28 - Jatuh Cinta

98 9 0
                                    

~🖤~

Hendri berjalan cepat mendatangi rumah Hana, Hendri menghirup udara kemudian menghembuskan sebanyak-banyaknya sebelum memanggil Hana.

"Hana," panggil Hendri namun tak ada jawaban dan tak ada tanda-tanda seseorang keluar dari dalam."HANA?" panggil Hendri lagi dengan lebih menaikkan volume suaranya.

Tak berapa Rio mengeluarinya, wajah Rio langsung berubah datar saat mengetahui yang memanggil adalah Hendri.

"Kenapa?" tanya Rio.

"Hananya ada?"

"Gak ada."

"Rio, gue serius, ada yang mau gue omongin sama dia."

"Gue juga serius," balas Rio memutar matanya malas.

"Siapa, yo?" tanya Rahma yang baru saja keluar dari kamar saat mendengar keributan di luar.

Rahma mendekatkan dirinya ke arah pintu dan melihat Rio dengan wajah kusutnya sementara Hendri dengan wajah memelas menatap Rahma.

"Eh, Mas Hendri. Kenapa mas?" tanya Rahma memecah keheningan, Rio yang sudah muak segera pergi dari sana kembali masuk ke dalam untuk menonton.

"Hananya ada gak, tante?" tanya Hendri langsung.

"Yah, maaf Hendri. Hananya baru aja keluar," jelas Rahma membuat Hendri menghela napas berat."Kamu tunggu aja, paling bentar doang kok, soalnya dia cuma nemenin temannya buat beli kado," lanjut Rahma.

Hendri mengangguk lemah."Makasih tante, kalo gitu saya pergi dulu," ujar Hendri.

"Gak mau nunggu di sini aja?"

Hendri menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban, lalu beranjak pergi dari pekarangan rumah Hana.

Hendri memilih untuk menunggu Hana di halaman rumahnya, karena jarak rumah mereka yang dekat itu memungkinkan untuk kendaraan yang mengantar Hana kedengaran dari rumah Hendri.

Sudah hampir satu jam Hendri menunggu namun belum ada hilal Hana balik ke rumah, namun Hendri memilih untuk tetap menunggu gadisnya satu itu.

Sampai akhirnya sebuah motor terdengar berhenti, Hendri tersenyum cerah kemudian mendekatkan dirinya ke pagar, tetapi saat Hendri hendak membuka pagarnya dan menghampiri Hana, langkahnya kembali terhenti saat melihat yang ternyata seorang cowok yang bersama Hana.

Hendri membiarkan cowok itu untuk pergi terlebih dahulu, setelah melihat cowok itu benar-benar pergi Hendri memberanikan diri untuk menghampiri Hana langsung.

"Hana," panggil Hendri.

Hendri melihat pergerakan tangan Hana membuka pagar rumahnya terhenti, Hendri yakin Hana mendengarkannya.

"Hana, ada yang pengen gue omongin."

Hana berusaha untuk mengabaikan Hendri. Tangan Hana bergetar saat hendak membuka pagar, ia tak sanggup menahan degup jantungnya yang makin cepat saat berada di dekat Hendri.

"Hana, gue lagi ngomong. Tatap gue bentar," ujar Hendri sembari mengambil perlahan tangan Hana dan mengarahkan Hana untuk menatapnya penuh.

Hana menepis tangannya kuat, menatap mata Hendri tajam, Hana berusaha untuk menampakkan pada Hendri bahwa ia membenci pria itu.

"Gue mau minta maaf sama lo, gue tau dan gue sadar kalo gue salah," tutur Hendri perlahan."Gue tau ini telat, tapi gue berharap masih ada kesempatan kedua untuk gue."

Hendri menghela napas perlahan, lalu mengalihkan pandangannya mengambil kedua lengan Hana. Awalnya Hana memberontak menolak Hendri untuk memegang tangannya, namun Hendri makin mempererat genggamannya agar Hana tak bisa melepasnya.

Hendri memberikan tatapan lurus yang mampu meluluhkan benteng Hana. Hana masih terus menatap wajah Hendri datar, sementara Hendri memberikannya tatapan yang sangat tulus, tatapan yang selama ini tak pernah Hendri dapatkan.

"Hana, gue tau lo tulus sama gue dan gue juga ngerasain hal yang sama ke lo," ucap Hendri membuat Hana tak bisa lagi menahan dirinya dan membuat matanya mulai berlinang air mata.

"Gue jatuh cinta sama lo, gue mau kita bisa bersama. Apa lo juga mau ngabulin apa yang gue mau?" tanya Hendri.

Saat itu juga benteng Hana runtuh seruntuh-runtuhnya, benteng yang Hana bangun untuk mengubur rasanya pada Hendri, kini meletus kembali.

Hana tak bisa menahan tangisnya di depan Hendri, air matanya jatuh dengan deras ya di hadapan Hendri. Hendri seketika tersenyum lembut, Hendri sudah menebak bahwa tangis Hana adalah jawaban dari pernyataannya tadi.

Hendri menarik tubuh Hana perlahan ke dalam pelukannya, tak ada penolakan dari Hana, tapi tangis gadis itu masih terus saja jatuh membasahi wajahnya.

Hana lalu memukul-mukul cukup kuat ke dada bidang Hendri."Mas Hendri jahat, Mas Hendri egois!" decak Hana terus memukul dada bidangnya sementara Hendri hanya tersenyum, pukulan Hana sama sekali tak terasa di dadanya.

Perlahan Hana membalas pelukan Hendri, pelukan yang sudah sejak lama Hana nantikan. Kini Hana bisa merasakannya dengan orang yang benar-benar membuatnya jatuh cinta dengan dalam. Melihat itu Hendri makin mengeratkan pelukannya sambil mengelus pelan punggung gadis itu.

Di sela-sela pelukan hangat pertama mereka, Hendri tak ragu untuk mengambil kesempatan dengan mencium puncak kepala gadis, membuat Hana langsung memukul punggung Hendri yang membuat Hendri langsung terkekeh pelan dibuatnya.

~🖤~

Ehem ehem

Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!

Terima kasih❤️

Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝

Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac

Taking My Neighbors Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang