34 - Ngambek

80 5 0
                                    

~🖤~

Hiro membalikkan tubuhnya dan duduk di bangku depan meja di kamarnya. Hiro menatap Arul yang masih berdiri sambil terus menunduk meratapi nasib, sementara Hendri memutuskan untuk pergi beberapa waktu dulu.

"Coba lo jujur, kenapa lo ngelakuin itu?" tanya Hiro sambil terus menghela napas berat.

Lagi-lagi dirinya yang pusing dengan hubungan kedua sahabatnya ini, padahal mereka yang mempunyai masalah tapi kenapa malah dirinya yang pusing agar mereka kembali membaik. Tapi, dibiarkan pun Hiro tak tega, mereka bertiga sudah bersahabat lama, tidak mungkin pecah begitu saja hanya dalam semalam.

Arul mengangkat kepalanya menatap Hiro."Waktu kita kelas dua belas, penyakit nenek gue kambuh dan buru-buru gue bawa dia ke rumah sakit, padahal waktu itu kondisinya gue lagi gak punya uang lebih buat bayar rumah sakit."

"Dan kebetulan ketemu sama Linda dan ibunya yang mau check up, dia nanyain gue kenapa dan tanpa pikir panjang Linda minta ijin sama ibunya buat bantu gue saat itu juga. Alhasil dia yang bayarin semua biaya rumah sakit nenek gue, bahkan dia bilang kalo gue butuh bantuan bilang aja sama dia," jelas Arul menatap jemarinya.

Arul menghela napas berat memberi jeda sebelum melanjutkan penjelasannya."Sekitar pertengahan hubungan mereka, Linda mulai berubah, dia mulai curigaan sama Hendri. Setelah itu dia ngajak gue ketemu, minta gue buat bantuin dia dengan jadi mata-mata Hendri dan itu gue lakuin sampe sekarang, sampe mereka putus."

"Posisi gue di situ juga bingung, gue juga gak mau ngekhianatin Hendri, tapi Linda udah banyak bantu keluarga gue," ucap Arul lirih."Akhirnya gue memutuskan buat terima tawaran, sebagai tanda terima kasih buat Linda."

Hiro mengusap pelan keningnya, menatap Arul penuh, mendengar pernyataan Arul membuatnya mengerti sekarang. Ia tau saat itu Arul pasti sangat kesulitan, mungkin jika ia adalah Arul ia akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Arul saat ini.

"Tapi, kenapa lo baru cerita sekarang sih Rul? Gue sama Hendri juga bisa bantu lo kok," ucap Hiro.

Arul terdiam ia sendiri bingung harus menjawab bagaimana. Dibandingkan dengan Linda, ia lebih tak nyaman jika harus meminta pada Hendri atau Hiro.

Arul tak ingin dicap sebagai teman yang memanfaatkan temannya sendiri, Arul sudah sering mendengar perkataan itu dari teman sekolahnya dan ia tak itu terjadi menjadi fakta. Arul sadar ia bukan dari keluarga kaya seperti Hendri dan Hiro, tapi ia tulus berteman dengan mereka begitu juga sebaliknya sampai selamanya.

Hiro menegapkan tubuhnya kemudian berdiri dan berjalan mendekati Arul. Hiro mengambil pundak pria itu dan menatapnya penuh.

"Sekarang lo mau kan ngejelasin ke Hendri sama kayak lo ngejelasin ke gue. Gue yakin Hendri pasti maafin lo, cuma mungkin butuh waktu," jelas Hiro lalu melepaskan tangannya dari kedua pundak Arul.

Wajah Arul berubah kecut sambil mengangguk pelan."Gue bakal lurusin ini semua," balas Arul.

~*~

Hana dan Hendri menyalimi Rahma yang berdiri di depan pintu rumahnya. Hana dan Hendri berencana untuk menghabiskan waktu berdua, hitung-hitung menghibur Hendri, semenjak mereka pacaran mereka belum pernah melakukan hal seperti ini.

Banyak hal yang mereka lakukan malam itu, mulai dari menonton film, bermain di timezone, dinner. Dan berakhir pada tujuan terakhir yaitu ke puncak memandangi pemandangan malam dari atas di ibu kota yang terlihat sangat indah.

Hendri merangkul pundak Hana dari samping, lalu menaikkan tangannya ke atas kepala Hana mengelus pelan kepala Hana menggunakan ibu jarinya.

"Makasih mas," ungkap Hana mendongakan kepalanya menatap Hendri.

Hendri tersenyum sambil menatap mata Hana yang menenangkan jiwanya."Gue yang harus makasih, Han. Lo udah ngubah dunia gue jadi lebih indah," ucap Hendri tulus.

"Gue juga mau minta maaf."

Hana mengerutkan keningnya bingung."Minta maaf, kenapa?"

Hendri diam sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke depan sambil mengedikkan bahunya.

"ih, mas, kok gitu!" decak Hana menepis tangan Hendri dari kepalanya.

Hendri terkekeh pelan saat Hana menatapnya sinis, bisa-bisanya Hendri membuatnya penasaran. Hana kan jadi takut kalau Hendri tiba-tiba bilang seperti itu, khawatir kalau Hendri yang akan pergi darinya.

"Tau, ah! Mau pulang aku mas," ucap Hana berjalan menjauh untuk menuju mobil.

Hendri kembali terkekeh."Hana, hey!" Teriak Hendri lalu berlari mengejar Hana.

~🖤~

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang