~🖤~
"Tunggu bentar, ya," ucap Hana berdiri dari duduknya.
"Mau kemana?" tanya Hendri.
"Ke wc."
Hendri mangut-mangut mengerti. Hana pun pergi meninggalkan Hendri dan Rio berdua di ruang tamu, semenjak Hana ke belakang mereka sama-sama diam dalam keheningan. Rio yang sibuk menonton tv dan Hendri yang memilih untuk memainkan ponsel di tangannya.
Hendri mulai tak nyaman dengan keheningan seperti, terasa canggung saat ia hendak menggerakkan tubuhnya bahkan hendak bernapas pun sulit seperti Rio sedang memperhatikannya.
Hendri mulai mengangkat kepalanya melirik ke arah Rio sedikit, Rio yang merasa diperhatikan itu pun jadi ikut merasa canggung juga.
Hendri berdehem pelan terus berpikir untuk memecahkan keheningan."Rio, lo?"
Seketika kata-kata yang ingin dikeluarkan Hendri hilang dalam kepalanya, pikirannya tiba-tiba blank karena Rio langsung melirik ke arahnya.
"Lo, suka main game ya?" tanya Hendri.
"Iya," jawab Rio singkat.
"Game apa?"
"Banyak."
Hendri mangut-mangut mengerti, tak lagi melanjutkan pertanyaannya karena dia sendiri juga sudah bingung harus bertanya hal apa pada Rio.
"Bang Hendri," panggil Rio membuat mata Hendri berbinar akhirnya Rio mau berbicara padanya.
"Iya?"
Rio terdiam sebentar, ia menegapkan tubuhnya menatap Hendri penuh, suara helaan terdengar dari mulutnya.
"Maaf sebelumnya, sebenarnya gue gak setuju sama hubungan Bang Hendri sama Hana," tutur Rio perlahan.
"Umur yang lumayan jauh itu yang ngebuat gue sebagai saudara Hana khawatir. Gue gak mau dia dimanfaatin sama cowok, gue tau banget dia ceroboh, itu lah yang ngebuat gue khawatir."
"Gue juga yakin, ayah kami. Juga gak bakal setuju sama hubungan kalian," jelas Rio.
Hendri yang sedari tadi hanya diam mendengarkan Rio itu pun mulai berpikir, Rio tak salah, mungkin jika Hendri adalah Rio ia akan merasakan hal yang sama. Tapi bagaimana cara dia membuktikan bahwa dia tidak main-main dengan perasaan Hana, dia sungguh mencintai gadis itu dan berjanji tak akan mengecewakannya.
Hendri mendongakan kepalanya menatap Rio lagi."Terus lo maunya apa?" tanya Hendri.
Rio menghela napas berat sembari menundukkan kepalanya pelan."Gue gak minta lo putus sama Hana karena gue gak berhak atas hubungan kalian. Yang jelas, gue gak mau kalo ada yang nyakitin Hana dan bikin dia nangis," tegas Rio mengalihkan pandangannya kembali pada tv.
Hendrj mengangguk pelan."Pegang omongan gue, gue janji gak akan nyakitin dia dan gak akan ngebiarin dia disakiti, kalo seandainya itu terjadi gue terima konsekuensinnya."
"Oke," jawab Rio mengangguk setuju.
Hendri akan selalu menggenggam omongannya begitu juga dengan Rio yang akan selalu mengingat janji itu.
Hana menghela napas panjang, sebenarnya sedari tadi ia telah selesai kembali dari wc, namun langkahnya terhenti dan memilih bersembunyi di balik dinding saat mendengar percakapan Hendri dan Rio dan langsung menguping mendengarkan semuanya.
~*~
Linda menggigit kukunya sambil memperhatikan keluar jendela, ia terus-terusan berpikir bahwa dia sendirian sekarang. Ia terus berpikir bahwa sudah tak ada lagi yang menyayanginya, tak ada lagi yang bersamanya. Linda merasa semua telah pergi dari hidupnya semenjak kejadian kemarin, bahkan tadi malam pun ia tak bisa tidur dengan nyenyak.
Pintu kamarnya terbuka menampakkan Beni yang memasang wajah khawatir padanya, Beni menghela napasnya pelan saat Linda yang sempat meliriknya sejenak kemudian beralih lagi ke menatap ke arah jendela.
Beni berjalan perlahan mendekat ke arah Linda, lalu duduk di ujung kasur Linda sambil menatap Linda iba. Beni sudah menebak pasti ada sesuatu yang terjadi kemarin, karena Linda tak bisa lagi menahan air matanya saat ia masuk ke dalam mobil, itu sungguh membuat Beni sangat khawatir terhadapnya.
"Gue bakal balas dendam!" sebut Linda sontak Beni yang tadi menunduk langsung mendongak terkejut.
"B-balas dendam?" tanya Beni ragu.
Linda tersenyum miring, lalu mengalihkan pandangannya pada Beni dengan tatapan sinis, namun sulit untuk diartikan.
"Iya," jawabnya singkat.
Beni menghembuskan napasnya berat, mendekatkan tubuhnya lebih dekat dengan Linda."Elinda, gue yakin lo bisa bahagia kalo lo mau lepas dari bayang-bayang dia. Biarin dia sama pilihannya sekarang," ucap Beni perlahan.
"Ya, gue gak mau dia sampe bahagia sama pilihannya!" Linda menatap tajam menghunus mata Beni."Gue gak suka!"
Beni menghela napas lelah, ia berdiri menghadap Linda yang masih menatapnya dengan tatapan tajam.
"Gue udah ngasih tau, El. Gue gak bakal ganggu Lo lagi setelah ini," ucap Beni."Dan untuk perjodohan, kita bicarakan nanti."
Beni beranjak meninggalkan Linda yang masih menatapnya kosong. Ada yang menusuk dalam hati Linda, ada yang membuatnya ingin menahan pergerakan Beni, tapi dilakukan pun juga tak bisa.
Mata Linda mulai berlinang air mata bersamaan dengan punggung Beni yang menghilang.
"Semua sama aja, semuanya jahat. Gak ada yang peduli sama gue, gak ada yang sayang sama gue!!"
~🖤~
Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!
Terima kasih❤️
Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝
Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking My Neighbors Heart
RomanceHendri adalah lelaki berusia 21 tahun, merupakan anak dari seorang aktor terkenal bernama Taufan. Suatu hari ada masalah yang membuat Taufan dan Hendri bertengkar dan menyebabkan Hendri minggat dari rumah. Belum cukup sampai di sana, ternyata masala...