06 - Telepon

131 6 0
                                    

~🖤~

Oliv mengoleskan lipstik tipis pada bibirnya, setelah itu tersenyum pada dirinya di pantulan kaca di hadapannya.

Oliv kemudian beralih mengambil tas di atas meja belajar yang sudah ia isi dengan buku-bukunya, ia pun keluar dari kamarnya, menuruni tangga untuk menemui Arul, guru lesnya.

Yap, hari ini adalah hari sabtu, tepat di mana jadwal Oliv les dengan Arul.

Oliv terkejut karena Arul sudah berada di sofa ruang tamunya, dengan cepat Oliv segera menghampiri pria itu.

"Udah lama nunggu, kak?" tanya Oliv tak enak sembari Oliv meletakkan tasnya perlahan ke atas meja.

Arul kemudian turun dari sofa dan duduk di bawah di samping Oliv lalu tersenyum sembari menggeleng pelan."Gak kok, baru aja datang. Tadi bibi yang nyuruh masuk."

Oliv ikut tersenyum sembari mangut-mangut."Oh, iya, kak. Ini, aku masih gak paham sama satu soal mtk, bentar yah aku ambilin."

Oliv mengambil bukunya yang berada di dalam tas kemudian membukakan halaman soal yang ia maksud sembari menggeser bukunya ke hadapan Arul agar cowok itu dapat melihat jelas soal yang ia maksud.

"Oh, ini tentang... bentar aku lupa materi ini apa."

Arul langsung terkekeh dengan dahi yang berkerut sambil matanya mengarah ke atas berusaha mengingat kembali materi apa itu, melihat itu Oliv juga dibuat terkekeh pelan.

"Aih, lupa. Tapi aku masih ingat kok cara ngerjainnya. Yaudah sini, aku jelasin, ya."

Oliv pun mengangguk pelan lalu mendekatkan tubuhnya lebih dekat dengan Arul.

Mereka pun mulai hanyut dalam sesi belajar-mengajar. Sesekali Oliv mencuri pandang pada Arul, pria yang sudah Oliv kagumi semenjak Oliv tau apa itu arti berdebar. Tepatnya saat Oliv masih SMP, kelas delapan.

~*~

Hendri duduk di meja belajarnya, dengan laptop yang menyala tepat di depannya. Hari sabtu ini ia ditemani dengan tugas yang meraung untuk cepat dikerjakan, yah walau deadlinenya masih agak lama sekitar lima hari lagi, namun karena Hendri tidak ada kerjaan dan ingin cepat santai ia pun memutuskan untuk mengerjakannya sekarang.

Sejujurnya ini hanyalah pengalihan. Karena sebelumnya Hendri hanya bersantai di kasurnya dan tiba-tiba ia mendapatkan panggilan telepon dari Linda yang hanya menangis tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Hendri belakangan ini tersadar apa yang dilakukannya kemarin dengan berteriak pada ayahnya adalah salah besar. Namun, untuk meminta maaf, ia juga masih tak bisa. Karena semua hal yang terjadi saat ini adalah ulah dari ayahnya juga.

Mantan Terindah - Raisa.

Lagu itu tiba-tiba terputar dari playlist Hendri yang seminggu lalu baru ia buat, Hendri mendesis, ia jadi salah fokus dengan lirik yang ada di lagu itu, bisa-bisanya lirik di lagu itu sangat relate dengan kehidupannya.

"Ngeselin banget lagunya." Hendri berdecak kesal mengambil ponselnya yang terletak tak jauh di samping laptopnya.

Hendri mengamati isi lagu yang ada di playlist yang ia buat, Hendri berdecih setelah melihat semua lagu yang ada di playlist yang ia buat itu.

"Ini kenapa lagunya galau semua dah!"

Hendri segera membuka playlistnya lain dan akhirnya lagunya pun berganti menjadi lagu Better When I'm Dancin' - Meghan Trainor.

"Nah gini kan enak." Hendri mulai kembali fokus pada laptopnya lagi, sembari sesekali mengikuti alunan lagunya.

Lagunya pun akhirnya selesai dan terjadi jeda sejenak sebelum dilanjutkan dengan lagu berikutnya yang terputar acak.

Hendri dibuat berdecak lagi ketika You broke me first - Tate McRae terputar menjadi lagu selanjutnya.

"Ah, sial!" Hendri mengambil kasar ponselnya segera mematikan lagunya, Hendri kembali meletakkan ponselnya.

Lelaki itu menyandarkan punggungnya ke belakang sembari menutup matanya untuk menenangkan sedikit pikirannya.

Mengapa hari ini jadi terasa lebih lelah? Batin Hendri berkata.

Hendri mulai tenang, larut dalam keheningan ruang kamarnya.

Sampai akhirnya....

Drrtt.

Ponselnya kembali berdering, menampakkan sebuah nomor yang melakukan panggilan telepon, membuat Hendri sedikit terkejut saat mengecek siapa orang yang meneleponnya saat ini.

Hendri masih duduk diam menatap Layar ponselnya lama, ada rasa keraguan untuk mengangkatnya.

Karena yang meneleponnya saat ini adalah Kamala. Kamala yang merupakan bibi Hendri atau adik perempuan dari Ayah Hendri.

Hendri menghela napas panjang sambil berkata,"It's okay."

Yang membuat Hendri menjadi ragu untuk mengangkat telepon dari bibinya adalah karena takut bibinya itu akan menanyakan suatu hal menyangkut tentang dirinya dan ayahnya. Sedangkan Hendri sendiri belum mau untuk membahas hal itu saat ini.

Hendri mengambil ponselnya ke genggamannya, dengan segera Hendri menggeser ikon hijau sebelum ia sempat mati.

Terdengar suara Bibu Kamala di seberang sana.

"Halo, Hen, akhirnya diangkat juga."

~🖤~

Coba tebak kenapa Bibi Kamala nelpon?

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang