13 - Supir Pribadi

81 6 0
                                    

~🖤~

Hendri memasukkan perlahan mobilnya ke garasi rumahnya. Pikirannya masih tak bisa fokus karena memikirkan hal yang terjadi di kampus tadi. Dimana Linda bersama dengan pria yang Hendri tak tau siapa dia. Yah, walaupun sekarang Hendri bukan siapa-siapanya Linda, tapi rasa penasaran dengan pria itu pasti ada, lagi pula Hendri dan Linda belum lama pisah.

Hendri menutup kembali pintu mobilnya, lalu beranjak dengan menyikut tasnya untuk masuk ke dalam rumah.

"Mas Hendri," panggil seseorang dari belakang Hendri, membuat Hendri terpelonjat kaget saat hendak membuka kunci pintu rumahnya.

Hendri memutar kepala serta tubuhnya ke belakang mencari sumber suara yang membuatnya terkejut.

"Hana?" Hendri mendengus masih kesal karena tadi Hana hampir saja membuat jantungnya copot.

Gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya itu hanya nyengir tanpa dosa."Mas," panggil Hana lagi.

"Hmm?" Hendri memutar matanya kembali fokus membuka kunci pintu rumahnya.

Hana terdiam sebentar sampai Hendri membuka lebar pintu rumahnya dan membututi pria itu masuk ke dalam rumah. Hendri yang melihat itu dengan cepat merengganggkan tangan kirinya menghalangi pintu tak membiarkan Hana masuk.

"Mau ngapain?"

"Mau masuk."

"Gak, gak boleh."

Hendri berbalik badan seratus delapan puluh derajat, berhadapan langsung dengan Hana dengan tubuh yang berada di tengah-tengah pintu yang terbuka setengah itu, menegaskan pada Hana bahwa gadis itu tak boleh masuk.

Hana berdecih kesal, lalu kemudian menampar pipi Hendri gemas membuat Hendri yang tadi santai berdiri langsung melotot dibuat Hana.

"Kenapa ditampar?"

"Karena Mas Hendri ngeselin!"

Hendri menghela napas gusar."Terus lo kesini mau ngapain? Mau ngomong apa sih?"

Wajah Hana yang tadi murung langsung berubah seratus delapan puluh derajat menjadi tersenyum, membuat Hendri bergidik ngeri melihatnya.

Hana menyangkutkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya ke belakang telinga."Mau nagih janji," ucap Hana.

Hendri mengerutkan keningnya tak mengerti maksud Hana."Nagih janji?"

Hana menganggukan kepalanya semangat."Mas Hendri lupa? Kan waktu itu mas sendiri yang bilang kalo aku boleh minta apa aja."

Hendri akhirnya mengingat janji itu kemudian mangut-mangut di depan Hana.

"Jadi permintaannya, aku mau Mas Hendri jadi supir pribadi yang siap nganterin aku kalo mau kemana-mana."

Hendri yang awalnya mangut-mangut mendengar permintaan Hana langsung melotot terkejut dengan permintaan gadis itu.

"Supir?" tanya Hendri yang dijawab anggukan oleh Hana.

"Gak susah kok mas, cuma nganter doang!" ucap Hana dengan mata berbinar."Ya, contohnya kayak nganter ke sekolah gitu."

Hendri dibuat menganga dengan penuturan Hana barusan, mengantar Hana setiap pagi ke sekolah? Astaga tidak bisa Hendri bayangkan, sangat mengganggu tidur paginya.

~*~

Hana mengikat sempurna tali sepatunya, ia menoleh pada Rio yang berdiri lebih dulu lalu menghampiri Rahma yang berdiri menyender ke samping pintu memperhatikan kedua anak kembarnya.

Rio menyalimi Rahma kemudian menatap Hana dengan wajah kusut.

"Apa?" tanya Hana dengan gaya angkuhnya melipat kedua lengannya di depan dada.

"Apa-apa, cepatan, malah santai aja. Gue tinggal juga lu!"

"Tinggalin aja," ucap Hana membuat Rio mengangguk mengiyakan.

Rahma yang melihat itu langsung menegakkan posisinya menjadi berdiri tegap."Loh Hana sekolah nanti naik apa?"

Hana tersenyum menoleh ke arah mamanya belum memberikan jawaban, lalu mengalihkan kembali pandangannya pada Rio yang juga menatap ke arahnya sembari memakai helmnya dengan gerak lambat.

Senyum Hana semakin merekah saat mobil berwarna hitam berhenti di depan pagar rumah mereka.

"Tuh, Hana naik itu ma, udah dijemput tuh." Hana bangkit dari duduknya menghampiri Rahma yang masih melongo.

"Itu siapa Han?" tanya Rahma masih memperhatikan mobil itu saat Hana menyaliminya.

"Mas Hendri, dia sekarang jadi supir pribadinya Hana."

Rahma mengerutkan kening,"s-supir?" Hana menganggukan kepalanya cepat sebagai jawaban.

"Yaudah Hana berangkat dulu, Mah."

Hana beranjak pergi meninggalkan mamanya yang masih dipenuhi tanda tanya. Hana menolehkan pandangannya sembari membukakan pagar untuk Rio.

"Mau ikut juga gak?" tawar Hana pada Rio.

Rio menggelengkan kepalanya cepat."Gak, makasih." Rio mengendarai motor vespanya meninggalkan rumah saat Hana sudah membuka setengah pagar rumahnya.

Hana berdecih kesal lalu kembali menutup pagarnya, tak lupa untuk mendadahi Rahma sebentar.

Hana kemudian masuk ke dalam mobil, sudah ada Hendri di dalam sana yang tersenyum cerah setelah tadi menyapa Rahma dari dalam mobil.

Hana mengulum senyumnya, membuat Hendri mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa lo?" tanyanya.

Hana menolehkan pandangannya pada Hendri."Oh, halo mas. Jadi ini ya supir baru saya, wah ternyata good looking juga, kiw."

Hana berlagak sudah seperti majikan yang baru saja bertemu asisten barunya.

Hendri yang tadi sudah serius memperhatikan Hana, malah dibuat kesal saja oleh gadis itu, padahal masih pagi. Hendri menutup matanya sejenak untuk meredamkannya sejenak, lalu menyalakan mesin mobilnya tak lagi memperhatikan gadis yang sedari tadi misuh-misuh sendiri.

~🖤~

Kiw😚

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang