41 - Mau Gak Mau

77 6 0
                                    

~🖤~

"Assalamualaikum."

Terdengar suara langkah kaki yang berjalan masuk disertai suara roda koper yang bergelinding. Hana, Rio, dan Rahma mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu di saat yang bersamaan terharu, bahagia, lega, kerinduan tercampur aduk di masing-masing yang tersirat di mata mereka.

Hana dan Rio lebih dulu berlari menghampiri Adam yang masih berada di ambang pintu namun saat melihat kedua anaknya ia langsung melepas genggaman tangan dari kopernya dan langsung membentangkan tangannya bersiap menerima pelukan. Sementara Rahma hanya tersenyum haru melihat Adam berpelukan dan anaknya saling melepas rindu.

Mereka pun mulai melepas pelukannya perlahan."Kangen ayah gak?" tanya Adam terkekeh pelan.

"Kangenlah!" jawab Hana berdecak, sementara Rio hanya ikut terkekeh pelan.

Rahma menggelengkan kepalanya pelan lalu berjalan mendekat ke arah mereka bertiga dengan senyuman tak dapat ia sembunyikan, karena sudah sekian lama keluarganya tak berkumpul seperti ini.

"Nah ini, mama negara datang. Kangen ayah juga gak?" tanya Adam menggoda.

Rahma melotot pada Adam sambil memukul lengan pria paruh baya itu, kemudian mengambil koper milik Adam tadi ke dalam genggamannya. Hana dan Rio lalu saling tatap sembari bergidik pelan, orang tua mereka ini padahal sudah tua tapi masih saja suka bermesraan berdua di depan anaknya lagi.

"Udah, ah, ayah mandi dulu sana. Mama udah masakin makanan kesukaan ayah," ujar Rahma.

"Sayur bening?" tanya Adam dengan mata berbinar.

Rahma seketika terkekeh karena melihat ekspresi Adam yang begitu, Hana dan Rio yang melihat itu pun ikut terkekeh pula. Rahma lalu menganggukan kepalanya dua kali sambil menyeret kopernya ke dalam.

"Ikan asinnya?" tanya Adam lagi mengiringi Rahma dari belakang.

"Iya ada juga, yah, ikan hiu pun ada kami beli." Hana menjawab asal sambil menggandeng lengan ayahnya dari samping.

Mereka pun akhirnya tertawa bersama. Kebahagiaan yang tak akan pernah bisa digantikan dengan apapun.

~*~

Adam, Rahma, Hana, dan Rio keempatnya kembali menghabiskan waktu bersama di meja makan, sambil menikmati masakan mamanya sesekali mereka saling berbagi cerita satu sama lain kepada Adam atau sebaliknya, ayah yang bercerita tentang dirinya sewaktu di Singapore.

"Iya ayah, parah banget kan si Rio, temannya ngasih undangan malah mau ditunda," adu Hana.

Rio melirik tajam pada Hana ingin sekali ia menyumpal mulut Hana, setengah kekhilafan yang ia lakukan selama tak ada ayahnya sudah diadukan semua oleh Hana pada ayahnya. Adam dan Rahma hanya terkekeh kedua anaknya memang selalu begitu.

Adam menyuap suapan terakhirnya lalu dilanjutkan meminum air putih, Adam melirik Hana sebentar kemudian berdehem hingga membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Ana, punya pacar ya?" tanya Adam tiba-tiba.

Rahma, Rio apalagi Hana melotot terkejut dengan lontaran Adam barusan. Mereka kira Adam belum mengetahuinya dan mereka juga akan menyembunyikan hingga waktu yang tepat, namun ternyata sekarang sudah tak semudah itu karena nama Hana sedang hangat diperbincangkan di mana-mana.

"I-iya ayah," jawab Hana terbata.

Wajah Adam berubah datar sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang menatap Hana penuh sampai membuat jantung Hana berdebat hebat. Rahma dan Rio pun hanya bisa diam, karena ini kali pertama melihat ayahnya seperti ini jadi membuat mereka sedikit segan.

"Dan pacarmu itu tua dari kamu 5 tahun?" Hana menggigit bibir bawahnya gugup terus menundukkan kepalanya tanpa menjawab."Ayah lagi nanya, tolong dijawab ya Ana," ujar Ayahnya lagi.

"Iya ayah."

"Gini Ana, ayah gak bakal larang kamu maupun Rio kalo mau pacaran, toh kalian udah gede. Tapi yang ayah gak setuju kamu kenapa milih pacaran sama yang lebih tua seperti itu?"

"Banyak cowok seumuran kamu Ana. Kamu tuh masih SMA kelas sebelas dan ayah gak mau pacar kamu yang udah dewasa itu memanipulasi kamu."

"Sekarang kamu masih pacaran sama dia?" tanya Adam lagi.

Hana menganggukan kepalanya yang masih dalam posisi menunduk sebagai jawaban pada ayahnya.

"Mau gak mau, suka gak suka, ayah minta kamu putusin hubungan sama dia."

Seperti kilat tiba-tiba menyambar Hana. Hana tak tau kondisi hatinya bagaimana saat ini, sudah jelas dia ingin membantah apa yang ayahnya ucapkan barusan. Tapi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, mau bagaimana pun itu adalah ayahnya dan sudah jelas ayahnya ingin kebaikan bagi anaknya.

~🖤~

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang