05 - Hangover

135 9 1
                                    

~🖤~

Weekend sepertinya adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, karena weekend adalah hari orang-orang bersantai atau beristirahat setelah melakukan pekerjaan di hari sebelumnya.

Begitu juga dengan Hana. Ia mengisi hari liburnya dengan duduk di sofa ruang keluarganya sembari menonton drama yang sedang tayang di tv-nya, tak lupa pula tambahan camilan di tangan kanannya, inilah fungsinya ia membeli banyak snack kemarin.

Saat sedang asik-asiknya menonton, Hana dibuat berdecak kesal karena channel tv-nya berganti.

Hana menoleh ke samping yang sudah terdapat seorang cowok duduk dengan tak tau dirinya.

Kerjaan siapa lagi kalau bukan Rio, kembarannya satu itu. Entah sejak kapan cowok itu duduk di sampingnya dengan remote yang sudah berada di tangannya.

"Ih, Rio!"

Hana berusaha mengambil kembali remote di tangan Rio, namun cowok itu acuh tak acuh dan malah menjauhkannya dari jangkauan tangan Hana.

"Gue mau nonton, yo! Gue duluan yang duduk di sini."

"Hana," panggil Rahma dari arah dapur yang membuat Rio tersenyum penuh kemenangan sembari melihat wajah Hana berubah kusut dengan tatapan tajam mengarah ke arahnya.

Hana bangkit dari duduknya untuk menghampiri Rahma, namun sebelum benar-benar pergi Hana menyempatkan untuk menendang kaki Rio lalu menoyor kepala cowok itu.

"Hana!" Rio mendesis kesal.

Hana menoleh ke belakang lalu menjulurkan lidahnya mengejek Rio, setelah itu kembali berjalan ke dapur.

Hana mendekatkan dirinya ke dekat Rahma yang sedang menyiapkan kotak makan di atas meja makan.

"Kenapa Ma?"

Rahma tersenyum sembari menyodorkan kotak makan dan botol minuman di tangannya pada Hana.

"Ini kamu kasih ke Mas Hendri, ya? Ini oatmeal sama air kepala, katanya ini tuh cocok buat menghilangkan hangover. Kasian mama sama Mas Hendri kan tadi malam mabuk berat."

Iya, mama Hana tau karena tadi malam Hana tidak bisa melakukannya semuanya sendiri, mulai dari membuka pagar, membantu Hendri masuk ke dalam rumah, memasukkan mobilnya ke garasi rumahnya. Alhasil Hana meminta bantuan Rio dan Rahma pun tau karena ia ikut menyaksikan tadi malam.

Hana menganggukan kepalanya kemudian menyambut kotak makan berisi oatmeal dan botol minuman berisi air kelapa itu ke genggamannya.

~*~

Hendri membuka matanya sedikit lalu mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum akhirnya ia bangkit, mengubah posisinya yang tadi berbaring menjadi duduk.

Pria itu terkejut saat melihat ternyata dirinya tertidur di sofa ruang tamu.

Hendri kurang mengingat kejadian tadi malam, ditambah sakit kepala dan mual yang dirasakannya membuatnya tidak mood untuk melakukan sesuatu.

Hendri terus-terusan memegang kepalanya yang pusing sembari tertatih berjalan menuju pintu rumahnya untuk membuka pintu agar ia bisa setidaknya hanya untuk menghirup udara pagi.

Hendri menarik pintu itu, namun tak mau terbuka. Ia juga mengecek di pintunya tak ada kunci yang bertengger di sana.

Hendri melepaskan tangannya kanannya dari kepala kemudian mencari-cari di kantong baju dan celananya, namun tak juga menemukan kunci rumahnya.

"Mana sih kuncinya?!" Hendri menurunkan pandangannya ke bawah mencarinya lagi siapa tau terjatuh di bawah lantai.

Sampai akhirnya Hendri mendengar suara kuncian rumahnya mulai terbuka, saat itu juga pintu rumahnya terbuka menampakkan seorang gadis dengan membawa kotak makan dan botol minuman ditangannya.

Hendri dan Hana saling bertatapan sebentar, Hendri berusaha mengingat siapa gadis yang membukakan pintu rumahnya saat ini. Ah, Hendri baru ingat siapa gadis ini, ia adalah tetangganya sebelah yang kemarin mengintip ke dalam rumahnya.

Hana sedikit terkejut saat melihat Hendri sudah berdiri di depan pintu rumahnya dengan tatapan yang tak bisa Hana jelaskan dengan kata-kata.

"Ini mas--" Baru saja Hana ingin memberi kotak makan dan botol minumannya pada Hendri langsung gerakannya langsung terpotong dengan pertanyaan Hendri.

"Kok bisa kunci rumah gue ada di lo?"

Hana diam sebentar.

"Tadi malam Mas Hendri mabuk berat, aku bingung tadi malam kalo rumahnya gak dikunci takut terjadi apa-apa, kalo rumahnya dikunci dari dalam terus aku keluarnya gimana? Akhirnya aku memutuskan buat kunci dari luar, terus aku bawa pulang kuncinya, karena kalo ditinggal di luar sama aja boong."

Hendri diam sebentar dan akhirnya ia memilih untuk diam saja, kepalanya juga masih terasa pusing ditambah mualnya juga. Jadi, Hendri juga tak ada alasan untuk berdebat dengan Hana, toh yang dibilang gadis itu ada benarnya.

"Ini mas, mamaku nyuruh aku buat ngasih ini ke mas, ini oatmeal sama air kepala cocok buat menghilangkan hangover karena mas mabuk berat semalam."

Hana menyodorkan kotak makan serta botol minumannya pada Hendri. Hendri tersenyum tipis sembari mengambilnya dan berjalan kembali ke sofa untuk ditaruhnya di atas meja.

"Makasih," ujar Hendri.

Hana menganggukan kepalanya dua kali membalas senyum Hendri dengan cengiran.

Hana mengalihkan pandangannya, menelusuri setiap sudut ruangan, sementara Hendri mulai sibuk membuka kotak makan sesekali melirik Hana yang hanya berdiri di dekat pintu.

"Mas, aku boleh bantu?" tanya Hana tiba-tiba.

"Bantu apa?"

"Ini gorden jendelanya aku buka ya? Biar cahaya mataharinya masuk."

Hendri langsung terkekeh pelan."Iya, buka aja," jawabnya, ia sampai melupakan kalau dirinya masih pusing dan mual.

~🖤~

Yeay, moment Hana Hendri sudah dimulai!

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang