27 - Jalan

80 8 0
                                    

~🖤~

Hana berjalan menghampiri Rio dan Rahma yang duduk sambil menonton tv di ruang tengah. Rio dan Rahma menolehkan pandangan mereka menatap Hana yang sudah rapi seperti hendak jalan keluar.

Hana mengenakan kaus putih dilapisi cardigan hijau, ditambah dengan celana jeans hitam miliknya, sementara rambutnya Hana memilih untuk menguncir kuda dengan meninggalkan poni di dahinya.

"Mau kemana, An?" tanya Rahma tersenyum tipis.

"Ana janjian sama Vito, ma. Mau bantuin Vito buat nyari kado untuk adek dia yang mau ulang tahun besok," balas Hana ikut tersenyum.

Rahma pun menganggukkan kepalanya. Hana kemudian mendekat pada Rahma mengambil tangan wanita itu untuk menyaliminya.

"Nitip cemilan dong, An," pinta Rio tanpa menolehkan pandangannya pada Hana.

Hana berdecak pelan."Ish, nyebelin, selalu deh!"

Rio mengulum senyumnya senang sekali rasanya bisa bercanda seperti ini lagi dengan Hana, karena beberapa hari lalu Hana sangat sensitif, mungkin efek karena masalah ia dan Hendri waktu itu.

~*~

Hana dan Vito berdiri berdampingan menaiki eskalator menuju lantai dua mencari hadiah yang tepat untuk adik perempuan Vito, yaitu Adira.

"Adek lo naik umur berapa, To?" tanya Hana pada Vito.

Vito menolehkan pandangannya pada Hana."Sekarang naik 6 tahun." Hana pun mangut-mangut mengerti.

"Eh, nama adek lo siapa tadi?"

"Adira."

Tepat saat itu juga mereka sudah berada di atas dan kembali berjalan beriringan mendatangi toko khusus untuk mainan anak-anak. Hana dan Vito langsung memasuki tempat tersebut dan beralih ke tempat main yang berwarna pink karena adik Vito adalah perempuan.

Melihat semuanya berwarna pink, itu pun membuat Hana makin semangat, karena sejujurnya warna kesukaan Hana adalah pink, Vito sampai dibuat terkekeh karenanya.

"Beliin apa ya, Kak Hana ada ide gak?" tanya Vito menghentikan langkah Hana yang sudah seperti anak kecil kalau disuruh berbelanja.

Hana menegakkan tubuhnya menghadap Vito, memutar matanya ke arah atas seraya menyusuri sekeliling untuk melihat-lihat apa yang cocok untuk diberikan pada Adira.

"Gimana kalo ini?" saran Hana sambil menunjuk kotak berisi barbie lengkap dengan baju, sepatu, dan tasnya.

Vito menggelengkan kepalanya pelan."Jangan itu deh kayaknya, soalnya Adira udah punya banyak di rumah," ucap Vito.

Hana kembali memutar otaknya sambil berjalan mengelilingi tempat mainan itu untuk menemukan suatu barang yang menurutnya cocok, diiringi dengan Vito yang mengikutinya di belakang.

Hana menangkap kotak masak-masakan, ia lalu menoleh ke belakang dan menemukan Vito yang langsung menggeleng pelan."Masak-masakan kan?" Hana mengangguk sebagai jawaban."Adira juga udah punya," lanjutnya membuat Hana mumet harus memilih apa lagi.

Hana berjalan sedikit lagi dan menemukan sebuah mainan dengan nama Home Supermarket Playset namun ukurannya lebih besar dari kotak mainan barbie dan masak-masakan tadi, Hana kemudian mengalihkan pandangannya untuk melihat harga yang tertera. Mata Hana langsung membulat saat melihat harganya Rp. 460.000.

"Yang ini kayaknya boleh," ujar Vito membuat Hana menggeleng cepat.

"Kenapa?" tanya Vito bingung.

"Mahal," balas Hana berusaha untuk menarik Vito mencari mainan yang lain.

"Yang ini aja kak, Adira pasti suka. Gak papa kok," ucap Vito menghentikan langkahnya untuk pergi dari sana.

Setelah menyelesaikan pembayaran serta membayar orang untuk mengantarkannya ke rumah, karena memang barangnya cukup besar sedangkan Hana dan Vito hanya menggunakan motor.

Hana dan Vito pun berjalan untuk makan terlebih dahulu, karena Vito menjanjikan untuk meneraktir Hana karena sudah mau menemaninya hari ini membeli hadiah untuk Adira adik kesayangannya itu.

Hana dan Vito berjalan memasuki restoran dan duduk di meja yang sudah di tentukan. Mereka pun memesan makanan dan minuman sesuai keinginan mereka masing-masing.

Hana mendongak menatap Vito setelah pelayannya pergi."Makasih banyak loh, To."

Vito langsung terkekeh sembari menggeleng cepat."Harusnya aku yang bilang makasih kak, soalnya Kak Hana yang udah bantuin aku nyari kado buat Adira," sahut Vito.

"Bisa aja lo, itu mah gak ada apa-apanya."

Keduanya pun langsung tertawa bersama, sambil terus berbincang banyak hal hingga berhenti saat makanan mereka sudah datang.

Vito terus-terusan dibuat tersenyum karena Hana, sebelumnya Vito belum pernah menemukan sosok yang seperti Hana maka dari itu Vito sangat nyaman jika berada di dekat Hana seperti ini.

~*~

Motor Vito berhenti tepat di depan rumah Hana, Hana segera turun sambil memberi senyum hangat pada Vito.

"Makasih banyak ya," ucap Hana.

Vito mengangguk."Ya udah aku duluan ya kak," balas Vito diberi anggukan pula oleh Hana sambil mendadahi Vito yang mulai menjauh dari pandangannya.

Hana melangkahkan kakinya membuka pelan rumahnya, cukup lelah rasanya tapi Hana merasa senang karena sudah lama tak jalan-jalan seperti ini.

"Hana," panggil seseorang tepat di belakang Hana.

Hana diam terpaku, Hana kenal suara itu, Hana mengetahui siapa dia.

Dia adalah lelaki yang selama ini membuatnya galau sampai berhari-hari, Hana tak mengerti mengapa lelaki itu mendatanginya lagi setelah lama membuatnya overthinking karena Hana mengira lelaki itu membencinya karena sikapnya yang seperti ingin menjauhinya.

"Hana, ada yang pengen gue omongin."

~🖤~

Acikiwir

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang