Kita Sahabat|| Chapter. 25

338 25 3
                                    

____________________
Lo mungkin lebih mencintai dia, tapi asal lo tau, gak ada yang lebih peduli dan perhatian sama lo lebih dari gue.
_____Steve Fernandez_____

Happy Reading ~♥~

Semilir angin sore itu tidak dapat membuat air mata Vierra kering. Mata indah itu terus menerus mengeluarkan cairan baning berupa air mata.

Rasa sakit itu ia simpan sendirian, sekarang Vierra benar-benar sendiri, tanpa keluarga.

Sesak. Itulah yang dirasakannya saat ini, namun kenapa ia diam saja? Kenapa dia tidak memberontak kepada Vera? Apa sesayang itu dia pada Vera hingga semua keinginan kembarannya itu mau ia turuti meski harus mengorbankan dirinya sendiri?

Bahu Vierra kembali bergoncang, membuat Steve yang sedang mengendarai motornya menghembuskan nafasnya lelah. Steve memarkirkan motornya di salah satu parkiran pada sebuah rumah makan.

"Kita mau ngapain." Vera menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum.

"Makan, lo belum makan kan?"

"Steve aja yang makan, tadi Vie udah makan kok."

"Kapan lo makan? Ayo masuk." setelahnya Steve menarik Vierra untuk masuk ke dalam rumah makan tersebut lalu memesan beberapa menu makanan dan minuman.

"Steve, kan gue udah bilang kalau gue udah makan. Terus yang tadi lo pesan untuk siapa dong?"

"Sejak kapan lo makan?"

"Tadi gue mak-"

"Pulang sekolah lo sama Ari, sampai rumah belum masuk juga udah di suruh pergi. Terus kapan lo makan?"

Vierra termenung. Dari mana Steve tau semuanya? Apa dari tadi Steve membuntutinya?

"Kok lo bisa tau?"

"Gue tau semua tentang lo."

"Bisa aja lo."

Steve hanya terkekeh, laki-laki itu terus mencoba menghibur Vierra.

"Steve." nada bicara Vierra berubah menjadi serius, begitupun dengan raut wajahnya.

"Iya?" jawab Steve dengan serius juga.

"Lo ngejauh dari gue aja, sekarang."

"Maksud lo Vie?"

"Gue itu pembunuh."

Steve merasakan aura yang tidak enak.

"Maksud lo?"

"Gue pembunuh. Iya, gue pembunuh, sesuai sama yang Vera bilang kalau, gue pembunuh."

"Vie, maksud lo ngomong kayak gitu apa?"

"Papah. Papah meninggal karena gue."

"Vie, lo salah. Bukan karena lo."

"LO NGOMONG GITU KARENA LO GAK TAU CERITANYA STEVE!" amuk Vierra

"Vie, lo bisa cerita ke gue semuanya. Gue siap dengerin." Steve masih tenang walau hatinya tidak tega melihat Vierra seperti ini.

"Gue pembunuh."

"Vie, jangan mikir begitu. Coba lo cerita ke gue, biar hati lo lebih tenang."

"Steve, gue orang yang pantas untuk dijauhi. Lo pergi aja dari sini, gue gak mau hidup lo ikutan sial karena ada gue."

"Vie, dengerin gue. Mau gimana pun lo, gue akan selalu ada untuk lo, susah atau senang gue janji akan selalu ada di samping lo. Gue gak akan pergi, percaya sama gue."

Love is a Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang