__________________
"Kamu bilang aku tak peduli?
Nyatanya kamu yang tidak pernah memberikanku peluang untuk peduli denganmu.____Vierra Jovanka___
Happy Reading~♥~
Vera mamandangi oleh-oleh yang Ari berikan padanya, bibir tipisnya tak pernah berhenti tersenyum, ia bahagia karena oleh-oleh yang diberikan Ari padanya sangat bagus.
"Ari, makasih ya oleh-olehnya gue suka."
"Hmm."
"Kok lo bisa tau sih kalu gue lagi pengin banget punya ini?" tanya Vera sementara yang ditanya hanya mengedikkan bahunya tidak peduli.
"Lo pasti tau isi hati gue kan?"
"Hmm." jawab pria dingin itu tak peduli, namun jawaban itu malah disalah artikan oleh Vera. Perempuan itu malah benar-benar mengira Ari menyukainya bahkan sampai peduli padanya.
"Ari, gue laper." pernyataan Vera membuat Ari menelan salivanya kesal.
"Terus?" tanya Ari pura-pura tidak tau, padahal ia sudah menduga bahwa Vera akan memaksanya ke kantin.
"Temenin gue makan di kantin yuk," pinta Vera "Ayuuk Arii," ucap Vera lagi sambil menarik tangan Ari, sementara Ari hanya mengalah dan berjalan mengikuti Vera.
Jam istirahat memang sudah tiba sedari tadi, maka dari itu Vera memilih menghabiskan waktu istirahatnya dengan makan bersama Ari.
Dalam perjalanan banyak murid yang menatap aneh ke arah dua sejoli yang sedang bergandengan tangan, lebih tepatnya Vera yang menggelayut manja di tangan Ari sedangkan sang pemilik tangan hanya bisa pasrah, percuma saja jika ia menyuruh Vera menjauhinya tentu saja Vera akan menolak.
"Gilaa, mereka berdua cocok yaa, Ari sama Vierra sama-sama pinter cocok banget sumpaahh," ucap seorang siswi kepada temannya.
"Eh, itu bukan Vierra tau!"
"Itu Vierra juga, liat noh, ih tapi kok Vierra manja gitu ke Ari? Gak kayak biasanya."
"Udah dibilang itu bukan Vierra, tapi kembarannya namanya Vera, dari kabar yang gue dengar nih ya, katanya mereka itu kembar seiras tapi jauh-jauhan tepatnya Vera yang ngejauhin Vierra, gue gak tau jelas sih mereka kenapa tapi yang gue denger nih ya, katanya Vierra yang ngehancurin keluarganya dulu, katanya Vierra pembunuh, makanya Vera sama Mamanya benci banget sama Vierra," jelas seorang siswi lain, sang penggosip di sekolah itu.
"Pembunuh? Masa sih, cewe secantik itu pembunuh? Lo yakin berita itu bener? Hoax kali Ra," tanya siswi bernama Bunga kepada Rara, temannya bergosip.
"Enggak tau sih Bung, tapi kan katanya begitu," jawab Rara.
"Serem ih kalau emang dia beneran pembunuh."
¤¤¤
Di kantin Vera tidak berhenti mengulum senyumnya, rasanya ia senang sekali bisa makan siang berdua dengan pria beku yang sedang mengantri memesan makanan di stand penjual mie ayam dan sedang memesan untuk dirinya dan Vera.
"Gak tau kenapa, gue cinta sama lo Ri." Vera terus menatap Ari dengan tatapan kagum. "Manis? Iya, putih? Iya, keren? Iya, pinter? Iya, Ganteng? Iya Banget malah. Siapa yang gak cinta coba?" puji Vera, lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is a Dream [END]
Novela JuvenilSUDAH END, PROSES REVISI. --- Rasa bersalah, penyesalan dan kehilangan. Ketiga hal itu tidak pernah absen menghantui kehidupan seorang Vierra Jovanka "Pergi dari rumah ini, anak pembawa sial" Vierra takut sepi, Vierra takut gelap. Namun kenapa oran...