~🖤~
Hendri mengambil duduk di single sofa sementara Hiro dan Arul memilih duduk di atas kasur. Saat ini mereka berada di kamar Hiro yang didominasi oleh warna merah muda, ya benar merah muda.
Hiro benar-benar menyukai merah muda, hampir semua barang yang ia punya berwarna merah muda. Sampai-sampai Hendri dan Arul kadang merasa kesilauan kalau masuk ke kamar cowok satu ini.
Mereka bertiga sama-sama memiringkan ponsel mereka dan fokus ke dalamnya sembari sesekali mengumpat lalu beristigfar, tidak lain dan tidak bukan mereka memang sedang bermain game bersama.
"Hen, lo ada cewek baru ya?" tanya Arul membuka suara melirik sedikit ke arah Hendri lalu sambil fokus pada ponselnya.
Hiro yang tidak tau apa-apa langsung membulatkan matanya bergantian melirik Hendri dan Arul, sembari terus fokus pada gamenya agar tak kalah.
Hendri mengerutkan keningnya pelan tanpa mengangkat kepalanya kemudian membalas,"maksudnya?"
"Ya, ini perkiraan gue aja sih. Soalnya yang gue tau, lo gak pernah beli makanan di pinggir jalan," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.
Hendri mangut-mangut ia baru paham apa yang ingin Arul tanyakan padanya. Ini pasti karena Hendri yang membeli pecel waktu itu.
Hendri lalu terkekeh pelan."Gak siapa-siapa woy, dia cuma tetangga gue," jawab Hendri.
"Tetangga apa tetangga, tuh?" goda Arul ikut terkekeh.
"Serius tetangga woy, mana masih bocil SMA juga, ya kali gue sama anak SMA."
"Biasa doang itu mah. Mau bocil SMA, mau udah mahasiswa mah embat aja kali, Hen." Arul melirik Hendri sebentar."Gak ada yang larang," lanjutnya.
Hendri meringis pelan."Nanti lah, mikir-mikir dulu, masih mau menikmati masa-masa jomblo nih."
Arul yang mendengar itu langsung berdecak pelan kemudian tertawa dan langsung diiringi Hendri juga yang ikut tertawa puas sambil terus memainkan game di ponsel mereka masing-masing.
Hiro yang sejak tadi diam-diam dibuat bingung, ia sama sekali tak mengerti apa yang kedua temannya itu bicarakan. Hiro melirik Hendri dan Arul secara bergantian yang masih menertawakan sesuatu yang tak bisa dimengerti oleh Hiro.
Hiro berdecak pelan."KALIAN NGOMONGIN APAAN SIH, ANJIR. GUE GAK PAHAM!"
~*~
Hana duduk di depan meja belajarnya dengan menopang dagunya menggunakan satu tangan dan satu tangannya lagi memegang ponselnya. Hana menekan tombol panggilan pada nomor Oliv. Tak butuh waktu lama Oliv langsung mengangkat, karena sebelumnya juga sudah Hana beri tau kalau ia akan menelepon.
"Oliv," panggil Hana pelan.
"Apa?"
"Kayaknya gue lagi suka sama seseorang deh," ujar Hana pelan namun masih dapat didengar di telinga Oliv.
Oliv terdengar terkikik pelan membuat Hana mencebik pelan, sahabatnya lagi curhan malah diketawain.
"Lo suka sama siapa, Han? Vito?" tanya Oliv.
Hana memutar mata malas menghela napas pelan."Bukan ih, bukan Vito!!"
"Lah terus siapa?" tanya Oliv lagi lalu keduanya saling diam satu sama lain."Jangan bilang...lo naksir Mas Hendri?"
Tak ada jawaban dari Hana, ia memilih untuk diam dengan ekspresi memanyunkan bibirnya sembari mencoret-coret kertas kosong di hadapannya.
Oliv kembali tertawa, Oliv sudah tau jawabannya dari diamnya Hana."Jadi, serius nih, lo naksir Mas Hendri? Widih Hanaku udah gede nih."
"Ih, gak tau, gue kalo dekat Mas Hendri tuh bawaannya tiba-tiba deg-degan gitu loh!"
"Iya dah tu, fix lo suka sama Mas Hendri."
Hana menghela napasnya pelan sambil terus menyoret-nyoret kertas di hadapannya dengan pulpen tinta hitam di tangannya. Tangan yang ia gunakan untuk menopang dagunya tadi ia gunakan untuk memegang ponselnya.
"Terus gue harus gimana?" tanya Hana.
"Ya, diungkapin lah, jangan dipendem nanti sakit."
Hana mencebik pelan."Halah, kayak lo ngungkapin aja," sindirnya.
"Justru itu, Han. Makanya lo jangan dipendem, mending diungkapin deh, nanti nyesel lo digantung kayak gue."
Hana mengubah posisinya menjadi, menegakkan punggungnya menatap ke arah jendela yang menampakkan dinding rumah Hendri.
"Terus cara ngungkapinnya gimana?"
Oliv terdiam sebentar begitu juga Hana jadi ikut diam, sama-sama memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Gimana kalo lo bikin makanan gitu untuk dia? Makanan yang lo beri untuk dia itu cuma buat perantara lo aja," ucap Oliv menyarankan.
"Kalo lo malu buat ungkapin langsung, lo bisa taruh pesannya di balik kotak makan yang lo kasih," lanjut Oliv.
Hana memilih diam mendengarkan sembari membayangkan apa yang Oliv sarankan padanya, setelah itu baru ia memilah apa itu ide yang bagus atau tidak.
Hana menganggukan kepalanya pelan sedikit menyetujui yang Oliv sarankan padanya barusan."Boleh juga tuh."
"Tapi, satu nasihat gue Han."
"Apa?" tanya Hana.
"Lo gak boleh maksa dia buat suka balik sama lo. Ngungkapin perasaan lo bukan berarti dia harus jadi milik lo, tapi ini tentang kelegaan lo sama perasaan lo."
~🖤~
Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!
Terima kasih❤️
Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝
Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking My Neighbors Heart
RomanceHendri adalah lelaki berusia 21 tahun, merupakan anak dari seorang aktor terkenal bernama Taufan. Suatu hari ada masalah yang membuat Taufan dan Hendri bertengkar dan menyebabkan Hendri minggat dari rumah. Belum cukup sampai di sana, ternyata masala...