~🖤~
Hendri memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Hana. Hendri menurunkan kaca mobilnya kemudian menyembul melirik ke samping dan langsung tersenyum saat melihat Hana dan Rio yang baru saja keluar rumah.
Pagi-pagi begini Hendri sudah bersiap untuk melakukan tugasnya yaitu mengantar Hana ke sekolah, karena status Hendri sekarang adalah sebagai supir pribadinya Hana untuk menepati janjinya waktu itu.
Hana baru saja menyelesaikan ikatan tali sepatunya lalu tak sengaja menolehkan pandangannya ke luar pagar tepat saat itu matanya dan mata Hendri bertemu, Hendri tersenyum cerah pada Hana, namun wajah Hana tetap datar dan memilih membuang muka.
Hendri mengerutkan keningnya bingung."Hana, kenapa?"
Hendri memilih untuk diam sampai akhirnya Hana malah naik ke motor dibonceng Rio. Hendri makin yakin bahwa ada yang tidak beres di sini, ditambah saat motor mereka keluar dari rumah namun Hana sama sekali tak menolehkan pandangannya untuk menatap Hendri.
Hendri memutar matanya menangkap Rahma yang berada di pintu melambaikan tangannya pada Hendri. Hendri segera turun dari mobil dan menghampiri Rahma.
"Hana marah sama saya ya, tante?" tanya Hendri langsung.
"Kayaknya iya. Sikap dia udah dari kemarin begitu, semenjak pulang dari rumah kamu," jelas Rahma.
Hendri kembali mengerutkan keningnya makin bingung."Hana, kemarin ke rumah?"
Rahma memiringkan kepalanya ikut bingung."Kamu gak tau?" Hendri menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Hendri semakin paham sepertinya ada kesalahpahaman di sini, pasti juga orang yang di maksud Linda kemarin yang datang itu adalah Hana.
Hendri kembali mendongakan kepalanya."Memangnya Hana ke rumah mau ngapain, tante?"
"Tunggu bentar, ya?" ujar Rahma kemudian masuk ke dalam rumah meninggalkan Hendri di luar.
Hendri mengangguk sembari terus berpikir apa yang terjadi antara Hana dan Linda kemarin, sampai-sampai Hana jadi marah begitu padanya.
Tak butuh waktu lama Rahma keluar dengan membawa plastik berisi kotak makannya yang masih lengkap seperti yang Hana bawa kemarin. Rahma menyodorkan plastik itu pada Hendri, Hendri pun mengambilnya tanpa ragu.
"Ini brownies buatan Hana sendiri, tapi kamu bukanya pas lagi di rumah aja ya," pinta Rahma.
Hendri pun mengangguk."Ya udah, makasih banyak ya tante, saya balik dulu."
Hendri pun pamit dan segera beranjak meninggalkan pekarangan rumah Hana dan membawa mobilnya kembali ke rumah.
Hendri mendaratkan bokongnya di sofa ruang tengah sembari membuka pelan kotak makan yang diberikan Rahma padanya tadi. Hendri tersenyum saat melihat tampilan brownies coklat dengan cream putih sedikit di atasnya lalu dengan tambahan strawberry di bagian tengah.
Hendri langsung menyicipinya sedikit lalu tersenyum dengan mata berbinar, ternyata Hana punya bakat juga dalam membuatnya, rasanya benar-benar enak dan texturenya pun sangat lembut.
"Wah, ternyata Hana punya bakat terpendam, kenapa gak ikut master chef aja sih."
Hendri mengerutkan keningnya saat mendapatkan sebuah kertas tepat di bawah browniesnya, Hendri tanpa ragu mengambil kertas itu lalu membukanya perlahan. Ternyata itu adalah sebuah surat yang sepertinya tulisan tangan Hana sendiri. Hendri mulai membacanya dalam hati.
Aku senang banget kalau surat ini jatuh ke tangan Mas Hendri, tapi di saat yang bersamaan aku juga deg-degan. Banyak yang aku raguin kalau ini sampai di tangannya Mas Hendri dan mulai Mas Hendri baca.
Mas Hendri, pasti gak tau. Kan?
Selama aku dekat sama Mas Hendri, aku tuh kayak ngerasain sesuatu yang belum pernah aku rasain sebelumnya.
Aku senang tiap dekat sama Mas Hendri, aku mikirin Mas Hendri tiap malam, deg-degan tiap Mas Hendri senyum atau tiap Mas Hendri ngelakuin hal yang aku rasa kita itu dekat.
Mungkin aku belum bisa jadi seseorang yang sebelumnya pernah ada di hidup Mas Hendri dan bikin Mas Hendri ngerasain apa yang aku rasain saat ini, tapi aku berharap lambat laun aku bisa ngegantiin tempat orang itu di hati Mas Hendri.
Dengan ini aku bilang kalo bocil satu ini jatuh cinta sama Mas Hendri.
~ Hana Safira:)
Hendri terpaku diam, bingung harus mengekspresikannya bagaimana, ia sendiri tak sadar kalau selama ini gadis itu menaruh perasaan padanya.
Hendri senang Hana berada di dekatnya, namun bukan berarti harus menjadi pasangannya.
~*~
Sudah menginjak tiga hari lamanya Hana dan Hendri tak berhubungan seperti biasanya, mereka sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing. Mereka berdua bahkan melupakan tentang perjanjian menjadi supir pribadi itu.
Kemarin keduanya sempat bertemu di jalan, namun keduanya sama-sama membuang muka.
Hana masih menyimpan kecewa pada Hendri, sementara Hendri masih membutuhkan waktu sendiri dengan perasaannya. Jujur, semenjak Hana menjauh darinya Hendri merasa sepi, Hendri sulit tidur belakangan ini, ingin rasanya menghubungi Hana tapi gengsinya yang terlalu tinggi.
Dan tepat saat ini ia baru menyadari bahwa Hana bukan hanya ia anggap sebagai adik seperti yang ia katakan waktu lalu, Hana lebih dari itu.
"Maafin gue, Hana. Gue telat sadar tentang ini," ucapnya.
~🖤~
Lebih ke ungkapan isi hati ya suratnya wkkwkw
Btw, TMNH bakal update, InsyaAllah setiap hari jam 6 wib. Oghey!!
Terima kasih❤️
Jangan lupa vote dan comment bestieeee🐝
Follow ig-ku juga yaaa @anelelilac
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking My Neighbors Heart
RomanceHendri adalah lelaki berusia 21 tahun, merupakan anak dari seorang aktor terkenal bernama Taufan. Suatu hari ada masalah yang membuat Taufan dan Hendri bertengkar dan menyebabkan Hendri minggat dari rumah. Belum cukup sampai di sana, ternyata masala...