11 - Diantar

99 6 0
                                    

~🖤~

Sepanjang malam Hendri tak bisa tertidur, saat azan subuh berkumandang barulah ia mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat setelah itu ia dapat tertidur walau hanya satu jam setengah, karena ia harus kembali bangun pukul tujuh pagi tadi.

Banyak faktor yang membuat Hendri tak bisa tidur tadi malam, mulai dari ayahnya yang datang bersama kekasihnya itu, ditambah anak orang--Hana--yang tak ingin berbicara dari mereka di perjalanan pulang sampai ia mengantarkan gadis itu sampai di rumah, sudah pasti itu karena kejadian tadi malam.

Hendri jadi merasa tak enak pada gadis itu, masalahnya ia sendiri tak sadar telah melakukan itu pada gadis yang baru saja ia kenal. Hendri benar-benar tak bisa berpikir jernih kalau kemarahannya sedang berada di puncak-puncaknya, ia memang masih tak bisa mengatur emosinya saat ini.

Hendri memarkirkan mobil di depan rumahnya, lalu ia turun dari mobil untuk menutup kembali pagar rumahnya. Beginilah sekarang, semenjak ia pindah dari rumah aslinya dan memutuskan untuk tinggal sendiri, semuanya pun jadi ia kerjakan sendiri, padahal sebelumnya selalu ada asisten rumah tangga yang mengerjakan.

Setelah menutup pagar, Hendri membalikkan tubuhnya untuk kembali ke mobil. Saat Hendri mendongakan kepalanya dan menatap lurus ke depan, tanpa sengaja ada Hana juga yang sedang membuka pagar rumahnya. Hana diam sebentar melirik Hendri, lalu mengabaikannya kembali pada pagar rumahnya yang baru terbuka setengah.

Niat Hendri hendak kembali ke mobil jadi hilang karena melihat Hana, ia malah menghampiri gadis itu sekaligus meminta maaf kalau tadi malam ia kurang ajar. Hana langsung terkejut bersamaan dengan keluarnya Rio yang mengendarai motor vespanya melewati antara Hendri dan Hana.

"Hana?" panggil Rio dari balik helmnya.

"Duluan aja," jawab Hendri membuat mata Hana melotot.

"Maksud Mas?!"

"Lo ikut gue aja. Gue yang anterin, ke SMA Garuda kan?"

"Gak mau," tolak Hana mentah-mentah.

"Lah ken--"

Hendri yang baru saja hendak melanjutkan kata-katanya langsung terhenti karena Rio yang tanpa disuruh langsung melajukan motornya meninggalkan Hana dan Hendri.

"RIO!!" teriak Hana kencang, berharap Rio berhenti, tapi ternyata tidak, cowok itu tetap melajukan motornya hingga menjauh dari pandangannya.

~*~

Hendri memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang SMA Garuda. Sekitar 4 tahun yang lalu ia lulus dari SMA ini, ternyata sudah banyak perubahan yang terjadi di sekolah ini.

Kenangan-kenangan saat ia mulai mengagumi Linda kembali terputar dalam pikirannya, di mana ia rela melakukan berbagai cara agar Linda mau pulang bersamanya, makan berdua dengannya, jalan berdua, padahal saat itu Linda berstatus sebagai pacar orang.

Hingga pada akhirnya takdir mempersatukan mereka pada tanggal 14 maret 2020. Namun, kembali dipisahkan pada tanggal 2 maret 2021.

"MAS HENDRI!"

Hendri menggelengkan kepalanya cepat, ia langsung tersadar saat Hana memanggil namanya untuk ketiga kalinya.

"Kenapa sih bengong gitu, aku turun dulu, makasih."

Hana lalu membuka pintu mobilnya dan baru saja kaki kirinya hendak menginjak tanah, sebuah panggilan dari Hendri menghentikannya dan membuatnya menoleh kembali.

"Apa?"

"Gue minta maaf ya."

Hana menautkan alisnya bingung."Untuk?"

"Iya, karena semalem kebawa emosi sampe narik tangan lo kasar banget."

Hana membuang mukanya, mengingatnya saja sudah membuat moodnya tak baik.

"Ya, aku maafin."

Hana menurunkan kedua kakinya ke tanah, berbalik badan kembali menatap Hendri sejenak dengan tangan kiri yang memegangi pintu.

"Ngomong-ngomong, jangan lupa ya mas janjinya, saya boleh minta apa aja kan sama mas?"

Hana menutup pintu mobil Hendri kemudian berjalan masuk ke halaman sekolah meninggalkan Hendri yang hanya menatap Hana yang berjalan menjauh dari pandangannya.

"Semoga permintaannya gak macem-macem aja deh," ucap Hendri bergidik lalu kembali menyalakan mobilnya untuk meninggalkan pekarangan sekolah.

~*~

Hana melangkahkan kakinya memasuki kelas 11 MIPA 1. Ia datang pukul setengah delapan kurang lima menit. Saat kedatangan dirinya mata teman sekelasnya langsung tertuju sebentar padanya.

"Nah, akhirnya datang juga ni orang," ucap Oliv membuat Rio dan Gio yang duduk tepat di belakang bangku Hana dan Oliv melirik Hana sebentar lalu kembali fokus pada game yang mereka mainkan.

"Gara-gara Rio, nih!" Hana mencebik kesal, lalu mendudukkan bokongnya di bangkunya tepat di samping Oliv.

"Tapi lo seneng kan dianter sama tu om-om," balas Rio tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Dih!" Tapi iya sih, batin Hana melanjutkan.

"HAH! Om-om? Siapa woy? Gue ketinggalan berita apa?!!" Gio melepaskan ponselnya tak berminat lagi untuk bermain game, ia lebih memilih untuk mendengarkan gosip terbaru ini.

Rio berdecak kesal game yang ia mainkan jadi tidak seru saat Gio melepaskan ponselnya, membuat Rio jadi menang lebih mudah. Rio langsung meletakkan ponselnya dengan malas di atas meja.

"Lo beneran gak tau?" tanya Oliv memastikan,Gio dengan cepat menganggukan kepala."Itu ada om-om ganteng yang baru pindah ke sebelah rumah mereka," jawab Oliv menatap Hana dan Rio secara bergantian.

"OMG! This is a hot news," ucap Gio terlalu mendramatisir keadaan."So, Hana and Rio, fight?"

Hana, Rio, Oliv mengerutkan keningnya bingung.

Fight? For what?

"Hana, Rio, berantem, right?" Serempak ketiga orang itu menggelengkan kepala.

"Berantem kenapa emang?" tanya Hana masih diselimuti rasa bingung dengan pernyataan Gio yang sok inggris barusan.

"Kirain kalian berantem karena memperebutkan itu om-om."

"Gob--" ucap Hana dan Rio bersamaan, sementara Oliv langsung tertawa puas mendengar itu.

~🖤~

Gob-

-leng maksudnya😎

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang