~🖤~
Linda mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang cowok yang duduk membelakanginya di sudut ruangan. Linda segera berjalan mendekati cowok itu.
"Arul," panggil Linda lalu mengambil duduk di depannya."Jadi apa yang mau lo omongin?"
"Buset, jadi langsung ngomong nih?" tanya Arul memastikan. Ia kira Linda akan mengajaknya basa-basi terlebih dahulu.
"Iya, cepetan. Gue ditungguin sama Beni soalnya," kata Linda mengalihkan pandangan ke luar sebentar lalu kembali menatap Arul.
Arul kemudian mangut-mangut."Hendri kayaknya punya cewek baru," ujarnya.
Mata Linda membulat, terkejut dengan apa yang barusan Arul bilang. Hendri punya cewek baru? Secepat itu?
Linda terkekeh pelan kemudian menggelengkan kepalanya tak percaya."Bohong, gak mungkin Hendri secepat itu move on," ketus Linda wajahnya berubah jadi kusut.
Walau ia tak percaya tapi mengapa yang dibilang Arul barusan membuatnya jadi was-was sendiri. Ia tau, dirinya dan Hendri memang sudah putus, memang sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi, tapi bukannya itu terlalu cepat move on.
"Kalo lo gak percaya juga gak papa, gue di sini cuma mau ngasih tau lo. Gue juga awalnya gak percaya, tapi setelah dipikir-pikir kayaknya beneran," ucap Arul.
Arul lalu menyeruput coffee di hadapannya yang baru saja ia pesan tadi."Gue bilang gini, karena gak biasanya Hendri mau beli makanan di pinggir jalan."
"Hendri beli makanan dipinggir jalan?"
Arul menganggukan kepalanya sebagai jawaban, membuat Linda semakin overthinking dibuatnya. Padahal jika bisa lebih berpikir positif mungkin karena Hendri tinggal bukan di tempat tinggal aslinya, makanya pria itu merasa ingin menyesuaikan diri.
Namun, bagi Linda hal seperti itu sudah cukup membuatnya berpikir berlebihan.
~*~
Mobil berhenti di parkiran yang sudah di sediakan di sana. Hendri dan Hana segera turun dari mobil dan berjalan beriringan untuk pergi ke makam Bunda Hendri. Hendri dan Hana mendaratkan bokong mereka, duduk di samping letak kuburan Bunda Hendri.
Hendri melakukan kegiatan sebagaimana mestinya dibantu dengan Hana juga. Mulai dari menyiram makam, dilanjut dengan menaburkan bunga di atasnya.
Hendri tersenyum tulus kembali duduk di samping Hana."Bunda, Hendri kangen. Hendri kangen bunda, kangen ayah juga, kangen kita yang kayak dulu," tutur Hendri matanya mulai berkaca-kaca ketika mengingat masa lalu yang sangat indah baginya.
Hana menunduk memandangi tanah di bawahnya, mendengar suara Hendri mulai bergetar entah kenapa Hana juga jadi ingin menangis ketika melihat orang lain menangis.
~*~
Hendri dan Hana kembali masuk ke dalam mobil setelah hampir menghabiskan empat puluh menit lebih di makam Bunda Hendri, membiarkan Hendri melepas rindunya. Hendri mulai menjalankan mobilnya menyusuri jalan raya.
Hendri melirik Hana sebentar kemudian beralih lagi menatap jalanan."Hana, kita makan dulu ya," ajak Hendri.
Hana menganggukan kepalanya lemas."Iya, mas, aku dah laper banget ini." Mendengar itu Hendri langsung terkekeh pelan dibuatnya.
Hendri memberhentikan mobilnya di depan pekarangan rumah makan yang berada di seberang jalan.
"Nyeberang dulu ya, mas," sindir Hana membuat Hendri terkekeh pelan.
Hendri sedikit malas untuk memutar balik, karena putarannya lumayan jauh dari tempat makannya, Hendri malas jika harus bolak-balik jadi dia memilih untuk menyeberang saja.
"Jalan bentar doang, hitung-hitung olahraga, Han," balas Hendri.
Hendri menyodorkan tangannya pada Hana, Hana yang sibuk memainkan ponselnya mengerutkan keningnya bingung."Apanya?" tanya Hana menepis tangan Hendri pelan.
Hendri menghela napas gusar."Pegang tangan gue, Hana."
"Hah? Pegangan?" tanya Hana memastikan sembari menyatukan kedua tangannya sebagai contoh.
Hendri mengangguk bingung."Yaudah, ayo. Gue udah lapar ini," lanjutnya sembari menarik pergelangan tangan Hana.
Jantung Hana seketika berdegup kencang, ia hanya fokus memperhatikan wajah Hendri yang terlihat sangat tampan dari samping seperti ini, walau yang dilakukan Hendri hanya menoleh-nolehkan wajahnya melihat jalanan yang dipenuhi oleh mobil dan motor yang berlalu lalang.
Hana melirik kembali tangannya yang masih dipegang erat oleh Hendri sambil mereka berjalan menyeberangi jalan raya. Hana menggeleng pelan, mengusir pikiran-pikiran anehnya sembari berusaha mengulum senyumnya yang hendak keluar.
Tanpa mereka sadari ternyata kejadian itu tertangkap jelas di mata Linda yang baru saja melintas dengan mobil yang dikendarai oleh Beni.
Linda melotot menolehkan pandangannya agar dapat melihatnya dengan jelas."Jadi, apa yang diomongin Arul tadi malam itu betul?" gerutu Linda.
Beni mengerutkan keningnya melirik Linda bingung yang tiba-tiba saja menolehkan pandangannya ke belakang seperti baru saja melihat sesuatu yang tidak biasa.
"Kenapa, Lin?" tanya Beni.
Linda tersenyum kaku melirik Beni sebentar."Gak papa kok, Ben." Linda kembali memandangi jalanan, namun sebenarnya otaknya sedang memikirkan banyak hal.
Beni melirik Linda penuh curiga, karena sikap wanita itu sedikit berbeda. Pasti benar, Linda tadi sedang melihat sesuatu yang tidak biasa. Namun, Beni memilih diam saja dan kembali fokus mengendarai mobilnya.
~🖤~
Kalo jodohnya Hendri itu ternyata Linda, begimana?
Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!
Terima kasih❤️
Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝
Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking My Neighbors Heart
RomanceHendri adalah lelaki berusia 21 tahun, merupakan anak dari seorang aktor terkenal bernama Taufan. Suatu hari ada masalah yang membuat Taufan dan Hendri bertengkar dan menyebabkan Hendri minggat dari rumah. Belum cukup sampai di sana, ternyata masala...