kiana menghampirinya dengan membawakan segelas susu coklat dan meletakkannya dihadapan Riko.

"Buat gue?" Tanya Riko heran.

"Hm,"

"Lo pikir gue bocah lo kasih minum susu?" Riko memasang wajah menyebalkan.

Kiana mengambil kembali segelas susu itu, karena kesal dia meminum untuk dirinya sendiri. Riko merebut kembali gelas susu yang sedang Kiana minum meneguknya hingga habis.

"Lo apa-apaan sih?" Tanya Kiana kesal.

"Kata lo itu minum buat gue, kenapa jadi lo yang minum?" Tanya Riko balik.

Sejujurnya Kiana tidak marah karena Riko  menghabiskan susunya tapi Riko baru saja meminum susunya tepat bekas bibirnya. Kiana berfikir mereka telah berciuman secara tidak langsung. Wajah  Kiana bersemu merah, dia langsung gelagapan dengan buru-buru dia langsung merapikan laptop dan alat tulisnya yang terletak di meja.

"Mau di kemanain? gue belum selesai ngetik,Kia." Tanya Riko bingung.

"Bodo amat!" Ketus Kiana langsung pergi dari situ.

CACTUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang