57. Dengannya, Heejin luluh

164 6 9
                                    

Happy Reading Guys

Heejin hanya duduk dan terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin hanya duduk dan terdiam. Melamun melihat keadaan luar rumah sakit lewat jendela.

Saat ini ia sendiri. Orang tua nya pulang ke rumah sebentar untuk mengambil barang - barang yang Heejin butuhkan, sedangkan Somi dan Jungkook masih berada di sekolah.

Ah.. Ia jadi rindu sekolah.

Ingin sekali rasanya kembali dapat bersekolah, bertemu teman - temannya, dan bersenang - senang lagi.

Jantungnya masih sesekali kambuh. Terkadang teramat sakit sampai membuatnya menangis. Tetapi untungnya, saat ini sudah mereda.

Tok Tok Tok

Heejin menoleh.

Ternyata suster. Membawakan makan siangnya sambil tersenyum. "Permisi, ini makan siangnya ya, jangan lupa dimakan, setelah itu minum obat."

"Terima kasih, sus." Heejin juga tersenyum.

Suster tersebut lalu meletakkan makanannya diatas meja lalu pergi.

Heejin benar - benar malas makan.

Haruskah Heejin makan sekarang?

Tok Tok Tok

Huh..

Siapa lagi kali ini?

Pintu terbuka. Dan disana..

Terlihat Siyeon dengan seragam sekolahnya, yang tersenyum simpul sambil menuntun seseorang yang sama sama menggunakan baju rumah sakit seperti Heejin.

"Boleh masuk?" Tanya Siyeon pada Heejin.

Heejin Diam. Masih menatap kaget orang di sebelah Siyeon.

Siyeon mengerti dengan keterkejutan Heejin saat ini. Tapi mungkin saat ini saat yang tepat, untuk meluruskan segalanya. Meluruskan masalalu mereka, dan membuat semuanya jadi lebih jelas.

Jeno—orang yang berada di sebelah Siyeon, hanya menunduk. Entah tak berani menatap Heejin karena merasa bersalah, atau tak tega melihat keadaan Heejin yang sedang sakit saat ini.

Heejin mengangguk. Mempersilahkan kedua orang yang tadi mengejutkannya untuk masuk dan duduk.

"Jen.. Samperin Heejinnya. Udah lama kan kalian gak ketemu." Siyeon berbisik. Membuat Jeno mengangkat kepala dan mengarahkan pandangannya pada Heejin yang saat ini menatapnya.

Jeno melepaskan tuntunan Siyeon. Berjalan mendekat ke arah kasur Heejin sambil mendorong tiang infusnya.

"Lala.." Saat Jeno menyuarakan satu kata itu, Heejin menangis. Air matanya tiba - tiba keluar.

"Maaf, La.."

"Maaf atas semua perlakuan menyakitkan aku ke kamu, maaf untuk aku yang gak pernah sadar kalau kamu itu Lala, Lala yang dulu selalu ngasih senyuman manisnya buat aku."

My Beloved BadBoy | Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang