55. Cerita

110 9 7
                                    

Happy Reading Gaiss

"Mbak, udah sampe." Heejin tersadar dari lamunannya lalu melihat kearah sekitar.

Ternyata ia sudah sampai di depan rumahnya. Buru - buru Heejin mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah lalu memberikannya pada sang pengemudi taksi.

"Ini pak, makasih yaa, kembaliannya diambil aja."

"Tapi neng, ini kebanyak--" Belum sempat sang supir menyelesaikan omongannya, Heejin sudah terlebih dahulu keluar dari mobil dan berlari memasuki rumah.

Saat sampai di depan gerbang pun Heejin tak menyapa satpam dan berlari begitu saja memasuki rumah.

Heejin kemudian menghapus jejak - jejak air mata yang masih tersisa di pipinya.

Aahh sekarang ia tidak tau harus berbicara apa pada orang rumah tentang hubungannya dengan Soobin.

Saat ingin langsung pergi ke kamar, ada seseorang yang tiba - tiba mencegahnya.

"Heejin? Abis dari mana? Kok kayaknya buru - buru banget mau ke kamar?" Heejin membeku seketika.

Saat membalikkan badan, Heejin langsung berkontak mata dengan Jungkook. Iya, Jungkook yang mencegahnya tadi.

Saat Jungkook melihat mata Heejin, dahinya mengernyit.

"Kamu... Abis nangis??"

Mati Heejin! Ketara banget yaa mata sembab nya?

"Eng-engga kok!!"

Mendengar jawaban dari sang adik, Jungkook malah makin mendekat ke arah Heejin.

"Jawab jujur, kamu abis nangis kan??" Ucap Jungkook yang kini sudah berada tepat di depan Heejin.

Heejin kali ini hanya bisa menunduk lalu menggelengkan kepalanya.

"Siapa? Siapa yang bikin kamu nangis?" Jungkook sekali lagi bertanya dengan suara tegasnya.

Runtuh sudah pertahanan Heejin.

"Kakak..." Heejin mulai mengeluarkan air matanya.

Tanpa bicara apapun lagi, Jungkook langsung memeluk adiknya.

Jungkook dengan telaten mengelus lembut rambut hingga punggung Heejin.

Tangis Heejin justru makin pecah.

"Ssshhh tenang, ada kakak disini, kamu gak sendiri. Luapin semuanya, jangan nyembunyiin semuanya sendiri." Suara Jungkook kini melembut. Sangat lembut sehingga membuat Heejin sedikit tenang.

Setelah 10 menit menangis di pelukan Jungkook, Heejin melepas pelukannya lalu dengan cepat menghapus air matanya.

"Udah tenang?"

Heejin hanya mengangguk. Mata dan hidungnya menjadi merah karena terlalu lama menangis.

"Kenapa, hm? Coba cerita sama kakak."

Sebenarnya Heejin agak ragu bercerita. Tapi mau bagaimana pun ini bukan masalah sepele. Heejin harus mengatakan semuanya.

"Kakak janji jangan marah ya? Jangan kebawa emosi dulu... Mungkin ini emang ngagetin banget, tapi aku mohon... Tahan emosi kakak." Bahkan sekarang Heejin masih belum bisa menatap manik Jungkook yang kini sedang menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kenapa emang? Gak bisa janji kayak gitu." Ahh Heejin semakin takut rasanya.

"Please kak..."

"Oke, kakak tahan emosi kakak. Kalo sanggup yaa... Kalo gak sanggup berarti emang hal yang kamu ceritain udah diluar batas kesabaran kakak."

My Beloved BadBoy | Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang