~🖤~
Hana dan Hendri duduk di bangku teras depan rumah, hari sudah mulai gelap. Setelah sesi menyatakan perasaan tadi, Hana dan Hendri memilih untuk bersantai, sebelumnya juga mereka sudah memberi tau Rahma dan Rio dengan respon yang berbeda pula.
Hendri mengambil telapak tangan Hana ke dalam genggamannya lalu mencium perlahan telapak tangan gadis itu, membuat Hana tak mampu untuk menahan salah tingkah dan berakhir memukul pelan bahu Hendri.
Hendri seketika langsung tertawa geli, ia pun mengambil ponsel di dalam kantong hoodienya. Hana menakutkan alisnya bingung saat Hendri mulai memotret tangan mereka yang menyatu menggunakan ponsel lelaki itu.
"Kok di foto mas?" tanya Hana.
"Biar ingat kalo hari ini kita jadian," ucap Hendri terkekeh pelan diikuti Hana.
Hendri lalu menekan untuk memposting di story, namun hanya untuk close friends saja. Karena Hendri memang belum terlalu ingin untuk mempublikasikan hubungannya dengan Hana.
Hendri kembali menolehkan pandangannya pada Hana sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam kantung depan hoodie.
"Hana, maaf ya, kalo acara tembak-tembakan gak seromantis orang-orang," kata Hendri.
Hana seketika terkekeh karena pernyataan Hendri barusan."Gak papa mas, gini doang udah seneng kok aku."
"Kamu mau kalung, cincin, atau gelang gitu gak?" tanya Hendri lagi."Kalo Linda waktu itu aku kasihnya gelang terus di tengahnya ada huruf H sama L kapital. Tapi aku gak tau sekarang gelang itu dimana," jelas Hendri.
Senyum di wajah Hana memudar, tangannya yang semula kuat menggenggam Hendri mulai melonggar saat lelaki itu entah dengan sadar atau tidak malah menyebut nama mantannya di depan dirinya.
"Kamu mau juga, gak, Han?" tanya Hendri lagi menyadarkan Hana yang sempat melamun.
Hana tersenyum paksa sembari menggelengkan kepalanya pelan."Gak usah mas," jawabnya singkat.
Entah kenapa hati Hana terasa sakit, ada yang membuatnya tak suka saat Hendri menyebut nama mantan lelaki itu di depannya. Hana sendiri jadi bingung, apa perasaannya ini wajar atau dia yang terlalu berlebihan.
~*~
Hana mengikat sempurna tali sepatunya lalu tersenyum cerah sambil berdiri. Rio melirik Hana sebentar setelah itu melanjutkan bermain ponselnya.
Hana berjalan mendekat ke arah Rahma dan Hendri yang berdiri menunggunya sembari berbincang. Rio yang melihat itu hanya memutar matanya malas sambil terus memperhatikan ponselnya.
Hana dan Hendri pun pergi beriringan menuju mobil setelah keduanya menyalimi Rahma. Melihat Hana dan Hendri yang mulai menjauh Rio memutar matanya menatap Hana dan Hendri tersenyum.
"Mama setuju sama hubungan mereka?" tanya Rio.
Rahma mengerutkan keningnya kenapa tiba-tiba Rio bertanya seperti itu."Ya, i-iya. Kenapa memangnya?" Rahma menatap Rio bingung.
"Mah, Hana itu masih enam belas tahun sedangkan Mas Hendri udah dewasa, udah dua puluh satu tahun. Dan masih mau setuju? Kalo ada ayah di sini, aku yakin ayah juga gak bakal setuju."
Rio kembali memutar matanya, lalu bangkit dari duduknya. Selama ini Rio tak pernah mempermasalahkan apa yang Hana lakukan, tapi kali ini ia tak bisa membiarkan, bagaimana kalau Hendri itu hanya ada maunya pacaran dengan Hana.
Jika mau berpikir juga, untuk apa lelaki dua puluh satu tahun pacaran dengan remaja enam belas tahun, masih bocah, buat apa? Bukannya mereka lebih baik memilih yang seumuran.
Rahma kemudian terdiam, ia bingung harus mengatakan apa. Yang dikatakan Rio mampu menjadi boomerang baginya, namun ia juga tak akan tega menyuruh Hana putus dengan Hendri, sedangkan dulu saja ia yang berdiri paling depan untuk mendukung hubungan mereka hingga akhirnya pacaran seperti ini.
"Mah, aku berangkat dulu," ucap Rio menghampiri Rahma.
Rahma lalu menyambut tangan Rio untuk salim dengan tersenyum tipis karena pikirannya masih fokus pada hal tadi.
~*~
Hana menggigit bibir bawahnya, tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Sementara Hendri yang sedari tadi memperhatikannya hanya bisa terkekeh geleng-geleng kepala.
"Kenapa sih, Han?" tanya Hendri terkekeh sembari melirik Hana sebentar lalu kembali mengendarai mobilnya.
Hana langsung membuang wajahnya keluar jendela lalu menggelengkan kepalanya cepat, senyum di wajahnya pun juga belum pudar.
Wajah Hana kemudian berubah saat mengingat kembali ekspresi Rio saat melihat Hendri dan dirinya bersama, seperti tidak suka.
"Mas Hendri ngerasa gak sih kalo ada yang beda sama Rio?" tanya Hana tiba-tiba.
Hendri terdiam sebentar masih fokus mengendarai mobilnya, hingga mereka sampai di SMA Garuda tempat Hana bersekolah. Hendri mengalihkan pandangannya menghadap Hana lalu memberikan senyum tipis padanya.
"Udah, gak usah pikirin tentang Rio. Mungkin moodnya lagi buruk aja hari ini," jawab Hendri terkekeh pelan.
"Tapi serius mas, aku ngerasa Rio gak suka kalo aku sama Mas Hendri."
Hendri menghembuskan napas berat."Hana, udah ya, mending kamu masuk sekarang."
Hana merubah mimik wajahnya menjadi cemberut, kemudian menganggukan kepalanya dan berlalu keluar dari mobil masuk ke dalam sekolahnya.
Senyum di wajah Hendri seketika menghilang saat Hana mulai menghilang dari pandangannya, Hendri kembali menghela napas berat.
"Kok gue merasa bersalah ya sama Hana," ucap Hendri memandang ke dalam gerbang SMA Garuda."Yang gue lakuin bener kan?" tanyanya.
~🖤~
Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!
Terima kasih❤️
Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝
Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking My Neighbors Heart
RomanceHendri adalah lelaki berusia 21 tahun, merupakan anak dari seorang aktor terkenal bernama Taufan. Suatu hari ada masalah yang membuat Taufan dan Hendri bertengkar dan menyebabkan Hendri minggat dari rumah. Belum cukup sampai di sana, ternyata masala...