Kamu tau? Bahkan kalau Tuhan kasih separuh dari bahagiaku ke kamu. Aku ga keberatan sama sekali. Ini serius.
-Vierra Jovanka-
Happy Reading!Puncak acara perayaan ulang tahun Vera telah berlalu, sekarang tersisa acara hiburan, makan-makan, dan pemberian kado. Vera yang sangat cantik malam itu menghampiri Ari yang sedari tadi hanya diam.
"Ari." panggilan dari Vera berhasil mengagetkan Ari. Sedari tadi, pria itu hanya melamun. Raganya mungkin ada disini, tapi pikirannya melebur, memikirkan keadaan gadisnya. Apakah dia bahagia atau tidak hari ini? Apakah Vierra marah terhadap sikapnya? Pertanyaan bodoh, tentu saja gadis itu pasti marah. Tapi semesta, Ari bingung harus berbuat apa. Bertahan atau merelakan? Untuk saat ini kedua pilihan itu tidak ada yang menguntungkan.
Ari menatap perempuan cantik yang saat ini berdiri di hadapannya. Melihat Vera, kenapa dia jadi rindu Vierra? Mereka dua orang yang berbeda. Siapapun tolong sadarkan pria ini!
Vera tersenyum manis, lalu wanita itu berkata lagi "Kado buat aku mana?"
Ari ingat, dia belum memberikan kadonya pada Vierra. Dia bahkan tidak menyiapkan apapun untuk Vera. Bagaimana ini?
Pria itu merogoh saku jas nya, dan merabanya. Ada sesuatu di dalam kantung jas nya. Namun itu dia belikan untuk Vierra, sedangkan untuk Vera. Dia tidak menyiapkan apapun.
"Ari mana hadiahnya??" wajah Vera sudah cemberut, sepertinya perempuan itu kecewa.
"Kamu ga nyiapin kado buat aku?" katanya lagi, membuat Ari bingung harus berbuat apa.
"Arii jawab! Kok diem terus sih. Kamu bawa kado buat aku apa engga?"
"Kalo gua ga bawa, gimana?" tanya Ari.
"Kamu beneran ga bawa? Bohong ya?" Dengan lancangnya Vera merogoh saku jas yang Ari kenakan dan menemukan sebuah kotak kecil dari dalam sana.
"Ini kan hadiah buat akunya?" kata Vera yang membuat Ari kesal.
"Kembaliin!" kata laki-laki itu.
"Kok? Ini kan buat aku, ini kado aku kan?" tanya Vera, lagi.
"Bukan, balikin Ver!" sabar Ari, wanita di hadapanmu ini memang keras kepala.
"Gamau, kalo bukan ini, kado buat gue mana?" tanya Vera, membuat Ari menghembuskan nafasnya kasar.
"Kado lo ketinggalan, besok gua kasih, yang itu balikin!" titah Ari sambil menunjuk ke kotak kecil yang berada di tangan Vera.
"Terus ini buat siapa?" tanya Vera, was-was.
"Vierra." jawab Ari santai.
Emosi, Vera membuka kotak itu dan melihat isinya.
Terkejut.
Isi dari kotak itu adalah sebuah kalung berwarna putih, dengan beludru yang indah. Kesan elegan ditampilkan kalung itu, desainnya tidak ramai namun cantik sekali membuat siapa pun yang melihatnya pasti akan langsung tertarik. Sungguh, kalung itu sangat cantik.
"Wow." hanya itu yang bisa di ucapkan Vera ketika melihat kalungnya. Kagum? Tentu saja, kalung itu sangat indah. Benar-benar indah, dia tidak akan terima jika kalung ini menjadi milik Vierra.
Tersenyum licik Vera menatap Ari dan berteriak, membuat orang-orang disana menjadi terfokus kepada mereka.
"Huaa, thank you Ari hadiahnya, aku suka banget" teriak gadis itu sambil menatap mata Ari, dengan tidak tau dirinya.
"Ver udh gua bilang itu buk—"
"Guys, liat cantik kan? Gatau deh Ari nyarinya dimana. Tapi ini cantik banget. Makasihh. " Veta memotong ucapan Ari, dan tersenyum seolah-olah dirinya tidak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a Dream [END]
Fiksi RemajaSUDAH END, PROSES REVISI. --- Rasa bersalah, penyesalan dan kehilangan. Ketiga hal itu tidak pernah absen menghantui kehidupan seorang Vierra Jovanka "Pergi dari rumah ini, anak pembawa sial" Vierra takut sepi, Vierra takut gelap. Namun kenapa oran...