Ditolak sebelum berjuang || Chapter. 18

337 27 22
                                    

____________________
Kasih aku cara, agar bisa
membuatmu luluh kepadaku. Kasih
aku cara, untuk mendapatkan hatimu.
___Steve Fernandez___

Happy Reading~♥~

Upacara hari senin, di Orlando High School sudah selesai dari 5 menit yang lalu. Namun para murid belum di beri izin untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Jadilah para murid ada yang duduk selonjoran di lapangan, tidam peduli roknya atau celananya akan kotor nantinya, ada yang diam-diam pergi ke kantin, ada yang cari tempat untuk berteduh, bahkan ada yang masih tetap berdiri menghadap ke tiang bendera memperhatikan para guru yang tengah berbincang.

"Ini kita belum boleh ke kelas mau ada apa sih?" tanya Jasmine.

"Razia kali, tuh Can rambut lu warna merah maroon, kalau ketahuan bisa dipotong pendek tuh rambut," jawab Melink menakut-nakuti.

"Ihh, seriusan razia?? Eh temenin gue cabut ayo, gue gak mau rambut gue yang cantik jelita ini kena potong," panik Cantika.

"Lo sih dibilang cat rambutnya ntar aja pas udah libur panjang, kena kan lo getahnya."

"Kan gue pengin ikutin tren," sahut Cantika dengan wajah panik. Sementara Vierra menatap sahabatnya dengan heran.

Keempat sahabat itu kembali memperhatikan ke arah guru, sambil duduk selonjoran di lapangan.

"Baik, selamat pagi semuanya," sapa Pak Frengky di depan sana.

"Pagi pak," balas hampir seluruh murid.

"Saya di sini, ingin menyampaikan berita bahagia dari Bali kemarin."

Tampak semua murid mulai riuh, ada yang bertanya ke orang di sampingnya, ada yang punya pendapatnya sendiri, ada yang penasaran apa berita bahagia itu.

"Dimohon tenang dulu semuanya," ucap Pak Frengky saat suasana mulai riuh.

"Jadi berita bahagianya adalah, sekolah kita mendapatkan peringkat pertama dalam lomba cerdas cermat tingkat provinsi di Bali kemarin. Saya selaku kepala sekolah, ingin menyampaikan terimakasih banyak untuk peserta lomba yang bersusah payah untuk membawa nama baik sekolah kita hingga ke tingkat provinsi. Dan terimakasih juga untuk seluruh dukungan serta doa dari kalian semua. Untuk peserta lomba kemarin, nanti pulang sekolah segera temui saya ke ruangan saya, saya akan memberikan apresiasi berupa sertifikat serta uang tunainya. Selamat pagi dan terimakasih."

"Gila Vie, lo kemarin menang?" tanya Jasmine, Vierra hanya mengangguk.

"Traktirannya boleh kali Vie," kode dari Melink mampu membuat Vierra dan yang lainnya tertawa.

"Oh iya, oleh-oleh buat kita mana?" tagih Cantika. "Tenang aja semuanya ada kok di tas gue, ya udah ayo balik ke kelas."

Mereka berempat kembali ke kelas, belum juga sampai kelas Vierra sudah memisahkan diri dengan alasan ingin ke toilet terlebih dahulu.

Di toilet Vierra segera membuang air kecil, namun tanpa sengaja telinganya mendengar suara beberapa orang yang sedang bergosip.

"Eh tau nggak, masa kemarin gue ngelihat Ari keluar dari rumah sakit jiwa."

"Hah, serius lo? Ari kelas IPA 2" tanya teman dari orang yang bergosip tersebut.

Love is a Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang